Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang mungkin merasa asing dengan istilah surealisme. Akan tetapi, bagi para pegiat seni, istilah surealisme adalah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi mereka. Sebab, surealisme adalah salah satu dari sekian banyak aliran seni.
Surealisme adalah aliran seni yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
Advertisement
Baca Juga
Maka tidak mengherankan jika karya seni surealisme, baik dalam bentuk seni rupa maupun sastra cenderung memiliki penggambaran yang di luar nalar, atau bahkan sulit dipahami. Sebab, surealisme adalah seni yang menggambarkan sesuatu yang tidak berasal dari kenyataan, melainkan dari apa yang ada di alam bawah sadar dan khayalan seniman.
Surealisme adalah aliran seni yang perkembangannya melibatkan sejarah yang sangat panjang. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud engan surealisme, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (5/5/2023).
Sejarah Surealisme
Surealisme adalah suatu aliran seni dan sastra yang berkembang di abad ke-20. Perkembangan surealisme tidak lepas dari berkembangnya ilmu psikologi, khususnya psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud.
Gagasan Sigmund Freud mengenai alam bawah sadar, penggunaan asosiasi bebas, dan penemuan kembali mengenai pentingnya mimpi, membuat para seniman mulai dari pelukis, pematung, dan penulis berani melakukan eksperimen dengan hal-hal yang tidak rasional dan bersifat kebetulan.
Mulai dari sanalah, para seniman semakin serius untuk memperhatikan dunia batin mereka yang berisi mimpi-mimpi dan menemukan makna dalam pikiran dan khayalan yang semula diabaikan karena dianggap absurd dan tidak logis.
Bisa dibilang bahwa kelahiran surealisme adalah bentuk pemberontakan dari aliran sebelumnya, sebagaimana kelahiran aliran seni lainnya di Barat, yakni setiap kali muncul aliran seni baru, hampir bisa dipastikan ada aliran seni sebelumnya yang diberontakinya. Surealisme adalah bentuk pemberontakan terhadap rasionalisme, yang berusaha membebaskan manusia dari belenggu kebudayaan intelektualis dan utilitaris, memulihkan manusia kembali utuh dengan daya vitalitasnya.
Istilah surealisme pertama kali  diperkenalkan oleh Andre Benton.  Andre Breton yang semula aktif dalam aliran dadaisme itu, pada tahun 1924 menulis manifes pertama surealisme dan pada tahun 1929 menulis manifes kedua surealisme. Dalam manifes kedua surealisme ini, ide-ide tentang pembebasan psikis diperluas dan digalakkan hingga mencakup bidang politik.
Kemudian surealisme berhasil berkembang hingga mencakup ke seni sastra dan seni rupa. Karya seni surealisme terus berkembang hingga akhir popularitasnya. Banyak perdebatan tentang kapan tepatnya aliran surealisme berakhir. Sebagian beropini bahwa surealisme berakhir ketika Perang Dunia II. akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa kematian Andre Breton pada tahun 1966 sebagai akhir seni surealisme.
Advertisement
Ciri-Ciri Seni Surealisme
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, surealisme adalah aliran dalam seni dan sastra yang berusaha menggambarkan apa yang ada di alam bawah sadar, alam mimpi, serta khayalan. Maka tidak mengherankan jika karya seni surealisme sering sekali di luar nalar, sulit dipahami, bahkan cenderung tidak masuk akal. Ini karena objek seni surealisme merupakan hal-hal yang di luar kenyataan.
Karya seni surealisme dapat dikenali dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri karya seni surealisme antara lain adalah sebagai berikut:
- Terlihat seperti fantasi, tetapi tetap berpegang pada referensi dunia nyata.
- Karya surealisme cenderung aneh dan tidak biasa. Biasanya keanehan tersebut memiliki makna tersembunyi.
- Umumnya, kontras objek tinggi. Artinya, benda-benda besar dikontraskan dengan benda-benda kecil.
- Objek-objek yang ditampilkan diambil dari kehidupan sehari-hari dan digambarkan dalam suasana yang tidak lazim di dunia nyata.
Unsur-Unsur Surealisme
Karya seni surealisme dibangun atas beberapa unsur di antaranya adalah mitos, mimpi, dan metemorfosis.
Mitos
Mitos adalah pengungakpan jiwa manusia. Setiap manusia memiliki ketakutan dalam dirinya yang dia percaya. Dalam surealisme perlu dilakukan penampakan mitos-mitos tersebut. Dengan adanya mitos, nilai seni dari suatu karya surealis akan bertambah.
