Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran agama Islam, setiap amal kebaikan dan ibadah harus dilakukan dengan perasaan ikhlas. Lalu apa yang dimaksud dengan ikhlas. tentu sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan ikhlas, agar setiap amal dan ibadah yang kita lakukan bisa diterima oleh Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Secara sederhana, ikhlas adalah sesuatu yang sering diartikan sebagai niat yang tulus dan murni, sehingga dalam melakukan sesuatu, seseorang tidak mengharapkan apa pun.
Di samping itu, ikhlas juga sering dipahami sebagai niat melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ikhlas adalah bersih hati dan tulus hati.
Lalu bagaimana Islam memandang tentang sikap ikhlas ini? Apakah yang dimaksud dengan ikhlas adalah benar-benar tidak mengharapkan apa pun? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (1/5/2023).
Apa yang Dimaksud dengan Ikhlas?
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan ikhlas, penting bagi kita memahami berdasarkan asal katanya. Secara etimologi, ikhlas berasal dari kata dalam bahasa Arab, خَلُصَ "khalus," yang artinya sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Adapun secara terminologi atau istilah, ikhlas adalah “memurnikan” atau “mengkhususkan” hanya untuk Allah SWT.
Para ulama menjelaskan bahwa ikhlas adalah membersihkan amalan dari penilaian manusia sehingga jika seseorang sedang melakukan suatuamalan teretentu, maka ia akan membersihkan diri dari perhatian manusia.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya”.
Sementara itu, Al-Junaid al-Baghdadi, tokoh tasawuf, sekaligus fiqih dari Baghdad, mengatakan, “Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang hanya diketahui oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, namun tidak diketahui oleh setan sehingga dia merusaknya, dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia mencondongkannya.”
Lalu apakah kita tidak diperbolehkan menunjukkan amal baik yang kita lakukan? Boleh atau tidaknya kita menunjukkan amal baik pada orang lain tentu bergantung pada niatnya. Kalau niatnya ingin dipuji tentu itu menjadi riya’, namun bila niatnya adalah syiar supaya orang lain mengikutinya maka itu bukanlah riya’.
Dari penjelasan singkat tersebut, dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud ikhlas bukan melakukan sesuatu tanpa mengharapkan apa pun. Dalam ajaran Islam, apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah niat murni dan tulus tanpa mengharapkan apa pun, baik itu pujian atau imbalan, kecuali ridha Allah SWT.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan ikhlas adalah suatu perbuatan yang diharapkan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT semata.
Advertisement
Ciri-Ciri Ikhlas
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah pekerjaan hati yang murni, tanpa mengharap apa pun, kecuali mengharapkan ridha Allah SWT. Karena apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah pekerjaan hati, ikhlas tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Dengan kata lain, kita tidak bisa menghakimi atau menilai keihlasan orang lain. Ikhlas adalah sesuatu yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah SWT. Kita bisa mengetahui apakah diri kita telah melakukan suatu perbuatan baik secara ikhlas atau tidak, dengan melihat ciri-cirinya.
Adapun ciri-ciri untuk mengetahui apakah kita telah melakukan suatu perbuatan baik dengan ikhlas atau tidak, antara lain sebagai berikut:
1. Istiqomah
Salah satu ciri dari sikap ikhlas adalah istiqomah atau konsisten. Artinya seseorang akan tetap melakukan perbuatan baik apa pun kondisinya. Dia akan terus melakukan perbuatan baik, meski tidak mendapatkan pujian maupun apresiasi dari orang lain.
2. Tidak Terpengaruh oleh Tanggapan Orang Lain
Ciri berikutnya dari sikap ikhlas adalah tidak terpengaruh oleh tanggapan orang lain. Sebagai contoh, ketika kita melakukan perbuatan baik dan mendapatkan pujian, hal itu tidak membuat kita senang. Sebaliknya, jika mendapat caci maki pun, kita tidak akan merasa sedih dan kecewa atau menurunkan intensitas kita dalam melakukan perbuatan baik.
3. Hanya Mengharapkan Ridha Allah SWT
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan apa pun kecuali ridha Allah SWT. Meski perbuatan yang baik itu tidak mendapatkan pujian, imbalan, atau bentuk apresiasi lain, dia akan tetap terus melakukan kebaikan apa pun yang terjadi. Ini karena orang yang ikhlas hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT. Orang yang ikhlas tidak akan merasa sedih atau kecewa jika ada seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak diharapkannya.
