Sukses

Tipografi adalah Seni Mengatur Huruf, Ketahui Elemen dan Klasifikasinya

Tipografi adalah seni mengatur huruf dan teks agar mudah dibaca dan menarik.

Liputan6.com, Jakarta - Tipografi adalah seni mengatur huruf dan teks agar mudah dibaca dan menarik secara visual. Career Foundry menjelaskan bahwa bagi desainer grafis, tipografi adalah bagian dari elemen penting dalam membuat karya yang efektif dan menarik perhatian.

Tidak hanya mempertimbangkan jenis font yang akan digunakan, namun juga memikirkan gaya, penampilan, dan struktur font yang digunakan. Tipografi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk melancarkan komunikasi visual, karena pengaturan yang tepat dapat membuat pesan lebih mudah dipahami dan efektif disampaikan.

Tipografi tidak hanya berkaitan dengan penggunaan jenis huruf, tetapi juga mencakup pengaturan jarak antar huruf, spasi antar baris, dan pengaturan ukuran huruf. Semua ini harus dipertimbangkan dengan cermat agar dapat menghasilkan tampilan teks yang menarik dan mudah dibaca.

Pembuatan tipografi bertujuan untuk membangkitkan emosi dan menyampaikan pesan tertentu melalui tampilan huruf dan teks. Sebagai contoh, penggunaan font yang tebal dan besar dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tipografi, elemen, dan klasifikasinya, Selasa (9/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Disiplin dalam Desain Grafis

Tipografi merupakan disiplin dalam desain grafis yang berfokus pada pengaturan dan penggunaan huruf dalam sebuah karya desain. Menurut Surianto Rustan dalam bukunya yang berjudul Tipografi Dalam Desain Grafis pada tahun 2001, tipografi dapat diartikan sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf.

Dalam pengaplikasiannya, tipografi melibatkan banyak hal seperti penggunaan jenis font, ukuran huruf, spasi antar huruf, dan jarak antar baris sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari bentuk atau rupa huruf, tidak hanya sebagai lambang bunyi, namun juga sebagai realitas dalam bunyi. Hal ini membuat tipografi menjadi lebih dari sekedar identifikasi bunyi, tetapi juga tentang pengaruh visual dari tampilan huruf.

Dalam desain grafis, tipografi memiliki peran yang sangat penting. Tipografi dapat membantu dalam memberikan penekanan atau mengatur urutan penting dalam pesan yang ingin disampaikan dalam karya desain. Penggunaan tipografi yang tepat dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan menambah daya tarik visual karya desain.

Surianto Rustan dalam bukunya berjudul Mendesain Logo (2009) menjelaskan bahwa tipografi adalah memiliki fungsi utama sebagai penyampai informasi yang harus membuat pembacanya merasa nyaman ketika melihat tulisan atau teks.

Dalam penerapan ilmu tipografi, ada dua unsur yang sangat penting, yaitu readable dan legible. Ini perbedaan keduanya:

  1. Unsur readable artinya tulisan atau teks bisa dibaca dengan mudah tanpa mengalami kesulitan dalam membaca huruf atau kata.
  2. Unsur legible berarti pembaca bisa mengenali teks tulisan beserta hurufnya dengan mudah dan tidak menimbulkan kebingungan dalam mengidentifikasi huruf atau kata yang tertulis.

Oleh karena itu, dalam penerapannya, tipografi harus dipilih dengan cermat sehingga bisa menciptakan efek yang nyaman dan mudah dibaca serta mudah diingat oleh pembaca. Hal ini akan sangat membantu dalam membangun citra dan identitas perusahaan atau brand yang diwakilinya.

