Liputan6.com, Jakarta Apa itu majas? Majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.Â
Baca Juga
Selain membuat ungkapan menjadi indah, apa itu majas juga bertujuan membuat pembaca atau penikmat karya sastra bisa merasakan emosi yang terdapat dalam setiap karya, terutama yang berupa tulisan. Majas disebut juga gaya bahasa yang memiliki arti ungkapan penyampaian pesan yang menggunakan kata-kata kiasan.
Advertisement
Dengan menggunakan majas, penyampaian kalimat menjadi lebih menarik dan tidak membuat bosan orang yang membaca. Apa itu majas juga bisa mengekspresikan apa yang dimaksud penulis. Biasanya majas digunakan untuk penulisan artikel, novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya. Gaya bahasa atau majas memiliki beragam jenis dengan tujuan dan fungsi berbeda-beda.
Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai apa itu majas atau gaya bahasa, karakteristik, Â fungsi, jenis-jenis dan contohnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (28/10/2021).
Pengertian Majas Menurut Para Ahli
Pengertian majas adalah bentuk gaya bahasa yang berusaha menggambarkan suasana dalam suatu kalimat agar terlihat hidup. Apa itu majas merupakan kalimat kiasan yang berfungsi untuk memunculkan suatu efek dan memberi pengalaman yang berbeda bagi pembaca dalam menangkap suatu makna kalimat. Namun, berbeda pendapat mengenai pengertian majas menurut para ahli berikut ini:
Aina Prihantini
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Prof. Dr. H. G. Tarigan
Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui gaya bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian seorang penulis.
Aminuddin
Majas merupakan gaya bahasa yang dipakai seorang penulis saat menjabarkan idenya yang bersesuaian dengan tujuan dan efek khusus yang ingin dituju.
Gorys Keraf
Majas merupakan sebuah gaya bahasa dalam karya sastra yang disampaikan dengan jujur, menarik, dan sopan santun.
Luxemburg, dkk
Majas merupakan sebuah gaya bahasa yang memberikan karakteristik pada sebuah teks, yang berarti pada waktu khusus sebuah teks bisa dimisalkan seperti individu yang tidak sama dengan individu lain.
Advertisement
Karakteristik Majas
Setelah mengetahui apa itu majas, Anda juga perlu untuk memahami karaktersitik majas. Berikut adalah karakteristik majas yang dapat dijumpai di berbagai teks Bahasa Indonesia:
- Mampu memberikan efek kesenangan imajinatif.
- Mampu menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang terlihat abstrak dapat menjadi konkret dan lebih meningkatkan sensasi dalam membaca.
- Menambah intensitas perasaan penyair terhadap puisinya dan menyampaikan sikap atau gagasan penyair.
Fungsi Majas
Setelah mengetahui apa itu majas, Anda juga perlu untuk memahami fungsi majas. Berikut ini ada beberapa fungsi majas, yaitu:
- Menghasilkan kesenangan imajinatif.
- Menghasilkan imaji tambahan sehingga hal-hal yang abstrak menjadi konkret dan menjadi dapat dinikmati pembaca.
- Menambah intensitas perasaan pengarang dalam menyampaikan makna dan sikapnya.
- Mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara-cara menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang singkat.
Advertisement
Jenis-Jenis Majas Berupa Sindiran
Setelah mengetahui apa itu majas, anda juga harus mengetahui jenis-jenis majas. Jenis-jenis majas yang pertama adalah majas sindiran. Majas sindiran biasanya berisi ungkapan kata-kata kiasan yang bertujuan untuk menyentil seseorang atau keadaan tertentu. Berikut beberapa jenis majas sindiran beserta contohnya:
1. Ironi
Ironi merupakan majas sindiran yang umumnya menggunakan kata kiasan dengan makna yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Contoh: Ruang bekerja kamu sangat rapi, sampai-sampai aku kesusahan duduk di sini.
2. Sinisme
Sinisme termasuk majas sindiran yang digunakan untuk memberi sindiran secara langsung kepada orang lain. Contoh: Badanmu bau sekali, tetapi kalau disuruh mandi tidak mau.
3. Sarkasme
Terakhir adalah majas sarkasme. Majas sindiran yang satu ini menggunakan kata-kata berkonotasi kasar untuk memberikan sindiran kepada orang lain. Contoh: Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.
Jenis-Jenis Majas Berupa Pertentangan
Setelah mengetahui apa itu majas, anda juga harus mengetahui jenis-jenis majas. Jenis-jenis majas selanjutnya adalah majas pertentangan. Majas pertentangan biasanya digunakan untuk menunjukkan maksud tertentu melalui kata-kata kiasan yang berlawanan arti. Berikut jenis-jenis majas pertentangan beserta contohnya yang perlu dipahami :
1. Litotes
Litotes termasuk majas pertentangan yang umumnya menggunakan ungkapan merendahkan diri, padahal fakta kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Contoh: Silakan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini. Kata 'gubuk' di sini mewakili arti dari rumah.
