Sukses

Posisi Tangan Berdoa yang Benar dalam Islam, Disunnahkan Mengangkat Tangan

Posisi tangan berdoa yang benar dalam Islam dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta - Pada dasarnya, posisi tangan berdoa yang benar dalam Islam sangat diperhatikan dan memiliki adab serta etika yang harus diikuti. Seperti yang dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, para ulama sepakat bahwa mengangkat tangan itu termasuk adab dan hal-hal yang dianjurkan ketika berdoa, kecuali dalam satu hal, yakni khutbah Jumat. 

Dalam buku berjudul Koreksi Doa & Zikir Antara yang Sunah dan Bid’ah oleh Bakr bin Abdullah, dijelaskan bahwa dalam khutbah Jumat, seorang khatib dan mustami' atau jamaah dimakruhkan mengangkat kedua tangannya sebagai posisi tangan berdoa.

“Wahai Ali, jika engkau berdoa maka bentangkanlah tanganmu selurus dengan dadamu, dan jangan engkau mengangkat tanganmu lebih atas dari kepalamu dan berisyarat (menunjuk-nunjuk) kepada Allah dengan jari telunjuk kananmu.” (HR. Bukhari)

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang posisi tangan berdoa yang benar dalam Islam, Jumat (5/5/2023).

2 dari 4 halaman

Mengangkat Tangan di Depan Dada

Mengenai posisi tangan berdoa, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar membentangkan tangan ketika berdoa dan posisi tangan berada lurus dengan dada. Al-Imam Ibnu Taimiyah juga menegaskan, bahwa banyak sekali hadis yang menerangkan bahwa Nabi SAW mengangkat kedua tangannya ketika berdoa.

Itu artinya hukum mengangkat tangan sebagai posisi tangan berdoa adalah sunnah. Adapun hadistnya diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Musa Al Asy'ari. Dalam hadis tersebut, Nabi SAW berdoa kemudian mengangkat kedua tangannya, hingga Abu Musa melihat putih kedua ketiaknya.

“Wahai Ali, jika engkau berdoa maka bentangkanlah tanganmu selurus dengan dadamu, dan jangan engkau mengangkat tanganmu lebih atas dari kepalamu dan berisyarat (menunjuk-nunjuk) kepada Allah dengan jari telunjuk kananmu.” (HR. Bukhari)

Tidak hanya itu, posisi tangan berdoa, hendaknya kedua tangan bersih dan terbuka tanpa tertutup oleh sekat apa pun. Bagian dalam telapak tangan menghadap ke arah langit, sementara bagian luarnya menghadap ke arah tanah. Seperti yang tercantum dalam kitab Sunan Abu Dawud, apabila Muslim berdoa, hendaknya ia mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan bahu seraya menghimpun kedua tangannya, bukan memisahkannya.

3 dari 4 halaman

Tidak Boleh Melebihi Kepala

Dalam kitab Wasiyat Al-Musthafa yang berisi wasiat-wasiat Rasulullah kepada sahabat Ali bin Abi Thalib yang disusun oleh Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani, dijelaskan pula bahwa Rasulullah melarang seseorang untuk memposisikan tangan melebihi kepala bahkan menggerak-gerakan jari telunjuknya ketika berdoa sebagai isyarat kepada Allah SWT.

Namun, ketika sudah selesai berdoa, Imam Nawawi menyatakan bahwa mengusap muka setelah berdoa tidak memiliki landasan dalil yang kuat. Begitu pula tidak ada keterangan pasti yang menyatakan bahwa mengusap muka setelah berdoa hukumnya sunnah. Meskipun demikian, setelah berdoa, diperbolehkan mengusapkan tangannya ke wajah dengan posisi bagian punggungnya menghadap ke arah kiblat.

Selain mengangkat kedua tangan di depan dada sebagai posisi tangan berdoa yang benar dalam Islam, masih ada adab lainnya yang perlu dipahami. Dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan adab berdoa yang dimaksudkan sebagai berikut:

4 dari 4 halaman

1. Pilih waktu terbaik

Ada beberapa waktu yang disebut sebagai waktu mustajab untuk berdoa bagi umat Muslim, di antaranya sepertiga malam terakhir, saat berbuka puasa, antara azan dan iqamah, saat azan berkumandang, sujud dalam salat, dan saat turun hujan.

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dua doa yang paling mustajab yaitu saat antara azan dan iqamah serta ketika turun hujan.

2. Menghadap kiblat

Imam Al Ghazali menganjurkan Muslim untuk berdoa menghadap kiblat dan mengangkat tangan hingga ketiak terlihat.

Surat Al-Baqarah ayat 149-150 menyebutkan agar saat keluar dari manapun kita berada, kita harus menghadap ke arah Masjidil Haram.

“Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.”

3. Berdoa dengan rendah hati

Imam Al Ghazali menyarankan agar muslim berdoa dengan merendahkan diri dan tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan.

Surat Al-A'raf ayat 55 menyebutkan bahwa doa yang rendah hati dan bersuara lembut adalah tanda dari kesalehan.

4. Selalu menanamkan keyakinan

Berdoa dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan Allah SWT juga termasuk dalam adab berdoa. Rasulullah SAW bersabda:

"Berdoalah kepada Allah dan lakukanlah dengan keyakinan bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak akan menerima doa orang yang lalai dan melampaui batas."

5. Tidak terburu-buru

Imam Al Ghazali menganjurkan untuk mengulang bacaan doa sebanyak tiga kali. Anjuran ini sesuai dengan riwayat Ibn Mas'ud RA yang berkata:

"Apabila Nabi Muhammad SAW berdoa, beliau berdoa tiga kali. Dan apabila meminta, beliau juga meminta tiga kali."