3 dari 4 halaman

Elemen Tipografi

Dalam modul yang dipaparkan Universitas Medan Area atau UMA, ada sekitar dua puluh satu elemen tipografi yang perlu dipahami, yakni:

  1. Kaki adalah bagian dari huruf yang memanjang ke arah atas dengan satu ujung yang terpasang dan satunya lagi bebas, seperti yang terdapat pada huruf K.
  2. Lengan adalah bagian dari huruf yang memanjang ke arah atas dengan satu ujungnya yang terpasang dan satunya lagi bebas, seperti pada huruf V.
  3. Terminal adalah suatu bagian akhir dari garis yang tidak mempunyai serif, dan biasanya terlihat di jenis font sans-serif.
  4. Ascenders adalah suatu bagian dari huruf kecil yang memanjang tinggi ke arah atas seperti huruf h, l, atau f.
  5. Bar atau bilah adalah sebuah goresan horizontal dalam suatu huruf seperti pada huruf f atau e.
  6. Mangkuk atau bowl adalah suatu bagian melengkung dari suatu karakter yang mampu menciptakan ruang tertutup, seperti huruf O dan D.
  7. Stem adalah sebuah goresan vertikal utama dari huruf seperti huruf A, atau goresan diagonal pertama dari suatu huruf tanpa vertikal seperti pada huruf A.
  8. Cap height adalah garis imajiner yang menandai ketinggian huruf besar dan datar, seperti pada huruf M.
  9. Counter adalah ruang negatif semua atau sebagian tertutup di dalam huruf-huruf tertentu.
  10. Crossbar adalah sebuah coretan horizontal dari suatu huruf yang menghubungkan dua coretan lain, seperti pada huruf H atau A.
  11. X-height adalah jarak antara garis dasar dan juga garis median untuk teks huruf kecil.
  12. Descenders adalah bagian dari huruf yang terletak di bawah baseline seperti pada huruf Q, y, j dan g.
  13. Serif adalah garis atau goresan yang menggantung pada goresan utama sebagai aksen gaya huruf di dalam font serif.
  14. Spur adalah proyeksi kecil yang terlihat mencolok dari coretan utama dan bisa ditemukan pada garis horizontal pada huruf G.
  15. Ear atau telinga adalah goresan kecil yang menonjol pada sisi huruf kecil g.
  16. Finials adalah ujung yang meruncing atau melengkung yang bisa dilihat dari huruf c dan e.
  17. Stroke adalah sebuah garis melengkung atau lurus yang digunakan untuk membuat representasi visual dari suatu huruf.
  18. Bahu adalah suatu lengkungan yang terlihat dalam huruf m, n, dan h.
  19. Spine adalah sebuah garis melengkung utama seperti di dalam huruf S.
  20. Ekor atau tail adalah bagian turunan melengkung seperti pada huruf Q, y, j, dan g.
  21. Terakhir, titik atau title adalah tanda di atas huruf kecil j atau i.
4 dari 4 halaman

Klasifikasi Tipografi

Klasifikasi tipografi menjadi hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis. Dalam buku berjudul Grafik dan Animasi Profesional Power Point oleh Edy Winarno dan tim, ini klasifikasi tipografi berdasarkan urutan sejarah:

  1. Klasifikasi tersebut dimulai dengan Blackletter atau Old English atau Textura, yang merupakan jenis tipografi yang populer di Jerman dan Irlandia pada abad pertengahan. Textura sendiri populer di Jerman dengan gaya Gothic dan di Irlandia dengan gaya Celtic.
  2. Selanjutnya, jenis tipografi Humanis atau Venetian disebut demikian karena goresannya menyerupai tulisan tangan manusia dan bergaya romawi.
  3. Old Style kemudian menjadi bentuk huruf serif yang populer selama kurang lebih 200 tahun dengan menggunakan metal type.
  4. Transitional juga merupakan bentuk huruf serif yang pertama kali muncul pada 1692.
  5. Modern atau Didone, yang juga berbentuk huruf serif, muncul sekitar akhir abad ke-17.
  6. Sementara itu, Slab Serif atau Egyptian terlihat mirip dengan gaya seni Mesir Kuno.
  7. Sans-serif, yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu Grosteque Sans-serif, Geometris Sans-serif, dan Humanis Sans-serif, muncul sebelum abad ke-20.
  8. Sedangkan Display atau dekoratif muncul sekitar abad ke-19 untuk digunakan di dunia periklanan.
  9. Terakhir, Script dan cursive merupakan jenis tipografi yang sekilas menyerupai bentuk tulisan tangan manusia, namun Script memiliki ciri khas hurufnya yang kecil dan saling sambung, sedangkan cursive tidak saling sambung.

Mengetahui klasifikasi tipografi dapat membantu desainer grafis untuk memilih jenis tipografi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan desain yang berbeda-beda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.