Liputan6.com, Jakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia menerjemahkan angket adalah bagian dari daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan. Angket adalah persamaan dari kuisioner. Keberadaan angket adalah mempermudah analisis dalam pengumpulan data terhadap sesuatu hal.
Baca Juga
Advertisement
Dalam angket adalah terdapat responden sebagai pihak yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Anget adalah ditujukan melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin memahami pendapat dari petunjuk yang diberikan responden pengisi angket.
Menurut catatan sejarah, angket adalah pertama kali ditemukan Society Statistik London pada tahun 1838. Kuisioner atau angket adalah dinilai efektif untuk mengukur sikap, preferensi, pendapat, hingga perilaku yang diberikan responden. Hanya saja kelemahan angket adalah bisa saja responden hanya menjawab secara acak.
Berikut Liputan6.com ulas tentang angket lebih jauh dari berbagai sumber, Jumat (1/10/2021).
Pengertian Angket Menurut Para Ahli
1. Kasnodihardjo
Kuisioner atau angket adalah suatu sarana dalam pengumpulan data untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang suatu keadaan.
Kuesioner mempunyai peranan penting, sebab di dalamnya mencakup semua tujuan dari survei atau penelitian. Selain itu, kuesioner harus mencakup tiga hal, yaitu, mudah ditanyakan, mudah dijawab, dan mudah diproses.
2. Sukardi
Kuisioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan data yang tak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data atau responden penelitian.
3. Winkel
Kuisioner atau angket adalah suatu daftar atau kumpulan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga oleh responden penelitian.
4. Black
Kuisioner atau angket adalah instrumennya berupa angket atau kuesioner, sedangkan metode tes instrumennya adalah soal tes, sedangkan metode observasi instrumennya berupa check-list.
5. Widyoko
Kuisioner atau angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Advertisement
Prinsip Pembuatan Angket
Dalam proses pembuatan angket adalah tidak boleh sembarangan, ada prinsip-prinsipnya yang harus diikuti. Berikut prinsip angket menurut salah seorang ahli, Kasnodihardjo (1993):
1. Angket Harus Jelas
Pada umumnya, masalah yang timbul menyangkut penggunaan kata-kata yang tepat supaya responden memahami benar pertanyaan yang diajukan. Ada kalanya hanya karena satu kata yang ganjil maka jawabannya berbeda dan jauh dari yang diharapkan.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa seorang peneliti dalam pertanyaannya jangan sampai menggabungkan beberapa pertanyaan dalam satu pertanyaan dan jangan sampai pertanyaan tersebut terlalu luas batasannya.
2. Membantu Ingatan Responden
Pertanyaan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga memudahkan responden untuk mengingat-ingat kembali hal-hal yang diperlukan untuk menjawab suatu pertanyaan.
Cara yang sering dipakai ialah menggunakan “time line” dengan mengambil suatu peristiwa penting yang mudah diingat oleh responden. Setelah menggunakan cara tersebut, lalu masuk pada pertanyaan yang betul-betul diinginkan.
3. Membuat Responden Mau Menjawab
Bagaimanapun baiknya, suatu kuesioner akan tidak ada artinya kalau responden tidak mau atau menolak untuk memberikan jawaban. Hal ini bisa terjadi karena susunan pertanyaan ataupun kata-katanya kurang tepat, atau bahkan kurang berkenan pada responden. Oleh karena itu, diusahakan seorang peneliti hendaknya tidak menanyakan hal yang sulit atau hal-hal yang bersifat pribadi dalam wawancara.
4. Menghindari bias
Seringkali para responden mengetahui jawaban yang sebenarnya dari suatu pertanyaan dari peneliti, namun dia menolak untuk memberikan jawaban atau malah memberikan jawaban yang lain. Paling sering terjadi adalah munculnya pertanyaan soal income dan pengeluaran. Untuk menghindari bias, maka dipilih kalimat atau kata-kata yang tepat, misalnya dalam bentuk “perkiraan” atau “rata-rata”.