Mimpi
Mimpi merupakan jalan yang terbaik untuk mengungkapkan alam bawah sadarnya. Dengan mimpi, hal-hal tidak nyata dapat dilahirkan dan direalisasikan dalam suatu bentuk karya.
Metamorfosis
Unsur surealisme selanjutnya adalah metamorphosis yang mungkin tidak dimiliki oleh karya seni pada aliran manapun. Metamorfosis menggunakan teknik automatic, drawing, frottage, decalcomania, fumage, cadavre exquis, dan teknik pengembangannya.
Advertisement
Tokoh-Tokoh Surealisme
Ada sejumlah nama besar yang dianggap sebagai tokoh aliran seni surealisme. Mereka semua dianggap memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan aliran seni surealisme. Mereka di antaranya adalah, Rene Magritte, Firda Kahlo, Salvador Dali.
Rene Magritte
René Magritte adalah seorang seniman lukisan surealisme asal Belgia yang lahir pada tahun 1898 dan meninggal pada tahun 1967. Magritte dikenal karena lukisan-lukisannya yang penuh dengan kontradiksi visual, seperti objek-objek yang tidak biasa di tempat yang tidak lazim, dan memanfaatkan bahasa dan gambar yang berlawanan dengan arti konvensionalnya. Dia sering kali menggunakan teknik fotorealistik dan memperoleh inspirasi dari alam bawah sadar dan khayalan untuk menciptakan karya-karya yang membingungkan namun menarik.
Magritte telah diakui sebagai salah satu seniman paling terkenal dalam gerakan surealisme dan mempengaruhi banyak seniman selanjutnya, baik di dalam maupun di luar Belgia. Beberapa karya terkenalnya termasuk "The Treachery of Images," yang menampilkan gambar pipa dengan tulisan "Ceci n'est pas une pipe" (Ini bukanlah pipa) di bawahnya, serta "The Son of Man," yang menampilkan seorang pria dengan apel di depan wajahnya. Lukisan-lukisan ini menunjukkan pendekatan Magritte yang khas dalam mengeksplorasi hubungan antara bahasa dan gambar, dan bagaimana keduanya dapat merangsang makna yang berbeda dalam pikiran penonton.
Firda Kahlo
Frida Kahlo adalah seorang seniman asal Meksiko yang lahir pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1954. Dia terkenal karena karya-karyanya yang mencerminkan pengalaman hidupnya yang penuh dengan rasa sakit dan penderitaan, yang dipengaruhi oleh kecelakaan serius yang dialaminya pada usia 18 tahun. Kahlo mengekspresikan pengalamannya tersebut melalui lukisan-lukisan yang kuat dan provokatif yang sering kali menampilkan dirinya sendiri dan simbol-simbol yang penting dalam budaya Meksiko.
Kahlo telah diakui sebagai salah satu seniman wanita paling terkenal dan berpengaruh di dunia, dan telah memengaruhi banyak seniman selanjutnya. Beberapa karya terkenalnya termasuk "The Two Fridas," "Self-Portrait with Thorn Necklace and Hummingbird," dan "The Broken Column," yang menampilkan tubuhnya yang penuh luka dan terbelah. Melalui karya-karyanya, Kahlo memperjuangkan isu-isu seperti hak perempuan, kebangsaan, dan identitas, serta menciptakan ikon-ikon yang tetap relevan dan mempengaruhi hingga saat ini.
Salvador Dali
Salvador Dali adalah seorang seniman asal Spanyol yang lahir pada tahun 1904 dan meninggal pada tahun 1989. Dali dikenal karena karya-karyanya yang surreal dan fantastis, yang sering kali menampilkan objek-objek tak lazim yang ditempatkan dalam konteks yang tidak biasa, dan memperlihatkan pengaruh dari dunia bawah sadar dan ilmu pengetahuan. Dali juga terkenal karena kepribadiannya yang eksentrik, yang sering kali terlihat dalam penampilannya dan sikapnya yang aneh.
Dali adalah salah satu seniman paling terkenal dan dihormati dalam gerakan surealisme, dan karyanya telah mempengaruhi banyak seniman selanjutnya. Beberapa karya terkenalnya termasuk "The Persistence of Memory," yang menampilkan jam yang leleh dan ditempatkan dalam lingkungan yang aneh, serta "The Hallucinogenic Toreador," yang menampilkan gambar-gambar yang berasal dari dunia bawah sadar dan imajinasi yang liar. Dalam karya-karyanya, Dali mengeksplorasi tema-tema seperti waktu, identitas, dan misteri alam semesta, dan menciptakan dunia fantasi yang unik yang memikat dan menantang pikiran penonton.