Sukses

Tuna Daksa Adalah Kelainan pada Tubuh, Kenali Ciri-Ciri dan Jenisnya

Tuna daksa adalah cacat tubuh atau adanya kelainan pada tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Tuna daksa adalah salah satu jenis disabilitas dan perlu anda ketahui. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian dari tuna daksa adalah cacat tubuh atau adanya kelainan pada tubuh.

Dikutip dari buku Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (2021) karya Sulthon, dijelaskan bahwa tuna daksa adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh tersebut untuk melaksanakan fungsi secara normal. Tuna daksa termasuk dalam golongan disabilitas fisik, yang mana memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membedakannya dengan jenis disabilitas fisik lainnya.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai definisi tuna daksa beserta ciri-ciri dan jenisnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/5/2023).

2 dari 4 halaman

Mengenal Tuna Daksa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian tuna daksa adalah cacat tubuh atau adanya kelainan pada tubuh. Hal yang sama juga dijelaskan dalam buku Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif oleh Tatang Muhtar, dkk., bahwa tuna daksa adalah seseorang yang mempunyai kelainan ortopedik atau salah satu bentuk berupa gangguan dari fungsi normal pada tulang, otot, dan persendian yang mungkin karena bawaan sejak lahir, penyakit atau kecelakaan, sehingga apabila ingin bergerak atau berjalan memerlukan alat bantu.

Menurut Wikipedia, tuna daksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.

Kata tuna daksa berasal dari kata tuna yang berarti rugi, kurang dan daksa berarti tubuh. Dalam banyak literatur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul Physical and Health Impairments (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan).

Sedangkan secara etiologis, gambaran seseorang yang mengalami tuna daksa adalah seseorang yang mengalami keusulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan.

Secara definitif, tuna daksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal sebagai akibat dari luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga kepentingan pembelajarannya perlu layanan khusus.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Tuna Daksa

Melansir dari buku Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (2022) oleh Nunung Nuryati, menjelaskan terkait ciri-ciri dari tuna daksa adalah sebagai berikut ini:

  1. Anggota gerak tubuh kaku atau lemah/lumpuh.
  2. Kesulitan dalam gerak (tidak sempurna, tidak lentur/ tidak terkendali.
  3. Terdapat anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
  4. Terdapat cacat pada alat gerak.
  5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
  6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
  7. Hiperaktif/tidak dapat tenang.

Sementara itu, terdapat pula ciri fisik dan ciri sosial. Berikut ini ciri-ciri fisik dari tuna daksa yakni:

  1. Anak memiliki keterbatasan atau kekurangan dalam kesempurnaan tubuh. Misalnya tangannya putus, kakinya lumpuh atau layu, otot atau motoriknya kurang terkoordinasi dengan baik.
  2. Anak memiliki kecerdasan normal bahkan ada yang sangat cerdas.
  3. Depresi, kemarahan dan rasa kecewa yang mendalam disertai dengan kedengkian dan permusuhan. Orang tersebut begitu susah dan frustasi atas cacat yang dialami.
  4. Penyangkalan dan penerimaan, atau suatu keadaan emosi yang mencerminkan suatu pergumulan yang diakhiri dengan penyerahan. Ada saat-saat di mana individu tersebut menolak untuk mengakui realita cacat yang telah terjadi meskipun lambat laun ia akan menerimanya.
  5. Meminta dan menolak belas kasihan dari sesama. Ini adalah fase di mana individu tersebut mencoba menyesuaikan diri untuk dapat hidup dengan kondisinya yang sekarang. Ada saat-saat ia ingin tidak bergantung, ada saat-saat ia betul-betul membutuhkan bantuan sesamanya. Keseimbangan ini kadang-kadang sulit dicapai.

Sementara itu, untuk ciri-ciri sosial dari tuna daksa adalah kurangnya akses pergaulan yang luas karena keterbatasan aktivitas geraknya. Bahkan anak dengan tuna daksa sering mengeluarkan sikap marah-marah (emosi) yang berlebihan tanpa sebab yang jelas. Untuk kegiatan belajar-mengajar disekolah pun diperlukan alat-alat khusus penopang tubuh, misalnya kursi roda, kaki dan tangan buatan.

4 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Tuna Daksa

Adapun beberapa jenis-jenis tuna daksa yang bisa anda kenali dan ketahui, yakni:

a. Tuna daksa ortopedi

Yaitu mereka yang mengalami kelainan, kecacatan, ketunaan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah persendian baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian (karena penyakit atau kecelakaan) sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal.

b. Tuna daksa saraf

Merupakan mereka yang mengalami kelaman akibat gangguan pada susunan saraf di otak. Jika otak mengalami kelainan, sesuatu akan terjadi pada organisme fisik, emosi, dan mental.

Sedangkan menurut Nunung Nuryati dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (2022), terdapat beberapa jenis-jenis tuna daksa adalah sebagai berikut ini:

a. Tuna daksa ringan

Termasuk dalam klasifikasi ini adalah tunadaksa murni dan tunadaksa kombinasi ringan. Tunadaksa jenis ini pada umunya hanya mengalami sedikit gangguan mental dan kecerdasannya cenderung normal. Kelompok ini lebih banyak disebabkan adanya kelainan anggota tubuh saja. Seperti lumpuh, anggota tubuh berkurang (buntung) dan cacat fisik lainnya.

b. Tuna daksa sedang

Termasuk dalam klasifikasi ini adalah tunadaksa akibat cacat bawaan, cerebral palsy ringan dan folio ringan. Kelompok ini banyak dialami dari tuna akibat cerebral palsy (tuna mental) yang disertai dengan menurunnya daya ingat walau tidak sampai jauh di bawah normal

c. Tuna daksa berat

Termasuk dalam klasifikasi ini adalah tuna akibat cerebral palsy berat dan ketunaan akibat infeksi. Pada umumnya, anak yang terkena kecacatan ini tingkat kecerdasannya tergolong dalam kelas labil, embesil dan idiot.