5. Mudah mengutarakan
Kadangkala seorang peneliti menemui hambatan karena responden tidak bisa mengutarakan jawabannya dengan jelas. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peneliti hendaknya harus sudah mempersiapkan hal-hal yang bisa menunjang keberhasilan wawancara. Misalnya adalah membawa contoh gambar atau suatu benda yang bisa membuat responden untuk memberikan jawabannya.
6. Dapat menyaring responden
Peneliti haruslah menyaring responden dalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian. Hal yang sering terjadi adalah pertanyaan-pertanyaan tidak terjawab karena ditanyakan pada responden yang salah. Oleh karena itu, seorang peneliti harus menyeleksi responden yang dipilih.
Cara Membuat Angket atau Kuisioner
1. Tentukan Informasi
Cara membuat kuesioner yang pertama adalah menentukan informasi apa yang akan dicari. Langkah pertama adalah memutuskan hal-hal apa yang perlu diketahui dari responden untuk memenuhi tujuan riset.
2. Tentukan Target Responden
Setelah menentukan informasi apa yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menentukan populasi yang ingin digeneralisasikan dari data sampel yang akan dikumpulkan.
Misalnya, dalam riset pemasaran, peneliti sering kali harus memutuskan apakah mereka harus mencakup hanya pengguna yang sudah ada dari jenis produk generik atau apakah juga menyertakan non-pengguna.
Peneliti harus menyusun kerangka sampling. Selain itu, dalam merancang kuesioner peneliti harus memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, pendidikan dari responden sasaran.
3. Pilih Metode Tepat
Metode kontak akan mempengaruhi tidak hanya pertanyaan yang dapat diajukan oleh peneliti, tetapi juga ungkapan dari pertanyaan tersebut. Metode utama yang biasa digunakan untuk menyebar kuesioner adalah wawancara pribadi atau kelompok, pemberian kuesioner, hingga wawancara telepon.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Aturan umumnya adalah bahwa semakin sensitif atau pribadi suatu informasi, semakin bersifat pribadi bentuk pengumpulan datanya.
4. Tentukan Konten Pertanyaan
Peneliti harus selalu siap untuk bertanya, "Apakah pertanyaan ini benar-benar dibutuhkan?" Godaan untuk memasukkan pertanyaan tanpa mengevaluasi secara kritis kontribusinya terhadap pencapaian tujuan penelitian, seperti yang ditentukan dalam proposal penelitian.
Tidak ada pertanyaan yang bisa dimasukkan kecuali data yang ditimbulkannya langsung digunakan dalam menguji satu atau lebih hipotesis yang ditetapkan selama desain penelitian.
5. Kembangkan Pertanyaan
Pertanyaan kuesioner dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu pertanyaan tertutup, terbuka, dan pilihan jawaban terbuka. Jenis pertanyaan tertutup memiliki sejumlah keuntungan penting.
Pertanyaan tertutup memberi responden metode yang mudah untuk menunjukkan jawabannya, pertanyaan tertutup juga mendorong responden sehingga responden tidak terlalu mengandalkan memori dalam menjawab pertanyaan.
Pilih kata-kata pertanyaan yang jelas, lugas, dan mudah dimengerti responden.
6. Periksa Panjang Kuesioner
Tampilan fisik kuesioner dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuantitas dan kualitas data pemasaran yang diperoleh. Kuantitas data adalah fungsi dari tingkat respons. Pastikan membuat format kuesioner yang sederhana dan jelas. Secara umum yang terbaik adalah membuat kuesioner sesingkat mungkin.
7. Pra-Tes Kuesioner
Biasanya sejumlah kecil responden dipilih untuk pre-test. Responden yang dipilih untuk survei percontohan harus secara luas mewakili jenis responden yang akan diwawancarai dalam survei utama.
Advertisement