Liputan6.com, Jakarta Secara terminologi, pengertian bioremediasi adalah berasal dari dua kata yaitu Bio (hidup) dan remediation (kembali). Bioremediasi adalah pengembalian daerah atau lokasi yang terkena atau terpapar limbah kimia dengan bantuan makhluk hidup atau sebagian ada yang menyatakan bagian dari proses menyelesaikan masalah di lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dalam situs website resminya menjelaskan bioremediasi adalah mengacu pada segala proses yang menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroba tersebut untuk membersihkan atau menetralkan bahan-bahan kimia dan limbah secara aman serta salah satu alternatif dalam mengatasi masalah lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
Hal serupa ditegaskan di laman respository Universitas Airlangga, proses bioremediasi adalah membuat enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, di mana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi bahan yang mempunyai tingkat toksisitas rendah.
Berikut Liputan6.com ulas lebih dalam tentang bioremediasi adalah proses menetralkan limbah kimia di lingkungan dari berbagai sumber, Kamis (9/9/2021).
Bioremediasi adalah Metode Aman
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dalam situs website resminya menguatkan pendapat bahwa metode bioremediasi adalah bersifat organik dan terbukti aman dan efektif untuk membersihkan tanah atau wilayah perairan yang terpapar oleh limbah pertambangan atau industri seperti minyak mentah, dalam kaitannya dengan proses eksplorasi dan produksi migas.
Tak hanya untuk proses eksplorasi minyak bumi dan gas, bioremediasi adalah telah digunakan di berbagai aplikasi industri-industri lainnya. Mulai dari membersihkan minyak baik di dalam dan sekitar pabrik-pabrik amunisi militer, lokasi pertambangan, fasilitas petrokimia, tangki penyimpanan bawah tanah, rel kereta, dan kapal laut dan lain-lain.
Bioremediasi adalah sudah di uji dengan Standar Pengujian Tanah (SPT) dengan menggunakan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) yakni persentase kandungan minyak mentah pada tanah yang terpapar untuk menentukan tingkat aman bagi lingkungan. Di Indonesia maupun Internasional, bioremediasi adalah dianggap sebagai proses yang mudah dan efektif untuk mengolah tanah terpapar minyak dengan TPH maksimal 15%.
Advertisement
Jenis-Jenis Bioremediasi
Di laman resmi respository Universitas Airlangga dipaparkan ada dua jenis bioremediasi yang perlu diketahui, berikut penjelasannya:
1. Biostimulasi
Biostimulasi adalah proses penambahan suatu nutrisi dan oksigen ke dalam suatu situs atau tempat yang tercemar yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan dan aktifitas bakteri yang ada di dalam tempat tercemar itu.
2. Bioaugmentasi
Prinsip bioaugmentasi adalah penambahan bakteri tertentu pada suatu tempat tercemar yang berfungsi sebagai pembersih kontaminan yang ada di daerah tersebut. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan.
Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
Negara yang Mendukung Metode Bioremediasi
Badan lingkungan hidup mengatakan bioremediasi adalah aman dan efektif, maka metode ini sangat dianjurkan di terapkan untuk melindungi lingkungan dari pencemaran bahan kimia.
Menghimpun data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sejumlah negara yang menganjurkan metode bioremediasi adalah Canadian Environmental Quality Guidelines, Canada-Wide Standards for Petroleum Hydrocarbons in Soil, dan US Environmental Protection Agency.
Negara-negara Uni Eropa pun menerapkan Dutch Standard untuk bioremediasi adalab di masing-masing wilayahnya. Lebih lengkap dijelaskan, biaya yang diperlukan bioremediasi adalah berada pada rentang US $25 – 75 per ton tanah olahan, tergantung pada kondisi pencemaran. Harga ini masih lebih murah dibandingkan dengan menggunakan teknik pengolahan lainnya misalnya insinerasi yang bisa mencapai 4 sampai 10 kali lipatnya.
Penerapan bioremediasi di Indonesia disesuaikan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun 2003 (KepMen LH no. 128/2003) mengatur tentang tata cara dan persyaratan teknis pengolahan limbah dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis. Dijelaskan bioremediasi adalah dilakukan dengan menggunakan mikroba lokal.
Berdasarkan lokasi pemakaian bioremediasi adalah ada dua metode yang biasanya digunakan, yakni metode bioremediasi In-situ da bioremediasi Ex-situ. Bioremediasi In-situ adalah memproses materi yang terpapar minyak di lokasi yang bersangkutan dan biasanya digunakan pada kondisi ketika tidak mungkin memindahkan tanah dari lokasi.
Metode bioremediasi Ex-situ adalah memproses materi yang terpapar minyak mentah digali dan dikirim dengan aman ke lokasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah dan membersihkan tanah tersebut secara efektif dan efisien. Ex-situ adalah metode yang terbukti efektif untuk pengolahan tanah terpapar minyak mentah dibanding metode In-situ karena tak mengguanggu produksi.
Advertisement