Liputan6.com, Jakarta Arti broken home adalah istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak utuh. Kondisi ini dapat terjadi oleh siapapun dengan berbagai alasan dan faktor-faktor yang menyertainya.
Baca Juga
Advertisement
Arti broken home berasal dalam bahasa Inggris yang diterjemah ke dalam bahasa Indonesia yaitu keluarga tidak utuh akibat perceraian. Apabila keluarga kecil tersebut memiliki anak, dampak terbesar akan dirasakan oleh sang anak.
Dampak tersebut mulai dari gangguan kesehatan mental anak, menurunnya prestasi akademik, hingga memicu rasa cemas. Meski begitu, dampak tersebut juga bisa atasi dengan berbagai langkah.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai arti broken home beserta penyebab, dampak, dan cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (15/5/2023).
Arti Broken Home
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, arti broken home adalah perpisahan, perpecahan, atau perihal bercerai (antara suami istri). Sedangkan menurut Merriam Webster menjelaskan arti broken home istilah yang menggambarkan perpisahan seorang ibu dan ayah dalam sebuah rumah tangga. Arti broken home keluarga yang orang tuanya bercerai.
“a family in which the parents have divorced,” ditegaskan.
Arti broken home adalah keluarga tak utuh, umumnya digunakan oleh anak untuk menggambarkan kondisi keluarganya atau asal usul keluarganya. Sementara itu, dalam modul berjudul Broken Home and Lifestyle oleh Academia, arti broken home adalah perpisahan orang tua, ini berdampak terutama bagi anak-anak jika mereka sudah memiliki anak.
Istilah broken home sendiri sering digunakan untuk menyebut anak-anak yang orang tuanya bercerai. Padahal arti broken home tidak hanya berasal dari orang tua yang bercerai tetapi juga dari keluarga yang tidak utuh karena ayah ibunya tidak dapat berperan dan berfungsi sebagai orang tua.
Dalam buku berjudul Antara Broken Home dan Konsumerisme oleh Yuni Retnowati, menjelaskan terkait arti broken home adalah keluarga yang retak. Jadi, arti broken home adalah kondisi hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua yang disebabkan oleh beberapa hal, bisa karena perceraian, sehingga anak hanya tinggal bersama satu orang tua kandung.
Advertisement
Penyebab Broken Home
Ada beberapa penyebab terjadinya broken home adalah sebagai berikut ini:
- Perceraian
- Perselingkuhan
- Ketidakdewasaan orang tua, sehingga meninggalkan anaknya.
- Tidak adanya tanggung jawab dalam diri orang tua
- Faktor ekonomi
- Jauh dari Tuhan
- Kehilangan kasih sayang dalam keluarga
- Kurangnya pengetahuan dan edukasi dalam hubungan rumah tangga
Dampak dari Broken Home pada Anak
Apabila suami istri tersebut memiliki anak, dengan kondisi broken home akan berdampak negatif bagi sang anak. Berikut ini terdapat beberapa dampak dari broken home pada anak adalah;
a. Gangguan kesehatan mental atau kondisi emosional
Dampak broken home bagi anak yang pertama adalah berkaitan dengan kondisi emosional mereka. Kondisi emosional anak bisa saja terganggu. Melansir dari hellosehat.com berdasarkan penelitian World Psychiatry menyebutkan jika perpisahan orangtua bisa berdampak pada kondisi kesehatan mental anak. Artinya karena kondisi keluarga yang broken home bisa saja memicu rasa cemas, stres, bahkan depresi pada anak.
Dampak emosional ini akan terasa lebih besar jika anak masih berada pada umur sangat muda. Sedangkan pada anak yang terbilang sudah masuk usia dewasa mungkin saja memiliki dampak emosional lebih kecil dibandingkan pada anak-anak di usia remaja.
b. Menurunnya prestasi akademik
Dampak broken home bagi anak selanjutnya adalah menurunnya prestasi akademik seorang anak. Di mana pendidikan mereka bisa saja terganggu. Anak menjadi tidak konsentrasi lagi dalam belajar sehingga berpengaruh pada pendidikannya. Beberapa dampak yang mungkin terjadi berkaitan dengan pendidikan mereka misalnya saja munculnya rasa malas dalam belajar, membuat masalah di sekolah, ataupun membolos sekolah. Namun dampak menurunnya prestasi akademik anak karena kondisi keluarga broken home bisa saja dipicu oleh hal lain tak hanya perpisahan orangtua.
c. Memicu rasa cemas dan gelisah
Ada juga dampak broken home yang bisa memicu rasa cemas dan gelisah seorang anak. Rasa cemas yang terjadi bukan hanya cemas biasanya melainkan sudah masuk pada tahap berlebihan. Sehingga membuat mereka merasakan trauma karena perpisahan orangtuanya. Misalnya saja cemas dalam menjalin hubungan dengan seseorang. Selain itu dampaknya juga bisa menyebabkan anak merasa tidak percaya diri. Akibatnya hal ini berdampak pada hubungan sosial dengan orang lain bahkan lingkungan sekitar.
d. Jadi pemberontak atau pemarah
Dampak broken home selanjutnya adalah seorang anak bisa saja menjadi pemberontak dan pemarah. Sebab kondisi keluarga yang broken home mungkin saja menimbulkan masalah di lingkungan sosial mereka. Misalnya saja terjadi pembulian yang membuat anak menjadi lebih pemarah bahkan memicu tindakan agresif. Akibatnya bisa berdampak pada hubungan sosial dengan teman seumuran atau bahkan marah dan benci pada orang tuanya.
e. Sering menyendiri
Dampak broken home selanjutnya bisa membuat anak cenderung lebih sering menyendiri. Pasalnya anak bisa saja menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Perasaan cemas, gelisah, ataupun ketakutan dengan penilaian dan anggapan orang lain tentang perpisahan orangtuanya bisa menjadi penyebabnya. Sehingga membuat anak lebih sering menyendiri.
Advertisement
Cara Mengatasi Broken Home
Dikutip dari buku Dari Aktivis Mahasiswa ke Pelancur (2016) oleh Ade Jaya Suryani, dijelaskan tentang beberapa cara mengatasi broken home, yakni:
a. Mendekarkan diri kepada Allah SWT
Bagi umat Islam, salah satu cara mengatasi broken home adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Cara mendekatkan diri yakni dengan rajin beribadah seperti sholat, puasa, mengaji, shadaqah, dan lain sebagainya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, maka diri menjadi lebih tenang dan damai.
b. Berpikir positif
Selanjutnya, cara mengatasi broken home adalah dengan berpikir positif. Apapun peristiwa yang dialami dilihat saja dari positifnya. Sebab dibalik semua masalah pasti ada hikmah yang dapat dipetik. Jadikan itu sebagai proses pembelajaran bagi kita sebagai seseorang untuk menuju kedewasaan.
c. Mencoba hal-hal baru
Cara mengatasi broken home yang lainnya adalah dengan mencoba hal-hal baru. Contohnya adalah mencoba hobi baru, seperti hiking, rafting, skating atau olahraga alam. Dengan menyibukkan diri dapat membuat kita bisa lebih segar dan melupakan hal-hal buruk.