Sukses

Kisah Pasutri WNI di Jepang, Anaknya Masuk Sekolah TK yang Cuma Punya 2 Murid

Kisah pasangan suami istri WNI yang berada di Jepang, anaknya sekolah di TK yang hanya mempunyai dua murid saja. Meski begitu, upacara penyambutan tetap dilaksanakan.

Liputan6.com, Jakarta Depopulasi atau penurunan populasi di Jepang semakin menampakkan konsekuensinya. Rendahnya fertilitas pun menjadi penyebab depopulasi tersebut. Seperti kisah pasangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Negeri Sakura berikut ini. Mereka menceritakannya dalam sebuah video singkat di TikTok.

Kisah WNI tersebut diceritakan melalui akun TikTok @omen_said baru baru ini. Dalam video yang berdurasi 47 detik itu memperlihatkan pasangan suami istri WNI yang menyekolahkan anaknya di salah satu TK di Jepang. Mirisnya, TK tersebut rupanya hanya memiliki dua murid baru di tahun 2023 ini.

"Salah satu TK di Jepang 2023 ini hanya ada 2 murid," tulis pemilik akun dalam video viral tersebut, dikutip Liputan6.com dari laman TikTok @omen_said pada Senin (1/5/2023).

Akibat dari resesi seks di Jepang, sejumlah sekolah di pusat kota maupun pedesaan pun hanya diisi sedikit murid hingga banyak yang tutup karena tak ada lagi siswa. Karena itu juga, pasangan WNI tersebut menyekolahkan anaknya di TK yang jauh dari tempat tinggal mereka karena TK dekat rumah sudah tutup.

2 dari 3 halaman

Upacara penyambutan murid baru tetap dilaksanakan

Video viral yang memperlihatkan kondisi salah satu TK di pedesaan Jepang ini mendapat sorotan warganet. Pasalnya, di tahun ajaran 2023 ini, hanya ada dua murid baru saja. Dalam video, memperlihatkan situasi sekolah anak pasutri WNI bernama Dinand, dengan seorang murid asal Jepang.

Dua bocah laki-laki itu duduk bersebelahan di upacara penyambutan murid TK. Meski hanya memiliki dua murid baru, namun pihak sekolah tetap melaksanakan acara penyambutan. Di belakangnya, diikuti oleh kedua orangtua murid yang juga duduk di kursi. Sementara, para pengajar tampak berdiri di belakang orangtua murid.

Mereka berfoto dengan penuh senyum. Setelah itu, diperlihatkan juga situasi belajar mengajar di hari pertama sekolah. Tampak dua guru yang tetap profesional mengajar dua murid tersebut. Fasilitas yang disediakan pun sangat lengkap untuk menunjang proses belajar.

"Dengan tenaga pengajar yang berkualitas dan sekolah yang bagus ini rasanya sangat disayangkan," tulis pemilik akun.

Dikarenakan hanya ada dua murid, ruang kelas pun jadi tampak begitu luas dan sangat sepi. Dalam kolom caption, pemilik akun juga menambahkan beberapa faktor utama yang menyebabkan depopulasi adalah tingginya biaya hidup, kesibukan yang sangat tinggi dalam bekerja, sehingga banyak pasangan tidak ingin menikah ataupun punya anak karena tidak ada waktu untuk mengurus anak.

3 dari 3 halaman

Komentar warganet

Pemilik akun pun menambahkan bahwa pandangan 'banyak anak, banyak rejeki-nya orang Indonesia' sangat tidak berlaku bagi masyarakat Jepang. Sontak, unggahan tersebut menuai beragam komentar dari warganet dan kini telah ditonton hingga lebih dari 2,1 juta kali.

"Juara 1 dari 2 murid ternyata bukan hanya jokes ya," tulis akun @noy.19.

"Itupun ada murid karena ada pekerja dari Indonesia yang menikah," tulis akun @ummi.

"Ikutan sedih," tulis akun @ifanti77.

"Ini kali ya makanya sekarang pekerja asing boleh menetap dan bawa keluarga karena populasi," tulis akun @juyagan_10