Sukses

Chikungunya adalah Flu Tulang, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Flu tulang atau biasa disebut chikungunya adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk dan menyebabkan gejala demam tinggi serta nyeri sendi.

Liputan6.com, Jakarta Flu tulang atau biasa disebut chikungunya adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk dan menyebabkan gejala demam tinggi serta nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Nama chikungunya sendiri berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kimakonde yang kurang lebih berarti “melengkung”. Artinya, nama ini menggambarkan tampilan fisik penderita yang biasanya mengalami pembungkukan akibat nyeri sendi yang disebabkan oleh virus ini.

Chikungunya berpotensi menyerang bayi dan orang dewasa diatas 65 tahun. Masalah kesehatan ini rawan menular, terutama di musim penghujan. Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit chikungunya, kenali gejala, penyebab, dan cara mencegahnya.

Berikut ini ulasan mengenai gejala chikungunya beserta penyebab, pengobatan, dan cara mencegahnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (30/12/2021).

2 dari 5 halaman

Gejala Chikungunya

Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, umumnya penderita chikungunya mengalami gejala, seperti:

1. Demam hingga 39 derajat celsius.

2. Nyeri pada otot dan sendi.

3. Sendi bengkak.

4. Nyeri pada tulang.

5. Sakit kepala.

6. Muncul ruam di tubuh.

7. Lemas.

8. Mual.

9. Kedinginan yang berlebih.

Gejala di atas biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Tapi pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.

3 dari 5 halaman

Penyebab Chikungunya

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit chikungunya dapat menular dari satu penderita ke penderita lainnya lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ketika nyamuk yang belum terinfeksi virus chikungunya menggigit penderita yang terinfeksi virus chikungunya, nyamuk dapat menyerap virus di dalam darah penderita.

Virus tersebut lantas berkembang biak di dalam tubuh nyamuk. Ketika nyamuk yang sudah terinfeksi virus chikungunya tersebut menggigit seseorang, seseorang ini bisa tertular penyakit chikungunya. Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, penularan chikungunya dari manusia ke nyamuk dan menulari penderita lainnya bisa terjadi dalam waktu kurang dari seminggu. Setelah menjadi biang penularan penyakit, nyamuk penyebab chikungunya ini dapat menyebarkan virusnya seumur hidup.

Virus chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun ke atas, dan individu dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Beberapa faktor risiko di bawah ini memperbesar peluang seseorang terkena chikungunya adalah:

1. Tidak menggunakan kelambu atau tirai pelindung nyamuk saat tidur siang hari.

2. Adanya wadah penampungan air terbuka.

3. Keberadaan larva pada wadah penampungan air.

4. Orang yang sakit dengan tanda dan gejala yang sama di keluarga atau tetangga dan tidak mengenakan pakaian panjang.

4 dari 5 halaman

Pengobatan Chikungunya

Gejala chikungunya mirip dengan gejala demam berdarah dan virus zika. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami gejala di atas disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

Beri tahu dokter bila sebelum gejala muncul, Anda bepergian ke daerah endemik chikungunya. Informasi tersebut akan membantu dokter membuat diagnosis yang tepat. Kemudian untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays). Tes ELISA adalah tes serologi guna mengecek keberadaan antibodi IgM dan IgG yang terkait dengan chikungunya.  Umumnya, kadar antibodi IgM sangat tinggi pada 3-5 minggu setelah gejala muncul, dan bisa bertahan hingga 2 bulan.

Setelah itu dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.

Perlu diketahui, sebelum dokter memastikan gejala yang dialami bukan gejala demam berdarah jangan menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Hal tersebut untuk mencegah terjadinya perdarahan. Bila Anda sedang menjalani pengobatan untuk kondisi lain, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat lain.

5 dari 5 halaman

Cara Mencegah Chikungunya

Pencegahan chikungunya sama seperti pencegahan penyakit lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Cara yang utama adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan 3M Plus. 3M yang dimaksud meliputi:

1. Menutup rapat tempat penyimpanan air.

2. Menguras tempat penampungan air.

3. Mengubur barang bekas yang bisa menampung air.

Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M, yaitu:

1. Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.

2. Memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah.

3. Menggunakan kelambu saat tidur.

4. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

5. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian.

Di samping sejumlah langkah di atas, Anda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan tambahan, terutama bila hendak bepergian ke daerah endemik chikungunya, antara lain:

1. Menggunakan losion anti nyamuk dengan kandungan N, N-diethylmetatolumide (DEET) secara rutin. Bila Anda mengenakan tabir surya, oleskan losion setelah tabir surya.

2. Menggunakan obat nyamuk bakar yang diletakkan di luar untuk membantu mengusir nyamuk.

3. Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang setiap waktu.