Sukses

Abbasiyah adalah Dinasti Kekhalifahan Islam, Ketahui Sejarah, Masa Kejayaan dan Tokohnya

Abbasiyah merupakan salah satu dinasti kekhalifahan Islam.

Liputan6.com, Jakarta Abbasiyah adalah dinasti kekhalifahan Islam yang memerintah dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh Abu al-Abbas al-Saffah, setelah mengalahkan Dinasti Umayyah dalam Pertempuran Zab pada tahun 750 Masehi. Abbasiyah merupakan dinasti kekhalifahan Islam yang paling lama dan paling terkenal dalam sejarah Islam.

Sejarah Abbasiyah dimulai pada tahun 750 Masehi, ketika Abu al-Abbas al-Saffah berhasil mengalahkan pasukan Umayyah dalam Pertempuran Zab. Setelah itu, ia menjadi khalifah pertama dari dinasti Abbasiyah. Pemerintahan Abbasiyah diawali dengan masa kekacauan dan konflik dalam keluarga kekhalifahan. Namun, selama pemerintahan Khalifah Harun al-Rashid (786-809 Masehi), dinasti Abbasiyah mencapai masa keemasannya. 

Pada abad ke-10 Masehi, Abbasiyah mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal seperti pemberontakan dari kelompok-kelompok yang merasa tidak puas dengan pemerintahan, konflik internal dalam keluarga kekhalifahan, serangan tentara Mongol, dan adanya persaingan dari kekuatan-kekuatan regional seperti Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Seljuk.

Pada akhirnya, kekuasaan Abbasiyah berakhir pada tahun 1258 Masehi ketika pasukan Mongol menyerang Baghdad dan membunuh Khalifah terakhir Abbasiyah, Al-Musta'sim. Namun, pengaruh Abbasiyah dalam sejarah Islam dan peradaban dunia tetap besar hingga saat ini. Berikut ini sejarah Abbasiyah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (9/5/2023). 

 

2 dari 4 halaman

Sejarah

Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 750 Masehi, setelah menggulingkan dinasti Umayyah yang sebelumnya memerintah di Kekhalifahan Islam. Dinasti Abbasiyah berkuasa selama hampir 500 tahun, dari abad ke-8 hingga abad ke-13 Masehi. Mereka memerintah Kekhalifahan Islam dari ibu kota mereka di Baghdad, yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan di dunia Islam. Kekhalifahan Abbasiyah didirikan oleh Abu al-Abbas al-Saffah, seorang keturunan dari keluarga Bani Abbasiyah yang telah lama menentang pemerintahan dinasti Umayyah.

Setelah mengalahkan dinasti Umayyah dalam Pertempuran Zab pada tahun 750 Masehi, Abu al-Abbas al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama dinasti Abbasiyah. Selama periode kekuasaannya, dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaan dalam berbagai bidang seperti seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan arsitektur. Mereka juga memperkenalkan sistem administrasi yang efektif dan menetapkan standar perdagangan dan keuangan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dunia Islam.

Di bidang agama, Abbasiyah terkenal sebagai dinasti yang sangat toleran terhadap agama lain. Mereka mengizinkan orang-orang non-Muslim untuk beribadah di tempat-tempat suci mereka dan memberikan hak-hak yang sama kepada orang-orang dari berbagai agama. Namun, pada abad ke-10 Masehi, kekuasaan Abbasiyah mulai menurun karena konflik internal dan serangan dari luar, seperti serangan Mongol pada abad ke-13 Masehi yang menghancurkan Baghdad dan mengakhiri kekuasaan Abbasiyah. Meskipun demikian, pengaruh dan warisan dinasti Abbasiyah terus bertahan dan mempengaruhi perkembangan sejarah dan peradaban Islam dan dunia hingga saat ini.

3 dari 4 halaman

Masa Kejayaan

Masa kejayaan dinasti Abbasiyah dimulai setelah mereka berhasil menggulingkan dinasti Umayyah, pada tahun 750 Masehi. Abu al-Abbas al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama Abbasiyah dan mengukuhkan ibu kota di kota Baghdad yang baru dibangun. Di bawah kekuasaan Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan di dunia Islam. Mereka membangun jalan-jalan dan jembatan yang menghubungkan berbagai daerah di kekhalifahan, serta mempromosikan perdagangan dan perdamaian di antara bangsa-bangsa.

Di bidang ilmu pengetahuan, Abbasiyah mencapai kemajuan yang signifikan. Mereka membangun perpustakaan dan universitas, mempekerjakan ilmuwan dan cendekiawan untuk melakukan riset, dan mempromosikan perkembangan ilmu pengetahuan seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia. Contohnya, Al-Khwarizmi, seorang ilmuwan Abbasiyah, menciptakan sistem angka yang digunakan hingga saat ini, serta menemukan metode aljabar yang digunakan di seluruh dunia. Ilmuwan lainnya seperti Al-Farabi, Ibn Rushd (Averroes), dan Ibn Sina (Avicenna) juga melakukan riset dan membuat kontribusi besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Di bidang seni dan arsitektur, Abbasiyah menciptakan banyak karya seni dan arsitektur yang sangat indah dan rumit. Salah satu contohnya adalah arsitektur Masjid Agung Samarra, yang dikenal karena menara miringnya yang ikonik. Selain itu, Abbasiyah juga menciptakan seni kaligrafi yang indah dan menghias dinding-dinding masjid dan bangunan publik dengan ornamen yang rumit. Abbasiyah juga terkenal sebagai dinasti yang sangat toleran terhadap agama lain. Mereka memperbolehkan orang-orang non-Muslim untuk beribadah di tempat-tempat suci mereka dan memberikan hak-hak yang sama kepada orang-orang dari berbagai agama.

