Liputan6.com, Jakarta Stimulus adalah rangsangan yang diterima oleh organisme, dan menimbulkan respons atau reaksi yang khas. Dalam Biologi, rangsangan atau stimulus bisa berupa apa saja, seperti cahaya, suara, bau, rasa, sentuhan, suhu, atau sinyal kimia. Stimulus yang diterima oleh organisme kemudian akan diterjemahkan oleh sistem saraf atau sistem lainnya, menjadi suatu respons atau reaksi yang dapat menghasilkan perubahan fisiologis atau perilaku pada organisme.
Baca Juga
Advertisement
Contoh dari stimulus biologis dapat ditemukan dalam berbagai situasi sehari-hari. Misalnya, saat kita menyentuh benda panas, suhu panas akan menjadi stimulus yang diterima oleh kulit kita. Stimulus adalah rangsangan yang kemudian mengirim sinyal ke otak kita, sehingga menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman, dan bereaksi dengan menghindari atau melepaskan benda tersebut.
Stimulus adalah sinyal yang juga sangat penting dalam bidang ilmu fisiologi, misalnya dalam penelitian tentang penglihatan. Cahaya yang masuk ke mata manusia, adalah stimulus yang diterima oleh sel-sel fotoreseptor di retina mata. Sel-sel ini kemudian akan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf optik, dan diinterpretasikan sebagai gambar yang kita lihat.
Berikut ini fungsi stimulus yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (4/5/2023).Â
Fungsi
Stimulus memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan dan bidang ilmu. Dengan pemahaman yang tepat tentang stimulus dan cara mengelolanya, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam kehidupan kita dan meningkatkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Berikut adalah fungsinya:
Memicu respons atau reaksi
Stimulus adalah rangsangan yang sangat penting dalam memicu respons atau reaksi pada organisme. Respons atau reaksi ini dapat terjadi baik pada tingkat perilaku maupun fisiologis. Misalnya, ketika kita mengecap rasa pahit dari makanan atau minuman, ini akan menjadi stimulus yang diterima oleh lidah kita. Selanjutnya, lidah kita akan merespons dengan mengirimkan sinyal ke otak untuk memberikan rasa yang tidak menyenangkan. Kemudian, kita mungkin akan merespons dengan muntah atau mengeluarkan makanan tersebut.
Memengaruhi perilaku
Stimulus juga dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan seseorang. Contohnya, iklan televisi dapat memberikan stimulus kepada penonton yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Penempatan produk yang baik dan menarik juga dapat memberikan stimulus yang positif bagi konsumen dan meningkatkan minat mereka untuk membeli produk tersebut.
Meningkatkan kesadaran
Stimulus yang tidak biasa atau tidak terduga, dapat meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kewaspadaan kita. Contohnya, suara alarm kebakaran atau lampu sinyal merah pada kendaraan dapat memberikan stimulus yang kuat dan memperbaiki kewaspadaan kita terhadap bahaya. Stimulus juga dapat digunakan dalam situasi darurat untuk memperingatkan orang-orang tentang situasi yang memerlukan perhatian dan tindakan segera.
Menghasilkan perubahan fisiologis
Stimulus juga dapat mempengaruhi sistem fisiologis tubuh, dan menghasilkan perubahan dalam fungsi tubuh. Contohnya, sinar matahari dapat memberikan stimulus kepada sel-sel kulit kita untuk memproduksi vitamin D. Stimulus juga dapat mempengaruhi sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem lainnya, sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam fungsi tubuh.
Merangsang pertumbuhan ekonomi
Stimulus juga memiliki peran penting dalam ekonomi. Stimulus ekonomi seperti paket stimulus fiskal, dapat memberikan rangsangan bagi sektor ekonomi tertentu, untuk tumbuh lebih cepat. Ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Advertisement
Jenis
Stimulus adalah setiap perubahan yang dapat diterima oleh organisme dan memicu respon tertentu. Jenis-jenis stimulus yang dapat diterima oleh organisme sangatlah beragam, dari yang bersifat fisik, kimia, biologis, sosial, psikologis, hingga elektrik.
Stimulus Fisik
Stimulus fisik merupakan jenis stimulus yang bersifat mekanik, termal, elektromagnetik, atau lainnya yang diterima oleh organisme melalui indera atau sensor. Contohnya meliputi suara, cahaya, getaran, sentuhan, atau perubahan suhu. Stimulus fisik ini dapat memicu respon pada organisme yang melibatkan sistem saraf, endokrin, atau muskuloskeletal.Misalnya, saat kita mendengar suara, gelombang suara tersebut diterima oleh telinga dan diubah menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak. Otak kemudian memproses informasi tersebut dan memicu respon seperti berbicara, bergerak, atau merasa tertarik dengan suara tersebut.
