Sukses

Al-Malik Artinya Allah Maha Menguasai, Ini Makna dan Cara Meneladaninya

Al-Malik artinya Allah Maha Merajai, Allah Maha Menguasai.

Liputan6.com, Jakarta Al-Malik artinya Allah Maha Merajai, Allah Maha Menguasai. Al-Malik sendiri merupakan salah satu nama dari 99 nama Allah SWT, atau yang biasa disebut asmaul husna.

Al-Malik artinya Allah Maha Merajai. Maksudnya, Allah SWT memiliki sifat kepemimpinan yang mencakup kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengatur dan mengendalikan segala sesuatu yang ada di langit maupun di bumi.

Al-Malik artinya Allah Maha Merajai, di mana segala kehendak dan keputusanNya tidak dapat diganggu gugat oleh siapa saja. Selain itu, Allah SWt juga tidak bisa dikecam atau diprotes atas segala ketetapan-Nya.

Untuk lebih memahami Al-Malik, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (16/5/2023).

2 dari 4 halaman

Arti Al-Malik

Al-Malik artinya Allah Maha Merajai. Maksudnya,  Al-Malik yaitu Allah SWT memiliki sifat pemimpin yang mempunyai kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengendalikan segala sesuatu. Al-Malik juga dipahami sebagai Yang Maha Kuasa.

Al-Malik artinya Allah Maha mmenguasai segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, dan di antara keduanya. Selain itu, Al-Malik artinya Allah Maha mengatur segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi sesuai kehedak dan ketetapan-Nya.

Nama Al-malik artinya Allah Maha menguasai. Tidak ada hal yang ada di dunia ini yang luput dari kekuasaannya. Di samping itu, nama Al-Malik juga menunjukkan sifat Allah SWT yang dapat memimpin segala sesuatu yang ada di dunia ini dengan penuh otoritas. Tidak ada yang dapat membantah, memprotes, maupun mengubah segala kebijaksanaan Allah yang telah ditetapkan.

Al-Malik yaitu tidak ada yang bisa mengalahkan Allah SWT dan hanya Dia yang memiliki segalanya. Arti Al-Malik yaitu Allah SWT memiliki kekuasaan, kerajaan, dan kepemilikian. Arti Al-Malik merujuk pada kekuatan dan kesahihan Allah SWT.

Syaikh Abdurahman as-Sa’di rahimahullah berpendapat bahwa Al-Malik artinya Allah Yang Maha Memiliki Kerajaan. Allah SWT disifati dengan kerajaan, yang bermakna memiliki sifat-sifat kebesaran, kesombongan, pemaksaan, dan pengaturan; Yang Memiliki pengaturan yang mutlak dalam hal penciptaan, perintah, dan pembalasan. Milik-Nyalah seluruh alam semesta bagian atas dan bawahnya. Semuanya adalah hamba dan budak-Nya. Semuanya membutuhkan bantuan-Nya.

As-Sa’di rahimahullah juga mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa Dia adalah pemilik seluruh yang ada di langit dan di bumi sehingga semuanya adalah hamba Allah dan budak-Nya. Tidak seorang pun keluar dari lingkup ini. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِن كُلُّ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِلَّآ ءَاتِي ٱلرَّحۡمَٰنِ عَبۡدًا

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Rabb Yang Maha Pemurah sebagai seorang hamba.” (Maryam: 93)

3 dari 4 halaman

Ayat Alquran yang Menyebut Nama Al-Malik

Al-Malik artinya Allah Maha Merajai, Allah Maha Menguasai. Nama Al-Malik Sendiri disebut beberapa kali dalam Alquran, di antaranya di ayat-ayat berikut:

1. Surat Al Fatihah ayat 4

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

“Yang Menguasai hari pembalasan.”

2. Surat Maryam ayat 40

اِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْاَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَاِلَيْنَا يُرْجَعُوْنَ ࣖ

“Sesungguhnya Kami memiliki bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami-lah mereka dikembalikan.”

3. Surat Ali Imran ayat 26

قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

4. Surat Az-Zukhruf ayat 85

وَتَبٰرَكَ الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚوَعِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

“Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya-lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

5. Surat Al Mu'minun ayat 116

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.”

4 dari 4 halaman

Cara Meneladani Al-Malik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Al-Malik artinya Allah Maha Merajai, Allah Maha Kuasa. Maksudnya, Allah SWT memiliki kekuasaan yang terbatas dan mencakup apa yang ada di langit dan di bumi. Sifat Al-Malik secara umum terkait dengan keadilan dan kebaikan Allah. Al-Malik tidak hanya sekadar pada kehendak (iradah) Allah saja.

Contoh, Allah kuasa dan mampu menyiksa orang-orang saleh dan taat, Allah juga kuasa dan mampu memberi kenikmatan surga kepada orang-orang durhaka dan maksiat, namun apakah itu adil? Tentu tidak! Maka sifat kuasa (Al-Malik) Allah tidak akan menyalahi sifat keadilan Allah. Keadilan Allah yaitu memasukkan orang-orang baik ke surga dan menjebloskan mereka yang durhaka ke neraka.

Al-Malik artinya Allah Maha Kuasa. Kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi ini juga diberikan kepada sejumlah makhluk dalam kadar yang begitu terbatas, misalnya kepada pemimpin negara, raja, presiden, pejabat dan sebagainya.

Apabila seseorang diberi kekuasaan oleh Allah, maka hendaknya ia harus berakhlak dengan sifat Allah Al-Malik yang berdasarkan pada keadilan dan kebaikan. Tidak boleh mentang-mentang berkuasa lalu berlaku dan melakukan perbuatan semaunya dan seenaknya.

Misalnya, kekuasaan yang diberikan Allah itu digunakan untuk menghukum orang-orang yang tak bersalah dan membiarkan mereka yang melanggar dan merugikan negara, atau justru menanggalkan keadilan dalam kekuasaannya dengan menajamkan hukum ke bawah dan menumpulkannya ke atas. Sikap seperti inilah yang sangat dimurkai Allah dan Rasulullah.

Bagi seseorang yang diberikan kekuasaan oleh Allah SWT hendaknya harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, dan tidak angkuh dengan kekuasaan yang bersifat semu dan sementara. Sebab, kekuasaan itu hanyalah pemberian dari Allah SWT dan bisa dicabut kapa saja sesuai dengan kehendak Allah.