Namun, masa kejayaan Abbasiyah juga disertai dengan masalah internal. Terdapat persaingan kekuasaan antara penguasa dan kekaisaran Turki, yang mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sering kali memunculkan pergolakan. Selain itu, mereka juga sering kali mengalami serangan dari luar seperti serangan bangsa Mongol pada abad ke-13 Masehi yang menghancurkan Baghdad dan mengakhiri kekuasaan Abbasiyah.

 

4 dari 4 halaman

Tokoh Penting dalam Abbasiyah

Abu al-Abbas al-Saffah

Abu al-Abbas al-Saffah lahir pada tahun 721 M di kota Mekkah, dan menjadi pemimpin revolusi Abbasiyah pada tahun 750 M. Setelah berhasil menggulingkan dinasti Umayyah, ia menjabat sebagai khalifah pertama Abbasiyah dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Ia meninggal pada tahun 754 M, setelah menjabat selama empat tahun. Kontribusinya adalah berhasil menggulingkan dinasti Umayyah dan membentuk kekhalifahan yang kuat di wilayah Arab dan Persia.

Harun al-Rashid

Harun al-Rashid lahir pada tahun 763 M di Rayy, Persia, dan menjadi khalifah Abbasiyah pada tahun 786 M. Ia dikenal sebagai khalifah yang bijaksana dan adil, serta sangat menghargai ilmu pengetahuan dan seni. Ia menjadi pahlawan dalam cerita-cerita seru yang terdapat dalam karya sastra seperti "Seribu Satu Malam". Ia juga memperluas kekuasaan Abbasiyah hingga ke Spanyol dan India. Ia meninggal pada tahun 809 M setelah menjabat selama 23 tahun.

Al-Khwarizmi

Al-Khwarizmi adalah tokoh yang lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Uzbekistan), dan dikenal sebagai ilmuwan dan matematikawan terkenal di zaman Abbasiyah. Karyanya yang paling terkenal adalah pengembangan sistem angka Arab, yang digunakan hingga saat ini. Ia juga menemukan metode aljabar yang disebut "Aljabar", sebuah kata yang berasal dari kata Arab "al-jabr". Karyanya ini menjadi dasar bagi ilmu matematika modern.

Ibn Sina (Avicenna)

Ibn Sina lahir pada tahun 980 M di Bukhara, Persia (sekarang Uzbekistan) dan dikenal sebagai seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan yang sangat terkenal pada zaman Abbasiyah. Karyanya yang terkenal adalah "Al-Qanun fi al-Tibb", sebuah ensiklopedia tentang kedokteran yang menjadi referensi penting dalam bidang kedokteran selama berabad-abad. Ia juga menulis karya filsafat seperti "Kitab al-Shifa" dan "Kitab al-Najat", yang menjadi referensi penting dalam bidang filsafat.

Al-Farabi 

Al-Farabi lahir pada tahun 870 M di Transoxiana (sekarang Kazakhstan) dan dikenal sebagai seorang filsuf, musikus, dan ilmuwan terkenal pada zaman Abbasiyah. Ia mempelajari filsafat Yunani kuno dan memadukannya dengan pemikiran Islam, menciptakan karya penting seperti "Kitab al-Madinah al-Fadhilah" (The Virtuous City) dan "Tafsir al-Plato" (The Commentary on Plato's Republic). Karyanya ini mempengaruhi pemikiran filosofis dan politik pada masa yang akan datang. 

Al-Kindi

Al-Kindi lahir pada tahun 801 M di Basra, Irak, dan dikenal sebagai seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan terkenal pada zaman Abbasiyah. Ia dipandang sebagai "Bapak Ilmu Falak" (Astronomi) dan banyak kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk teori musik, metafisika, dan karya sastra. Karyanya juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat.

Al-Mutanabbi

Al-Mutanabbi lahir pada tahun 915 M di Kufah, Irak, dan dikenal sebagai penyair terkenal pada zaman Abbasiyah. Puisi-puisinya terkenal karena keindahan dan kekuatan bahasanya, serta penggunaan metafora yang kreatif dan cerdas. Ia juga terkenal karena sifatnya yang sombong dan angkuh, tetapi karyanya tetap dihargai dan menjadi inspirasi bagi banyak penyair di masa yang akan datang.

Al-Ghazali

Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 M di Tus, Persia (sekarang Iran), dan dikenal sebagai seorang ulama dan filsuf terkenal pada zaman Abbasiyah. Karyanya yang terkenal adalah "Tahafut al-Falasifah" (Incoherence of the Philosophers), di mana ia menyerang argumen-argumen filosofis tentang keberadaan Tuhan dan menolak penggunaan logika dalam pemahaman agama. Karyanya ini mempengaruhi perkembangan filsafat dan teologi Islam di masa yang akan datang.