Stimulus Kimiawi
Stimulus kimia adalah jenis stimulus yang memicu respons pada organisme, melalui interaksi dengan molekul atau senyawa kimia. Contohnya termasuk hormon, neurotransmiter, racun, atau bahan kimia lainnya. Stimulus kimia dapat diterima melalui indera atau sensor khusus yang sensitif terhadap senyawa kimia tertentu. Misalnya, saat kita mencium aroma kopi yang sedang diseduh, senyawa kimia dalam kopi tersebut dihirup oleh hidung dan merangsang reseptor di dalamnya. Informasi ini kemudian diteruskan ke otak yang menghasilkan respon seperti merasa lapar atau terjaga.
Stimulus Biologis
Stimulus biologis dapat berupa organisme lain, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Contohnya termasuk predator, mangsa, atau tumbuhan tertentu yang dapat memicu respons tertentu pada organisme lain. Stimulus biologis ini dapat mempengaruhi perilaku, respon fisiologis, atau interaksi antara organisme.Misalnya, saat seekor kucing melihat tikus, stimulus visual tersebut dapat memicu respons insting pada kucing untuk mengejar atau menangkap tikus tersebut.
Stimulus Sosial
Stimulus sosial adalah jenis stimulus yang berasal dari interaksi dengan individu lain dalam kelompok sosial atau lingkungan sosial tertentu. Contohnya termasuk sikap, bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau komunikasi verbal antara individu dalam kelompok sosial tertentu. Stimulus sosial dapat mempengaruhi perilaku, emosi, atau interaksi sosial antara individu.Misalnya, saat seseorang berada dalam kelompok teman yang ceria dan ramah, stimulus sosial ini dapat memicu respons positif pada individu tersebut, seperti merasa senang atau bersemangat.
Stimulus Psikologis
Stimulus psikologis dapat berupa situasi atau pengalaman emosional yang dapat memicu respons tertentu pada organisme. Contohnya termasuk rasa takut, kecemasan, stres, kegembiraan, atau perasaan lain yang terkait dengan kondisi emosional tertentu. Stimulus psikologis ini dapat mempengaruhi respon fisiologis, perilaku, atau kognitif pada individu.
Misalnya, saat seseorang merasa takut atau cemas, stimulus psikologis tersebut dapat memicu respon fisiologis seperti peningkatan denyut jantung atau keringat dingin. Respon perilaku atau kognitif pada individu yang dihasilkan dari stimulus psikologis ini juga dapat bervariasi, tergantung pada situasi dan kondisi individu tersebut.
Â
Contoh
Stimulus Cahaya
Organisme merespon cahaya dengan cara mengubah warna, bentuk, atau perilaku. Misalnya, tumbuhan merespon cahaya dengan melakukan fotosintesis, yaitu mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Beberapa hewan juga memiliki kemampuan untuk berubah warna saat terpapar cahaya, seperti chameleon dan cacing laut. Selain itu, manusia juga merespon cahaya dengan cara mengubah bentuk pupil mata untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.
Stimulus Bunyi
Bunyi adalah jenis stimulus yang diterima oleh organisme melalui telinga. Organisme merespon bunyi dengan cara berbeda-beda, tergantung pada jenis bunyi dan kondisi organisme tersebut. Misalnya, beberapa hewan, seperti burung dan serangga, menggunakan bunyi sebagai alat komunikasi. Manusia juga merespon bunyi dengan berbagai cara, seperti merasakan ketidaknyamanan saat terpapar bunyi yang terlalu keras atau merasa tenang saat mendengarkan musik yang merdu.
Stimulus Kimia
Kimia adalah jenis stimulus yang diterima oleh organisme melalui interaksi dengan bahan kimia tertentu. Organisme merespon kimia dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada jenis kimia dan kondisi organisme tersebut. Misalnya, beberapa hewan dapat merespon bau kimia tertentu, dengan cara menghindari atau menarik diri dari bahan kimia tersebut. Manusia juga merespon kimia dengan cara berbeda-beda, seperti merasakan rasa pedas saat makan makanan yang mengandung cabai atau merasa gatal saat terpapar racun serangga.
Stimulus Magnetik
Magnetik adalah jenis stimulus yang diterima oleh organisme, melalui interaksi dengan medan magnetik. Beberapa hewan, seperti burung dan ikan, menggunakan medan magnetik untuk navigasi dan orientasi dalam perjalanan migrasi. Selain itu, manusia juga merespon medan magnetik dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami.
Stimulus Listrik
Listrik adalah jenis stimulus yang diterima oleh organisme melalui interaksi dengan medan listrik. Beberapa hewan, seperti ikan listrik dan belut listrik, menggunakan listrik sebagai alat pertahanan atau untuk mencari makanan. Selain itu, manusia juga merespon medan listrik dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami.
Advertisement