2. Paradoks
Paradoks merupakan majas pertentangan yang biasanya membandingkan situasi sebenarnya dengan situasi sebaliknya yang saling bertentangan. Contoh: Di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.
3. Antitesis
Antitesis termasuk satu di antara majas pertentangan. Majas antitesis biasanya memadukan pasangan kata yang memiliki arti bertentangan. Contoh: semua orang sama di mata hukum, tak peduli tua-muda atau kaya-miskin. Tua-muda dan kaya-miskin merupakan dua paduan kata yang mempunyai arti berlawanan.
4. Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus digunakan untuk menyangkal pernyataan yang disebutkan sebelumnya. Biasanya penggunaan majas ini disertai dengan konjungsi, seperti 'hanya saja' atau 'kecuali'. Contoh: Semua murid boleh bermain, kecuali murid yang tidak mengerjakan tugas.
Advertisement
Jenis-Jenis Majas Berupa Penegasan
Majas penegasan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman serta kesan kepada pembaca atau pendengar. Beberapa yang termasuk jenis majas penegasan, antara lain:
1. Pleonasme
Pleonasme merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak efektif, tetapi disengaja untuk menegaskan sesuatu. Contoh: Ayo cepat naik ke atas, sebelum makananmu menjadi dingin.
2. Repetisi
Repetisi merupakan gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam suatu kalimat. Contoh: Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya.
3. Retorik
Retorik merupakan gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas ini biasanya dipakai untuk penegasan sekaligus sindiran. Contoh: Kalau kamu salat subuh setiap kapan saja?
4. Klimaks
Klimaks merupakan gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan, di mana tingkatannya makin lama makin tinggi. Contoh: Pada saat itu semua orang, mulai bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia pergi mengungsi akibat gempa.
5. Antiklimaks
Antiklimaks merupakan gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari tingkatan tertinggi ke tingkatan terendah. Contoh: Setiap hari senin, mulai staf dan karyawan rutin melaksanakan upacara bendera.
6. Pararelisme
Pararelisme merupakan gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan makna kata tersebut dalam beberapa definisi yang berbeda. Biasanya jenis majas ini digunakan pasa sebuah puisi. Contoh: Kasih pasti murah hati, kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan.
7. Tautologi
Tautologi merupakan gaya bahasa yang mengulang kata yang bersinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu. Contoh: Sejarah masa lalu pria itu sangat kelam.
8. Zeugma
Macam-macam majas yang menggunakan satu kata yang memiliki makna lebih dari satu mengakibatkan kalimat tersebut menjadi rancu. Contoh: Saya perlu tekankan, bahwa semua karyawan boleh datang agak siang tapi jangan sampai terlambat.
Jenis-Jenis Majas Berupa Perbandingan
Majas perbandingan merupakan gaya bahasa berisi ungkapan dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek yang lainnya, melalui proses penyamaan, melebih-lebihkan, atau penggantian. Di dalam majas perbandingan ini masih dapat dibagi ke dalam beberapa sub jenis, yakni:
1. Hiperbola
Majas hiperbola termasuk sebagai satu di antara majas perbandingan. Majas hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal. Contoh: Pria itu memiliki semangat yang keras seperti baja, tentu ia akan menjadi orang sukses.
2. Eufimisme
Majas perbandingan eufimisme merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata-kata yang kurang baik dengan kata-kata yang lebih halus. Contoh: Kata 'kencing' diganti dengan 'buang air kecil'.
3. Metanomia
Majas perbandingan metanomia berupa gaya bahasa yang menyandingkan istilah sesuatu untuk mengacu pada benda umum. Contoh: Bila haus, minumlah Aqua. Kata 'Aqua' di sini dikenal sebagai sebuah merek dagang air mineral yang sudah cukup terkenal.
4. Simile
Selanjutnya adalah majas simile. Majas perbandingan yang satu ini umumnya menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan. Contoh: Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
5. Alegori
Majas alegori digunakan untuk menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan. Contoh: Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
6. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang menggunakan perumpamaan atau analogi terhadap dua benda atau sesuatu yang berbeda. Contoh: Dilla adalah seorang kutu buku di kampusnya.
7. Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Contoh: Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.
8. Asosiasi
Merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua objek berbeda, namun disamakan dengan menambahkan kata sambung bagaikan, bak, atau seperti. Contoh: Wajah ayah dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
9. Simbolik
Merupakan gaya bahasa dengan ungkapan yang membandingkan antara manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya. Contoh: Warna putih adalah warna kesukaan ibu karena melambangkan kesucian.
10. Sinekdok
Merupakan majas yang terbagi menjadi dua yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Contoh: Keluarga itu harus angkat kaki dari kontrakan rumah karena belum membayar tagihan.
Advertisement