Liputan6.com, Jakarta Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan feses encer 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).Â
Baca Juga
Advertisement
Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, diare yang tidak kunjung membaik atau memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.
Berikut ini penjelasan mengenai pengertian diare, gejala, penyebab, dan cara mengobatinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/11/2021).
Pengertian Diare Secara Umum
Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Advertisement
Jenis-Jenis Diare
Tergantung durasinya, masalah buang-buang air dibedakan menjadi beberapa jenis.
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama tiga hari hingga seminggu. Kebanyakan orang mengalami mencret jangka pendek akibat infeksi bakteri atau virus pada saluran cerna. Kuman berasal makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare akut terbagi lagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
- Acute watery diarrhea, ditandai dengan feses cair yang berlangsung selama beberapa hari, kebanyakan disebabkan oleh infeksi norovirus atau rotavirus.
- Acute bloody diarrhea atau disentri, ditandai dengan feses yang berdarah dan berlendir. Penyebabnya adalah infeksi bakteri E. histolytica atau S. bacillus.
2. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare yang dapat berlangsung selama empat minggu atau lebih. Gejalanya sudah ada dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis. Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan mencret kronis termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.
3. Diare Persisten
Diare persisten adalah buang-buang air yang berlangsung lebih dari dua minggu, tapi tidak lebih dari empat minggu. Durasi buang-buang air lebih lama daripada diare akut, tapi lebih singkat dibandingkan diare kronis. Jenis diare ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Diare osmotik yang terjadi ketika makanan di usus tidak dapat diserap dengan baik sehingga cairan berlebih terbuang bersama feses, serta
- Diare sekretori yang terjadi akibat adanya gangguan sistem pembuangan pada usus kecil atau usus besar dalam menyerap elektrolit.
Gejala Diare
Ada beberapa gejala diare berdasarkan jenisnya, berikut rinciannya.
1. Diare ringan
Gejala diare bisa bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Berikut ini ada beberapa gejala diare ringan antara lain:
- Kotoran BAB encer atau berair.
- Perut kembung.
- Sakit perut atau kram pada perut.
- Ada dorongan atau rasa mendesak untuk BAB.
- Mual.
2. Diare parah
Terdapat beberapa gejala diare parah, antara lain:
- Kotoran BAB encer atau berair.
- Demam.
- Berat badan turun.
- Sakit perut parah.
- Muntah.
- Ada darah dalam kotoran BAB.
- Muncul tanda-tanda dehidrasi
Dehidrasi ditandai tanda urine berwarna gelap atau jumlahnya sangat sedikit, detak jantung cepat, sakit kepala, kulit kemerahan dan kering, mengalami kebingungan, sakit kepala, mual saat makan atau minum.
3. Diare yang perlu diwaspadai
Diare bisa berbahaya jika menyebabkan dehidrasi parah dan menandakan masalah kesehatan serius. Ada beberapa gejala diare yang perlu diwaspadai dan penderita perlu segera dibawa berobat ke dokter, yaitu:
- Diare berlangsung lebih dari dua hari untuk orang dewasa dan lebih dari 24 jam untuk bayi dan anak-anak.
- Frekuensi diare lebih dari enam kali sehari.
- Demam tinggi yang suhunya di atas 38,8 derajat Celsius.
- Sering muntah.
- Sakit perut parah.
- Dubur sangat sakit.
- Kotoran BAB berwarna hitam, mengandung darah, atau nanah.
- Muncul gejala dehidrasi.
Penderita dengan daya tahan tuuh lemah atau punya penyakit bawaan juga perlu ke dokter setiap kali mengalami diare.
Advertisement
Penyebab Diare
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya, diare disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
- Alergi makanan.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
- Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
- Penyakit usus.
- Pasca operasi batu empedu.
- Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau kolitis mikroskopik.
- Irritable bowel syndrome.
- Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
Cara Mengobati Diare
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare. Misalnya:
- Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun melalui intravena.
- Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.
Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare ini biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare. Untuk itu, jika dirasa penyakit diare yang anda derita terasa lebih parah, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Pencegahan Diare
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah diare, antara lain:
- Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.