Liputan6.com, Jakarta Cerita jenaka adalah salah satu cerita rakyat yang sudah berkembang dari zaman ke zaman. Cerita jenaka biasanya didasarkan pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Ada banyak cerita jenaka yang bisa ditemukan.
Cerita jenaka adalah kisah-kisah yang banyak diceritakan orang tua pada anaknya. Cerita ini juga bisa menjadi penghibur semua umur. Cerita jenaka adalah cerita yang biasa ditemukan di majalah, koran, atau bahkan buku khusus kumpulan cerita jenaka. Tiap negara, daearah, dan budaya memiliki cerita jenakanya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu contoh cerita jenaka adalah Kisah Kabayan dari Sunda. Selain Kabayan, ada banyak cerita jenaka dari berbagai budaya seperti Melayu dan Arab. Cerita jenaka adalah bagian dari sastra dengan karakteristiknya sendiri.
Mengenali cerita jenaka adalah salah satu bagian dari mengenali karya sastra. Berikut pengertian tentang cerita jenaka, tujuan, dan contohnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (14/2/2021).
Pengertian cerita jenaka
Cerita jenaka adalah cerita yang mengandungi unsur humor atau kelucuan. Cerita jenaka adalah cerita yang bisa membangkitkan tawa, kocak, lucu, dan menggelikan. Cerita jenaka lahir karena kecenderungan manusia yang suka berlebih-lebihan. Misalnya untuk menceritakan kebodohan atau bahkan kecerdasan manusia.
Cerita akan membawa kesan yang mengembirakan hati para pembaca apabila membaca atau mendengarnya. Cerita jenaka biasanya diklasifikasikan sebagai cerita rakyat yang diturunkan dari satu generasi ke generasi. Cerita jenaka adalah cerita lucu yang ceritanya didasarkan pada kehidupan masyarakat sehari-hari.
Advertisement
Pengertian cerita jenaka menurut ahli
Pengertian cerita jenaka menurut Kamus Istilah Sastra
Menurut Kamus Istilah Sastra yang disusun oleh Panuti Sudjiman, cerita jenaka adalah cerita yang biasanya berkisar pada seorang tokoh yang lucu. Kelucuannya itu kadang-kadang dikarenakan oleh kebodohannya atau karena kecerdasannya yang luar biasa; dalam hal yang akhir ini sering terkandung sindiran.
Abdul Rozak Zaidan, dkk
Abdul Rozak Zaidan dkk pun dalam buku Kamus Istilah Sastra menyatakan bahwa cerita jenaka adalah ‘cerita olok-olok atau kelakar; cerita penghibur yang mengandung kelucuan, perbandingan atau sindiran; termasuk sastra lisan dan terdapat dalam berbagai sastra Nusantara. Istilah lainnya adalah ‘cerita penggeli hati’.
Hasanuddin W.S. dkk
Hasanuddin W.S. dkk alam buku Ensiklopedi Sastra Indonesia, menyatakan bahwa cerita jenaka itu dalam bahasa Inggris disebut farcical story, dan dalam bahasa Perancis disebut farce. Cerita jenaka itu maksudnya adalah cerita lucu yang mengandung perbandingan atau sindiran untuk menghibur pembaca. Di berbagai daerah di Indonesia terdapat beberapa cerita jenaka yang sangat terkenal dengan tokoh-tokoh lucunya masing-masing.
Tujuan cerita jenaka
Tujuan cerita jenaka adalah untuk menghibur pembaca atau sebagai penghibur yang membangkitkan tawa dan menimbulkan rasa senang sambil mendidik pembaca. Untuk mencapai tujuan itu sebuah cerita jenaka harus memenuhisyarat dilebih-lebihkan dari suatu kewajaran atau dengan kata lain cerita harus aneh, absurd atau tidak masuk akal agar menimbulkan kelucuan, sindiran, dan menggelikan hati.