4. Tidak Pernah Mengungkit Kebaikannya
Orang yang ikhlas tidak akan mengungkit perbuatan baik yang pernah mereka lakukan. Dia cenderung akan melupakan semua kebaikan yang pernah dia lakukan. Bahkan dia juga lupa bahwa hal baik yang dilakukannya akan memperoleh pahala di akhirat.
Tingkatan Ikhlas
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah pekerjaan hati yang murni, tanpa mengharap apa pun, kecuali mengharapkan ridha Allah SWT. Ikhlas pun memiliki tingkatannya masing-masing. Adapun tingkatan ikhlas dapat dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:
1. Ikhlas Awam
Ikhlas Awam adalah tingkatan ikhlas di mana seseorang masih mengharapkan sesuatu kepada Allah SWT. Sebagai contoh, seseorang menjalankan ibadah kepada Allah SWT dengan landasan perasaan takut akan siksa Allah SWT dan mengharapkan pahala atas ibadah yang dilakukan.
Contoh lain adalah ketika seseorang yang rajin melaksanakan salat dhuha dengan harapan agar Allah SWT mau melimpahkan rezeki berupa harta benda yang melimpah. Contoh tersebut masih tergolong sebagai amal yang dilakukan dengan ikhlas, karena dia hanya mengharapkan limpahan rezeki hanya kepada Allah SWT.
itu adalah tingkatan ikhlas yang paling rendah, namun tetap tergolong sebagai perbuatan ikhlas.
2. Ikhlas Khawas
Ikhlas Khawas adalah tingkatan ikhlas yang lebih tinggi dari ikhlas awam. Ikhlas Khawas adalah tingkatan ikhlas di mana seseorang melakukan ibadan dan amal baik dengan harapan agar menjadi manusia yang lebih dekat dengan Allah SWT dan dengan kedekatannya tersebut nantinya manusia akan mendapatkan suatu balasan baik dari Allah SWT.
Sebagai contoh, etika seseorang rajin ibadah agar kelak di hari kiamat termasuk golongan yang terselamatkan dan terlindungi dari bencana. Atau bisa juga, seseorang rajin ibadah karena akan terhindar dari api neraka.
3. Ikhlas Khawas Al-Khawas
Ikhlas Khawas Al-Khawas adalah tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Sebab pada tingkatan ini, seseorang hanya mengharapkan ridha Allah SWT. bahkan seseorang yang sudah mencapai tingkatan ini tidak akan peduli jika ada yang memujinya atau tidak. Satu-satunya yang dia pedulikan hanya Allah SWT.
Orang yang sudah mencapai tingkatan ini akan melakukan ibadah dengan landasan cintanya pada Allah SWT, tanpa mepedulikan apakah dia akan mendapatkan balasan surga atau tidak. Bahkan, dia akan tetap ridha dengan segala ketetapan Allah SWT atas dirinya.
Advertisement
Perintah Allah SWT untuk Ikhlas
Apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah ikhlas adalah pekerjaan hati yang murni, tanpa mengharap apa pun, kecuali mengharapkan ridha Allah SWT.
Ikhlas adalah sesuatu hal yang sangat penting dan merupakan perintah Allah SWT. Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk selalu berusaha ikhlas sebagaimana yang sudah disuratkan dalam Al Quran Surat Saba ayat 46:
۞ قُلْ اِنَّمَآ اَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍۚ اَنْ تَقُوْمُوْا لِلّٰهِ مَثْنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوْاۗ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ – ٤٦
Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” (QS 34:46)
Di ayat yang lain, Surat Al-Hajj ayat 31, Allah SWT berfirman:
حُنَفَاۤءَ لِلّٰهِ غَيْرَ مُشْرِكِيْنَ بِهٖۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاۤءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ اَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ مَكَانٍ سَحِيْقٍ – ٣١
(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS 22:31)
Manfaat Memiliki Sikap Ikhlas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, apa yang dimaksud dengan ikhlas adalah pekerjaan hati, di mana seseorang melakukan sesuatu tanpa mengharapkan apa pun, kecuali balasan dari Allah SWT semata.
Memiliki sikap ikhlas tentu akan menghadirkan sejumlah manfaat yang bisa kita rasakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat sikap ikhlas antara lain adalah sebagai berikut:
- Sebagai salah satu sumber rezeki pahala yang besar.
- Ikhlas dapat menyelamatkan dari adzab yang besar pada hari pembalasan.
- Allah SWT akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
- Jalan selamat di akhirat hanya dapat diraih dengan ikhlas.
- Amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT.Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram.
- Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
- Ketenangan hidup, karena sikap ikhlas akan membuat kita tidak terpengaruh dengan caci maki atau pujian orang lain.
Advertisement