Liputan6.com, Jakarta Penyebab kurang darah atau anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Anemia terjadi jika jumlah sel darah merah seseorang di bawah normal atau ketika sel darah merahnya tidak berfungsi secara optimal.
Penyakit kurang darah dalam istilah medis disebut sebagai anemia. Anemia adalah kondisi di mana tubuh tidak mempunyai cukup butir darah merah atau kekurangan kadar hemoglobin di dalam darah. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.Â
Baca Juga
Advertisement
Penyebab kurang darah atau darah rendah bisa dilihat dari jumlah hemoglobin (HB) tubuh. Jumlah HB pria dan wanita ini berbeda. Pria memiliki HB normal 13.5 gm/dL. Wanita memiliki HB normal 12.0 gm/dL. Jika jumlah HB kurang dari batas normal berarti orang tersebut sedang mengalami kurang darah atau darah rendah.
Banyak faktor yang dapat memicu kurang darah atau penyakit anemia ini, seperti kekurangan vitamin dan mineral hingga pengaruh cuaca. Namun itu semua dapat dicegah dengan menerapkan hidup sehat, seperti rajin minum air mineral yang cukup dan tidak mengonsumsi minuman kafein pada malam hari.
Untuk lebih detailnya mengenai penyebab kurang darah, gejala, dan cara mencegahnya. Berikut ini telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (3/6/2021).
Penyebab Kurang Darah atau Anemia
Penyebab kurang darah bisa disebabkan oleh beberapa latar belakang yang berbeda. Â Ada beberapa penyebab kurang darah atau anemia yang perlu Anda ketahui, sebagai berikut :
1. Cuaca
Penyebab kurang darah yang pertama adalah karena cuaca. Cuaca udara yang lebih panas bisa menjadi salah satu faktor penyebab darah rendah pada seseorang. Bahkan, darah rendah juga bisa menyerang seseorang yang sering beraktivitas di bawah sinar matahari. Sebab, sinar matahari ini akan menyebabkan suhu tubuh meningkat dan tekanan darah menurun.
2. Hormon Kehamilan
Penyebab kurang darah yang selanjutnya adalah hormon kehamilan. Kehamilan membuat peredaran darah tubuh berkembang lebih cepat. Kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi ketika tidak hamil. Perubahan hormonal adalah penyebabnya. Perubahan ini yang menyebabkan pembuluh darah membesar, dan tekanan darah menurun.
3. Kekurangan Vitamin dan Mineral
Penyebab kurang darah yang berikutnya adalah kekurangan vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk melakukan produksi sel darah merah oleh tubuh. Vitamin dan mineral ini berupa zat besi, vitamin B12, dan asam folat/vitamin B9. Zat ini sangat penting untuk membantu proses pembentukan hemoglobin.
4. Penyakit Jantung
Penyebab kurang darah yang lainnya adalah karenya penyakit jantung. Penderita penyakit jantung akan lebih mudah terserang darah rendah karena darah tidak dapat dipompa dengan baik oleh jantung. Begitu juga otot jantung yang lemah lebih berisiko menyebabkan darah rendah.
5. Kurangnya Zat Besi
Penyabab kurang darah yang selanjutnya adalah kurangnya zat besi. Sumsum tulang sangat membutuhkan zat besi. Zat besi ini akan digunakan untuk memroduksi sel darah merah dengan struktur hemoglobin yang sempurna. Jika proses produksi ini tidak sempurna maka akan mengakibatkan anemia. Penyebab umumnya adalah pola makan yang tidak seimbang.
6. Dehidrasi
Penyebab kurang darah yang berikutnya adalah dehidrasi. Komposisi tubuh dan darah manusia yang utama adalah air. Jika terjadi dehidrasi maka volume darah juga akan mengalami penurunan. Kondisi ini akan semakin parah jika sampai terjadi tekanan darah rendah secara tiba-tiba. Â Darah rendah karena dehidrasi ditandai dengan pusing, lemas, dan pingsan.
7. Perdarahan
Perdarahan bisa menjadi penyebab kurang darah atau darah rendah. Perdarahan ini berupa mestruasi atau luka. Tidak hanya luka yang terjadi di bagian luar. Luka ini bisa terjadi karena pengidap tukak lambung dan kanker usus besar.Â
Advertisement
Jenis-jenis Penyakit Kekurangan Darah
Jenis jenis kurang darah yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
2. Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia karena perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.
Gejala Penyakit Kurang Darah
Pada kondisi kurang darah yang ringan, biasanya tidak memiliki gejala khusus. Gejala-gejala biasanya baru mulai muncul apabila kondisi kurang darahnya menjadi lebih parah.
Berikut beberapa gejala kurang darah:
1. Perasaan tidak enak badan.
2. Perasaan lemah, tidak punya tenaga dan cepat lelah.
3. Sakit kepala.
4. Dingin di tangan dan kaki.
5. Detak jantung tidak teratur.
6. Gangguan konsentrasi.
7. Kemampuan berpikir menurun.
8. Kuku menjadi tidak halus lagi.
9. Pucat.
10. Sesak napas.
11. Lidah dan dada terasa nyeri.
12. Pening saat bangun dari posisi duduk atau jongkok.
13. Warna kebiruan pada bagian putih mata (terjadi pada kasus kurang darah yang sangat parah).
Advertisement
Cara Mencegah Kekurangan Darah
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
a. Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan.
b. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
c. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Cara Mengobati Kekurangan Darah
Pengobatan penyakit anemia ditujukan untuk mengobati penyebab yang melatarbelakangi kondisi ini.
Beberapa pengobatan misalnya:
1. Mengasup suplemen yang mengandung vitamin dan mineral terutama zat besi, vitamin B12, asam folat, dan sejenisnya.
2. Transfusi darah perlu dilakukan pada kondisi kurang darah yang berat.
Advertisement