Sukses

Lam Jalalah Dibaca Tafkhim Apabila Tanda Baca? Ini Penjelasan Lengkapnya

Lam jalalah dibaca tafkhim apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah atau damah.

Liputan6.com, Jakarta Lam jalalah dibaca tafkhim apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah atau setelah harakat damah. Lam jalalah sendiri merupakan salah satu bacaan tajwid yang perlu diketahui dan dipelajari oleh setiap umat Muslim.

Lam jalalah dibaca tafkhim apabila lam jalalah ini berada di awal kalimat adalah ciri khasnya. Hal ini berbeda dengan lam jalalah dibaca tarqiq. Dengan mengetahui hukum bacaan lam jalalah dibaca tafkhim, maka anda akan mudah dalam membaca Al-Qur’an.

Apabila salah dalam mengartikan hukum bacaan lam jalalah dibaca tafkhim apabila berada di awal kalimat setelah harakat fathah atau damah, maka arti dari bacaan ayat surat Al-Qur’an akan berbeda.

Agar lebih paham, berikut Liputan6.com ulas mengenai hukum bacaan lam jalalah jika dibaca tafkhim, yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/5/2023).

2 dari 4 halaman

Lam Jalalah Dibaca Tafkhim Apabila

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa lam jalalah dibaca tafkhim apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah atau setelah harakat damah. Lam jalalah adalah huruf lam yang terdapat pada kata ‘Allah SWT’.

Alif lam jalalah adalah hukum tajwid yang berlaku untuk membaca lafal Allah. Ciri-ciri alif lam jalalah, pada Al-Qur'an standar Indonesia adalah ditandai dengan alif kecil di atas tanda tasydid. Panjang bacaannya yakni 2 ketukan. Namun, jika berhenti (waqaf) boleh dibaca 2, 4 atau 6 ketukan. Kata tersebut diucapkan secara tebal atau tipis sesuai susunan huruf sebelumnya.

Alif Lam Jalalah yaitu hukum bacaan Lam dalam lafadz Allah yang ditemukan dalam Alquran yang artinya mengagungkan adalah nama yang khusus untuk Allah saja, dan seluruh nama-nama Allah yang lainnya berasal serta kembali kepada lafal jalalah tersebut.

Membaca lam jalalah ada aturannya. Ilmu tajwid memberikan aturan untuk membantu mempermudah umat Islam non-Arab agar bisa membaca lafal-lafal Arab dengan cara yang benar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan pelafalan yang berakibat pada kesalahan makna.

Ada dua cara dalam membaca lam jalalah yang benar, yakni dengan dibaca tebal atau biasa disebut dengan tafkhim dan dibaca tipis atau biasa disebut dengan tarqiq. Berbeda dengan hukum bacaan tafkhim, lam jalaah dibaca tarqiq apabila lam jalalah berada setelah harakat kasrah.

3 dari 4 halaman

Hukum Bacaan Lam Jalalah

Adapun jenis hukum bacaan lam jalalah yakni tafkhim dan tarqiq. Berikut ini penjelasannya:

a. Tafkhim

Secara bahasa, tafkhim memiliki arti menebalkan atau menggemukkan. Cara membaca lam jalalah dibaca tafkhim apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah atau setelah harakat damah. Untuk huruf-huruf hijaiyah yang seharusnya dibaca secara tafkhim atau tebal adalah sebagai berikut:

(ص- ض- ط- ظ- خ- غ -ق- ر- ل)

Jika anda menemukan salah satu dari ketujuh huruf hijaiyah di atas dalam Al-Quran, maka membacanya haruslah dipertebal dengan cara mengangkat semua lidah dan menekankannya ke langit-langit atas sambil menekankan suara yang cukup kuat. Namun perlu diperhatikan juga, bahwa khusus untuk huruf “ra” dan “lam”, kedua huruf tersebut berbeda dengan huruf yang lainnya.

Huruf “lam” dibaca tebal atau tafkhim saat di bacaan “jalalah”, yakni “lam” yang ada di kata “Allah”. Tetapi “lam” tersebut dibaca dengan tebal atau tafkhim yang syaratnya adalah harakat fathah atau menggunakan dhommah. Misalnya saja terdapat dalam bacaan surat Al-Baqarah ayat 7 berikut:

خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ 

Arab Latin: Khotamollohu 'ala qulubihim wa 'ala sam'ihim.

Artinya: “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka,” (QS. Al-Baqarah: 7).

Kemudian untuk huruf “ra” wajib dibaca dengan tebal atau tafkhim saat harakatnya fathah atau dhommah. Berikut contoh huruf “ra” dengan menggunakan harakat fathah, yakni:

وَاَمَّا الَّذِيْنَ ابْيَضَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَفِيْ رَحْمَةِ اللّٰهِ ۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Arab Latin: Wa ammallażīnabyaddat wujuhuhum fa fī raḥmatillāh, hum fīhā khāliduun.

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang berwajah putih berseri, mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.” (QS. Ali Imran: 107).

Selain itu, berikut ini ada juga contoh huruf “ ra” dengan menggunakan harakat dhommah:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Arab Latin: Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥuun.

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

b. Tarqiq

Secara bahasa, tarqiq artinya tipis atau ringan. Tarqiq adalah lawan dari tafkhim. Secara lughawi, tarqiq artinya melangsingkan, sedangkan secara ishthilahi berarti ungkapan tentang sesuatu yang masuk pada suara hurus, lalu suaranya tidak dapat memenuhi mulut.

Hukum bacaan lam jalalah dengan dibaca tarqiq apabil lam jalalah berada setelah harakat kasrah. Sedangkan cara membacanya adalah dengan mengangkat lidah keatas dengan suara rendah. Untuk huruf hijayang dapat dibaca tarqiq adalah alif ( ا ), lam ( ل ), dan ra ( ﺭ ). Berikut ini contoh lam jalalah jika dibaca tarqiq dalam potongan surat Al-Qur’an, yakni:

بِسْمِ اللهِ – فِىْ رَسُوْلِ اللهِ – فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا 

Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah. Contohnya adalah : وَعَلَّمَ – لِكُلِّ – لُمَزَةٍ

Agar lebih jelas, berikut ada contoh lain terkait hukum bacaan lam jalalah jika dibaca tarqiq, yakni:

فِىْ رَسُوْلِ اللهِ

Potongan ayat surat Al-Qur'an di atas dapat dibaca: fii rasuulillah

فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا

Potongan ayat surat Al-Qur'an di atas dapat dibaca: fii diinillahi afwaajaa

بِسْمِ اللهِ

Potongan ayat surat Al-Qur'an di atas dapat dibaca: bismillahi

Selain yang terdapat dalam lafal jalalah, semua hukum bacaan lam harus dibaca tipis pada semua harakat, baik fathah, kasrah, dhammah, maupun sukun.

4 dari 4 halaman

Bacaan Huruf Ra’

Bacaan huruf hijaiyah ra ada yang dibaca tebal dan tipis. Berikut penjelasannya:

1. Dibaca tebal (huruf ra jika dibaca tafkhim)

Cara ini dilakukan apabia huruf ra berada pada situasi sebagai berikut:

  1. Berharakat fathah.
  2. Berharakat damah.
  3. Berharakat sukun sementara huruf sebelumnya berharakat fathah.
  4. Berharakat sukun sementara huruf sebelumnya berharakat damah

2. Dibaca ringan (huruf ra jika dibaca tarqiq)

Cara ini dilakukan apabia huruf ra’ berada pada situasi sebagai berikut:

  1. Berharakat kasrah.
  2. Berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah.