Liputan6.com, Jakarta Desinfektan adalah obat untuk membasmi kuman penyakit. Disinfektan ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selama pandemi ini, disinfektan diburu banyak orang untuk menjaga kesehatan.
Di samping disinfektan, ada pula antiseptik yang juga berfungsi untuk mencegah penyebaran COVID-19. Tidak berbeda dengan disinfektan, produk antiseptik juga diburu oleh banyak orang. Walaupun memiliki fungsi yang sama untuk mencegah penyebaran COVID-19, ternyata penggunaan keduanya berbeda.Â
Baca Juga
Advertisement
Disinfektan dan antispetik memang sangat mirip, apalagi keduanya sama-sama digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Namun kamu harus mengenali perbedaan keduanya, karena penggunaan yang salah justru bisa berbahaya bagi kesehatan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (26/10/2021) tentang desinfektan adalah.
Disinfektan adalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disinfektan atau desinfektan adalah bahan kimia (seperti lisol, kreolin) yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik. Desinfektan adalah obat untuk membasmi kuman penyakit.
Desinfektan adalah obat yang biasanya diterapkan pada benda dan bahan mati seperti instrumen dan permukaan untuk mengendalikan dan mencegah infeksi. Contoh desinfektan adalah klorin, pemutih pakaian, iodin, dan Glutaraldehyde.
Desinfektan adalah obat yang digunakan pada benda-benda tak hidup, seperti permukaan meja, pegangan pintu, dan benda benda lainnya untuk membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan tersebut. Misalnya, dalam proses operasi bedah, tenaga kesehatan menggunakan disinfektan untuk mensterilkan meja operasi.
Seperti Liputan6.com kutip dari Fakultas Farmasi UGM, disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (misalnya pada bakteri, virus dan jamur kecuali spora bakteri) pada permukaan benda mati, seperti furniture, ruangan, lantai,  dan lain-lain. Disinfektan tidak dapat digunakan pada kulit ataupun selaput lendir, karena dapat mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Ini berbeda dengan antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Produk disinfektan yang direkomendasikan untuk disinfeksi adalah sodium hipoklorit, amonium kuarterner (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 %, dan hidrogen peroksida. Perhatikan petunjuk penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan efektif dan aman.
Advertisement
Manfaat Disinfektan
Penggunaan disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk mengendalikan jumlah antimikroba dan virus di ruangan yang berisiko tinggi. Pada ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan mikroorganisme patogen dari permukaan benda ke manusia.
Beberapa manfaat desinfektan adalah sebagai berikut:
- Membersihkan permukaan benda. Disinfektan dapat mensterilkan benda dari kuman, bakteri, dan virus. Disinfektan lebih efektif mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme pada permukaan benda mati.
- Membersihkan pakaian. Disinfektan juga digunakan untuk membersihkan kain atau pakaian dari virus dan bakteri. Produk disinfektan yang biasa digunakan adalah produk pemutih pakaian.
- Mensterilkan alat kesehatan. Disinfektan juga digunakan untuk mensterilkan alat kesehatan. Peralatan-peralatan ini biasanya digunakan berulang kali dan harus disterilkan untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya.
Perbedaan Disinfektan dengan Antiseptik
Desinfektan adalah obat yang biasanya diterapkan pada benda. Inilah perbedaan utama dari disinfektan dengan antiseptik. Antiseptik digunakan pada organisme hidup, seperti kulit manusia. Cairan ini digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan tubuh.
Dibanding disinfektan, antiseptik lebih aman diterapkan pada jaringan hidup seperti kulit. Dalam pengaturan bedah, misalnya, seorang dokter akan menerapkan antiseptik ke situs bedah pada tubuh seseorang.
Antiseptik memiliki beragam kegunaan baik di dalam maupun di luar pengaturan medis. Penggunaan antiseptik spesifik meliputi:
- Mencuci tangan. Produk sabun dan hand sanitizer mengandung antiseptik untuk membunuh kuman di tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun dapat membunuh virus penyebab corona COVID-19. Ini sebabnya sangat penting untuk sering cuci tangan saat ini.
- Membasmi kuman selaput lendir. Antiseptik dapat diterapkan pada uretra, kandung kemih, atau vagina untuk membersihkan daerah tersebut sebelum memasukkan kateter. Antiseptik juga dapat membantu mengobati infeksi di area ini.
- Membersihkan kulit sebelum operasi. Antiseptik diterapkan pada kulit sebelum segala jenis operasi untuk melindungi terhadap mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada pada kulit.
- Mengobati infeksi kulit. Antiseptik yang dijual bebas dapat mengurangi risiko infeksi pada luka ringan, luka bakar, dan luka. Contohnya termasuk hidrogen peroksida dan alkohol gosok.
- Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut. Beberapa pelega tenggorokan mengandung antiseptik untuk membantu mengatasi sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri. Antiseptik juga biasanya terdapat pada obat kumur untuk membersihkan mulut.
Advertisement
Bahaya Menggunakan Disinfektan pada Tubuh
Beberapa waktu ini banyak orang yang salah kaprah menggunakan cairan disinfektan pada tubuh. Penggunaan disinfektan tak boleh sembarangan. Penggunaan bilik disinfektan umumnya hanya digunakan tenaga medis untuk mensterilkan APD yang digunakan.
Untuk menggunakan disinfektan sebagai pembersih benda, cairan disinfektan harus dicairkan terlebih dahulu dengan air. Menerapkannya pun tak boleh langsung terkena kulit, harus menggunakan sarung tangan.
Beberapa kandungan senyawa yang terdapat pada cairan disinfektan dapat menimbulkan gangguan pernapasan apabila terhirup. Ini secara tidak langsung juga dapat melemahkan kekebalan tubuh.
Cairan disinfektan juga dapat menyebabkan keracunan jika masuk ke dalam tubuh. Cairan disinfektan dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila terkena selaput lendir seperti mata dan mulut.