Sukses

Suudzon adalah Berburuk Sangka, Perhatikan 15 Contohnya

Suudzon adalah penyakit hati yang mampu merusak hubungan sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Suudzon adalah perbuatan berburuk sangka atau berprasangka buruk. Arti suudzon adalah berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu "su’u" yang berarti jelek, dan "dzon" yang berasal dari kata "az-zan" yang berarti sangkaan.

Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya sebuah ucapan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Suudzon adalah salah satu penyakit hati dalam agama Islam karena sifat ini mampu merusak hubungan sosial dan memunculkan perasaan negatif dalam diri seseorang. Suudzon dapat memicu timbulnya rasa curiga, kebencian, dan prasangka buruk terhadap orang lain, tanpa adanya bukti yang jelas.

Suudzon adalah lawan dari husnudzon yang artinya berbaik sangka. Agar lebih paham, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang suudzon adalah berburuk sangka dan contohnya di kehidupan sehari-hari, Jumat (5/5/2023).

2 dari 3 halaman

Berburuk Sangka

Suudzon adalah memiliki arti berburuk sangka. Suudzon atau berburuk sangka ini berupa tindakan yang merujuk pada sikap seseorang yang memiliki asumsi negatif terhadap orang lain tanpa adanya bukti yang kuat atau jelas. Dalam Islam, suudzon termasuk perilaku buruk yang dilarang dan tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dalam Al-Quran, suudzon digambarkan dalam surat Al-Hujurat ayat 12 disebutkan, “Hindarilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa.”

Suudzon adalah perilaku berburuk sangka yang dianggap sebagai salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Ketika seseorang mempunyai prasangka buruk terhadap orang lain, hal itu dapat memicu perselisihan dan konflik.

Dalam jurnal berjudul Prasangka dan Suudzon: Sebuah Analisa Komparatif dari Perspektif Psikologi Barat dan Psikologi Islam, Indah Elfariani mengemukakan bahwa berprasangka buruk dapat memicu timbulnya emosi yang tidak stabil pada individu yang melakukannya. Selain itu, perilaku ini dapat membuat seseorang merasa selalu benar dan enggan untuk mendengarkan pendapat orang lain.

Suudzon dianggap sebagai tindakan yang merusak hubungan sosial. Ketika seseorang memiliki asumsi buruk terhadap orang lain, maka dapat memicu ketidakpercayaan dan kurangnya rasa saling menghargai dalam hubungan tersebut. Hal ini dapat menghambat terbentuknya hubungan yang sehat dan harmonis.

Dalam Islam, salah satu contoh suudzon adalah berupa fitnah atau mencemarkan nama baik orang lain. Hal ini karena suudzon dapat mendorong seseorang untuk menyebarkan rumor dan berbicara buruk tentang orang yang menjadi objek suudzonnya.

Diriwayatkan oleh abu ya’la dari barra’ ban azib bahwa rasulullah bersabda dalam satu khotbahnya:

“Wahai orang- orang yang beriman dengan lidahnya, janganlah kamu menggunjingi orang-orang Islam dan janganlah kamu mencari aurat (hal yang dirahasiakan) mereka. Karena, barang siapa mencari- cari aurat saudaranya, Allah akan mencari auratnya dan siapa yang dicari auratnya oleh Allah pasti terbukalah auratnya itu, walaupun Ia di tengah- tengah rumahnya.” (Hadits Muttafaq’alaih)

Dalam Islam, suudzon adalah perbuatan yang juga dianggap sebagai tindakan yang bisa merusak nilai-nilai moral. Seseorang yang suudzon cenderung melanggar prinsip keadilan dan kesetaraan. Sebaliknya, Islam menganjurkan untuk bersikap adil dan memberikan kepercayaan pada orang lain sebelum ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Diriwayatkan oleh malik dari Abu Hurairah RA, bahwa rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah prasangka karena prasangka itu adalah cerita yang paling dusta, dan janganlah kamu saling memaki, saling mencari kesalahan, saling membanggakan, saling ber-iri, saling membenci dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. At-Turmuzi)

3 dari 3 halaman

Contohnya

Suudzon adalah perbuatan berburuk sangka yang salah satu contohnya seperti menyebar fitnah. Selain itu, apa contoh suudzon lainnya? Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, ini contoh suudzon yang dimaksudkan:

  1. Menganggap bahwa teman yang tidak mengajak kita dalam suatu kegiatan adalah karena dia tidak menyukai kita.
  2. Mengira bahwa atasan yang selalu memperhatikan kinerja kita dengan cermat adalah karena dia merasa tidak percaya pada kemampuan kita.
  3. Membayangkan bahwa pasangan yang sedang sibuk tidak menjawab telepon atau chat adalah karena dia sedang bersama orang lain yang lebih disukainya.
  4. Berprasangka bahwa tetangga baru yang jarang bergaul adalah orang yang sombong dan tidak ingin berteman dengan orang lain.
  5. Memandang rendah seseorang hanya karena dia memiliki latar belakang atau agama yang berbeda dengan kita.
  6. Mengasumsikan bahwa seseorang sedang membicarakan kita di belakang, tanpa ada bukti yang kuat atau jelas.
  7. Berpikir bahwa teman yang terlambat datang dalam suatu acara adalah karena dia tidak menghargai waktu kita.
  8. Membayangkan bahwa rekan kerja yang tidak tersenyum pada kita adalah karena dia tidak suka pada kita.
  9. Mengira bahwa guru yang memberikan nilai yang buruk pada kita adalah karena dia tidak adil atau tidak suka pada kita.
  10. Berprasangka bahwa seseorang yang tidak memberikan respons positif pada kita adalah karena dia tidak tertarik atau tidak suka pada kita.
  11. Menganggap bahwa seseorang tidak jujur dalam menjalankan tugasnya, hanya karena ia sering terlihat bersantai atau santai di tempat kerja.
  12. Mengira bahwa seseorang hanya berbicara dengan kita karena memiliki tujuan terselubung atau ingin mengambil keuntungan dari kita.
  13. Membayangkan hal-hal negatif tentang pasangan kita tanpa adanya bukti yang jelas bahwa dia berselingkuh atau tidak setia.
  14. Memiliki prasangka buruk terhadap tetangga baru yang pindah ke sebelah rumah kita, karena melihatnya mengendarai mobil mahal dan memiliki barang-barang mewah.
  15. Menganggap bahwa seseorang tidak dapat dipercaya karena memiliki latar belakang yang berbeda atau agama yang berbeda.