Sukses

7 Amalan Sunah di Bulan Syawal yang Penuh dengan Keistimewaan

Amalan sunah di bulan Syawal tidak hanya puasa 6 hari saja.

Liputan6.com, Jakarta Amalan sunah di bulan Syawal sangat penting dipahami dan dilaksanakan oleh setiap muslim. Syawal merupakan salah satu bulan terbaik setelah bulan Ramadhan untuk umat Islam. Keistimewaanya terdapat pada amalan-amalan sunah yang bisa kamu lakukan.

Amalan sunah di bulan Syawal tidak hanya puasa 6 hari saja. Seperti yang telah diketahui, puasa 6 hari di bulan Syawal memiliki keistimewaan yang sangat besar bagi umat Islam. Namun, ada berbagai macam ibadah sunah lainnya yang juga bisa dilakukan muslim di bulan Syawal.

Amalan sunah di bulan Syawal bertujuan agar ibadah di bulan Ramadan tidak hanya berakhir di bulan puasa saja, namun terus berkelanjutan dan ditingkatkan pada Bulan Syawal. Amalan sunah di bulan Syawal merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan bagi setiap muslim.  

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (3/5/2023) tentang amalan sunah di bulan Syawal.

2 dari 8 halaman

1. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Amalan sunah di bulan Syawal yang pertama yaitu puasa Syawal atau puasa 6 hari di bulan Syawal. Ibadah satu ini biasanya dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal, karena di hari pertama, yaitu saat Hari Raya Idul Fitri diharamkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, puasa 6 hari di Bulan Syawal ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan Ramadhan.

Keistimewaan puasa Syawal terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Muslim. Hadis ini berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW.

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di Bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim)

Dengan keistimewaan puasa Syawal, tentunya akan sangat merugi bila seorang muslim tidak memanfaatkannya. Dengan hanya mencukupkan puasa Ramadhan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, membuat kamu mendapatkan pahala seakan berpuasa setahun penuh. Maka dari itu, puasa 6 hari di Bulan Syawal merupakan keistimewaan Bulan Syawal yang paling besar pahalanya bagi umat islam, walaupun merupakan ibadah sunah.

3 dari 8 halaman

2. Menikah di Bulan Syawal

Amalan sunah di bulan Syawal selanjutnya adalah melaksanakan pernikahan. Tentunya kamu tidak asing lagi dengan keistimewaan bulan Syawal satu ini, pasalnya sering sekali setelah Hari Raya Idul Fitri banyak umat islam yang melaksanakan pernikahan. Menikah pada tanggal berapapun dan pada hari apapun di bulan Syawal merupakan suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya.  

Seperti yang dikisahkan dalam hadis muslim dari istri rasul Aisyah RA:

“Rasulullah SAW menikahiku saat Bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di Bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (HR. Muslim, An Nasa’i).

Jadi menikah di Bulan Syawal merupakan salah satu sunah rasul, di mana Nabi Muhammad SAW menikah pada Bulan Syawal.

4 dari 8 halaman

3. Silaturahmi

Melakukan silaturahmi ke tempat keluarga dan teman-teman juga menjadi salah satu amalan sunah di bulan Syawal. Di Indonesia, amalan silaturahmi ini biasanya dilakukan dengan tradisi mudik ke kampung halaman dan saling bermaaf-maafan dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.

Jadi, bulan Syawal juga mendapatkan keistimewaannya karena menjadi bulan di mana kebanyakan umat muslim bersilaturahmi. Bulan Syawal merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT dengan silaturahmi dan bermaaf-maafan.

Rasulullah SAW bersabda, menyambung silaturahmi kepada sesama manusia secara langsung akan mendatangkan rezeki yang lapang dan umur panjang. Hal itu sebagaimana dalam sebuah hadist shahih yang berbunyi,

"Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim." (HR. Bukhari).

5 dari 8 halaman

4. I’tikaf di Bulan Syawal

Melakukan i’tikaf atau berdiam diri di dalam masjid merupakan salah satu amalan sunah di Bulan Syawal. I’tikaf adalah cara seorang hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir, melaksanakan salat 5 waktu dan salat sunah, serta membaca Al-Quran. Biasanya I’tikaf dilaksanakan seminggu terakhir di bulan Ramadhan. Pelaksanaan I’tikaf biasanya dilakukan saat malam hari saja, namun ada juga yang benar-benar melaksanakannya seharian penuh tanpa kelaur dari masjid, kecuali untuk makan.

Kenyataannya, iktikaf tetap dapat dilakukan pada bulan Syawal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta meningkatkan iman. Iktikaf pada bulan Syawal tersebut dapat dilakukan jika seorang muslim tidak dapat melaksanakannya selama bulan suci Ramadan.

6 dari 8 halaman

5. Salat Malam dan Ibadah Sunnah Lainnya

Tentunya di Bulan Ramadhan kamu sudah terbiasa melaksanakan berbagai ibadah sunah. Hal ini harus tetap dijaga di bulan-bulan berikutnya. Justru dengan adanya Bulan Ramadhan, kamu dapat terbiasa melaksanakan berbagai ibadah sunah yang biasanya jarang kamu lakukan.

Amalan sunah di Bulan Syawal ini adalah menjaga salat malam dan ibadah sunnah lainnya. Hal ini karena sesungguhnya, mengamalkan salat malam sesudah salat wajib membawa kebaikan bagi diri kamu sendiri. Untuk itu ada baiknya jika seluruh amalan sunnah yang biasa dilakukan selama Bulan Ramadhan, jangan sampai terputus saat Bulan Syawal. Bulan Syawal hadir sebagai penyempurna dan penambal amalan-amalan yang tidak dapat dilaksanakan saat Bulan Ramadhan.

7 dari 8 halaman

6. Umrah

Bulan Syawal adalah waktu untuk merayakan dan mengabdikan diri untuk melayani Allah SWT. Banyak Muslim cenderung memilih umrah di bulan Syawal. Hal ini karena Syawal adalah bulan suci, melakukan umrah di bulan Syawal mutlak sesuai dengan syariat Islam. Jadi, amalan sunah di bulan Syawal ini juga bisa menjadi pilihan bagi kamu yang mampu.

8 dari 8 halaman

7. Bersedekah

Amalan sunah di bulan Syawal berikutnya yaitu bersedakah. Kamu bisa bersedekan kepada tetangga yang fakir atau saudara yang jarang bertemu atau jauh. Bersedakah juga bertujuan untuk mendapatkan keberkahan dari rezeki yang Allah SWT berikan.

Asma’ binti Abi Bakr berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku: “Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”