Cerita jenaka biasanya mempunyai maksud hiburan, pentunjuk, sindiran dan lain-lain. Perwatakan watak dalam cerita jenaka ini mengambarkan tabiat dan sifat manusia yang berlebihan. Unsur lucu dan jenaka ditimbulkan dengan berbagai-bagai cara seperti sifat watak yang terlalu bodoh atau terlalu pintar, unsur kebetulan dalam cerita, kelucuan yang timbuldari jalan cerita itu sendiri, kata-kata yang melucukan, dan lain-lain.
Advertisement
Contoh cerita jenaka
Contoh cerita jenaka berisi sebuah peristiwa atau perwatakan yang dilebih-lebihkan. Misalnya:
- Untuk menceritakan kebodohan atau kedunguan manusia maka terciptalah tokoh yang amat bodoh, yaitu Pak Kaduk dan Pak Pandir.
- Untuk menceritakan kemujuran atau keberuntungan seorang manusia maka terciptalah tokoh yang sangat mujursekali, yaitu Pak Belalang (versi Melayu) atau Pak Banjir (versi Jawa).
- Untuk mengisahkan kemalangan seseorang maka muncullah tokoh yang malang atau sial sekali, yaitu Lebai Malang.
- Untuk menceritakan seorang yang licik, penuh tipu muslihat maka hadirlah tokoh yang amat licin seperti belut, yaitu tokoh Si Luncai.
- Untuk menghadirkan seseorang yang cerdik, penuh berakal, dan tahu ilmu siasat maka dimunculkan tokoh legendaris dari Arab-Persia, yaitu Abu Nawas.
Contoh cerita jenaka: Lebai Malang
Konon pada zaman dahulu, seorang Lebai biasa diundang untuk membacakan doa di tempat-tempat orang yang sedang mengadakan hajatan. Sebagai seorang pembaca doa, Lebai biasanya akan mendapatkan hadiah kepala hewan yang disembelih sebagai hidangan hajatan.
Bilamana si empunya hajat ita menyembelih kambing, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kambing untuk dibawanya pulang. Demikian pula, jikalau si empunya hajat menyembelih kerbau atau sapi, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kerbau atau sapi untuk dibawanya pulang ke rumah.
Pada suatu ketika yang bersamaan ada dua orang yang mengadakan hajatan, yaitu di hulu dan di hilir sungai. Si Lebai tempat tinggalnya di seputar tengah-tengah panjang sungai itu. Orang yang berhajat di hulu sungaiitu menyembelih tiga ekor kambing. Sementara orang yang berada di hilir sungai itu menyembelih satu ekor sapi yang gemuk.
Pagi-pagi benar si Lebai telah mengayuh sampannya menuju ke hilir sungai karena mengingat yang dihilir menyembelih seekor sapi yang gemuk. Namun, di tengah perjajanan si Lebai berubah pikiran, kalau hanya mendapatkan seekor kepala sapi, tentu tidak mencukupi untuk lauk makan satu keluarganya yang besar. Sampan kemudian diputar haluan menuju ke hulu sungai yang berhajat menyembelihtiga ekor kambing.
Hanya kurang beberapa puluh meter dari tempat hajatandi hulu sungai itu, si Lebai bimbang lagi, meski di hulu menyembelih tiga ekor kambing, kepalanya kan kecil-kecil. Mana cukup untuk lauk makan satukeluarganya yang besar. Si Lebai pun cepat-cepat memutar sampannya lagi menuju ke hilir sungai.
Demikianlah terus-menerus si Lebai merasa bimbang dan ragu antara memilih mendapatkan tiga kepala kambing yang kecil-kecil dan satu kepala sapi yang gemuk. Ita saja seharian kerja Lebai bolak-balik memutar sampannya menuju ke hulu, balik lagi menuju ke hilir, dan seterusnya.
Si empunya hajat pun menunggu-nunggu datangnya si Lebai. Kalau menunggunya terlalu lama makanan pun akan menjadi basi. Akhimnya, tanpa kehadiran Lebai hajatan pun tetap dilaksanakan. Si Lebai tidak mendapatkanapa pun karena ketika ia sampai di hilir, hajatan telah selesai. Kemudian, dikejamya ke hulu sungai, sampai di sana orang-orang pun baru saja bubaran.Begitulah nasib si Lebai. Sejak itu ia kemudian disebut sebagai Lebai Malang.
Advertisement