Sukses

Peristiwa Pentakosta Menurut Kitab Kisah Para Rasul, Ketahui Simbol dan Maknanya

Peristiwa pentakosta menurut kitab Kisah Para Rasul, menunjukkan peran penting Roh Kudus dalam kehidupan Kristen.

Liputan6.com, Jakarta Peristiwa Pentakosta menurut kitab Kisah Para Rasul adalah kejadian penting dalam sejarah Kristen, yang terjadi setelah Yesus Kristus naik ke surga. Pentakosta terjadi sekitar 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari Paskah. Pada hari itu, para pengikut Yesus yang berjumlah sekitar 120 orang berkumpul di satu tempat, mendengar bunyi keras seperti tiupan angin yang datang dari langit. 

Peristiwa Pentakosta menurut kitab Kisah Para Rasul selanjutnya, tampak lidah-lidah api yang memisahkan diri dan melayang di atas kepala setiap orang. Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, seperti yang dijanjikan oleh Yesus sebelumnya. Dalam keadaan terinspirasi oleh Roh Kudus, mereka mulai berbicara dalam berbagai bahasa yang sebelumnya tidak mereka kuasai.

Roh Kudus tidak hanya memberikan kemampuan berbicara dalam bahasa asing, tetapi juga memberikan keberanian kepada para pengikut Yesus untuk memberitakan Injil dengan penuh kuasa dan otoritas.

Peristiwa Pentakosta menurut kitab Kisah Para Rasul juga menunjukkan peran penting Roh Kudus, dalam kehidupan dan pelayanan gereja. Roh Kudus memberikan hikmat, pengajaran, penghiburan, dan kuasa bagi para pengikut Yesus. 

Berikut ini peristiwa Pentakosta menurut kitab Kisah Para Rasul yang Liputan6.com rangkum dari berbagia sumber, Rabu (17/5/2023). 

2 dari 4 halaman

Pentakosta dan Kitab Kisah Para Rasul

Pentakosta adalah peristiwa yang terjadi setelah Yesus Kristus naik ke surga. Kitab Kisah Para Rasul dalam Alkitab mencatat peristiwa ini dengan detail. Kisah Pentakosta ditemukan dalam Kisah Para Rasul pasal 2.

"Pada hari itu, para pengikut Yesus yang sedang berkumpul di satu tempat mendadak mengalami pengalaman yang luar biasa. Mendadak terdengar bunyi keras dari langit seperti tiupan angin yang datang dengan cepat dan memenuhi seluruh rumah tempat mereka berada. Kemudian, tampaklah sesuatu seperti lidah-lidah api yang memisahkan diri satu sama lain dan melayang di atas kepala setiap orang. Roh Kudus turun atas mereka dalam bentuk lidah-lidah api tersebut.

Akibatnya, mereka semua penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Meskipun mereka berasal dari berbagai bangsa dan latar belakang, orang-orang yang hadir mendengar mereka berbicara dalam bahasa ibu mereka masing-masing. Ini adalah tanda yang ajaib, karena para pengikut Yesus yang sebelumnya hanya berbicara dalam satu bahasa tiba-tiba dapat memahami dan berbicara dalam banyak bahasa.

Peristiwa ini menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka, dan mereka bingung serta tercengang. Beberapa mencela dan menganggap mereka mabuk, tetapi Petrus, salah satu dari keduabelas rasul, berdiri di depan orang banyak dan memberikan khotbah yang kuat. Ia menjelaskan bahwa peristiwa ini adalah penggenapan nubuat yang telah diucapkan oleh nabi Yoel tentang pengurangan Roh Kudus pada akhir zaman."

Dalam khotbahnya, Petrus menjelaskan tentang Yesus Kristus, kematian-Nya di kayu salib, dan kebangkitan-Nya. Ia mengajak orang-orang untuk bertobat, percaya kepada Yesus, dan menerima baptisan untuk pengampunan dosa dan penerimaan Roh Kudus. Banyak orang yang terharu oleh khotbah ini dan memutuskan untuk mengikut Yesus. Pada hari itu, sekitar tiga ribu orang dibaptis dan bergabung dengan jemaat.

Peristiwa Pentakosta menandai permulaan gereja Kristen yang baru. Roh Kudus turun dengan kuasa dan memberikan pengaruh yang besar kepada para pengikut Yesus. Mereka menjadi penuh dengan Roh Kudus, diberkati dengan karunia-karunia rohani, dan diberdayakan untuk memberitakan Injil dengan berani dan otoritas.

 

3 dari 4 halaman

Simbol

1. Lidah-Lidah Api

Simbol lidah-lidah api merujuk pada peristiwa Pentakosta, di mana Roh Kudus turun atas para pengikut Yesus dalam bentuk lidah-lidah api yang melayang di atas kepala mereka. Simbol ini memiliki beberapa makna penting. Pertama, api melambangkan kehadiran Allah yang membara dan membakar hati para pengikut-Nya. Roh Kudus datang sebagai api yang menyala-nyala, memberikan semangat, gairah, dan keberanian kepada mereka untuk memberitakan Injil dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Kedua, lidah-lidah api yang memisahkan diri menggambarkan karunia-karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus, seperti karunia berbicara dalam bahasa roh dan karunia-karunia lainnya.

2. Angin Keras

Simbol angin keras mengacu pada bunyi keras seperti tiupan angin, yang terjadi pada peristiwa Pentakosta. Angin ini melambangkan kedatangan dan kuasa Roh Kudus. Seperti angin yang datang dengan kekuatan yang besar, Roh Kudus juga datang dengan kuasa dan pengaruh yang luar biasa. Angin keras ini mengisi tempat di mana para pengikut Yesus berkumpul, melambangkan pemenuhan nubuat dan penggenapan janji Yesus tentang pengiriman Roh Kudus. Selain itu, angin juga melambangkan pembaruan, perubahan, dan kekuatan yang mendorong orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

3. Warna Merah

Warna merah sering dikaitkan dengan Hari Pentakosta dan Roh Kudus. Warna ini memiliki beberapa makna simbolik yang relevan. Pertama, merah melambangkan api dan api adalah salah satu manifestasi kuasa Roh Kudus pada peristiwa Pentakosta. Merah juga melambangkan semangat, keberanian, dan gairah rohani yang dianugerahkan oleh Roh Kudus kepada umat Kristen. Warna ini juga mengingatkan pada pengorbanan Yesus Kristus dan darah-Nya, yang dicurahkan bagi penebusan dosa manusia. Merah menjadi simbol pengorbanan-Nya yang membawa kehidupan baru dan kuasa Roh Kudus yang memulai pekerjaan-Nya di dalam hati manusia.

4. Elang

Dalam seni dan simbolisme Kristen, elang sering kali digunakan sebagai simbol Roh Kudus. Elang melambangkan kekuatan, ketinggian, dan pandangan yang tajam. Elang juga mewakili sifat-sifat Roh Kudus yang memberdayakan, memperkuat, dan memberikan pemahaman yang mendalam terhadap Firman Allah. Seperti elang yang terbang tinggi dan memiliki pandangan yang luas, Roh Kudus membantu orang percaya untuk melihat dengan jelas, memahami rencana Allah, dan mengangkat hati dan pikiran mereka ke hal-hal yang surgawi.

4 dari 4 halaman

5. Air dan Minyak

Air dan minyak sering dikaitkan dengan sakramen pembaptisan dan pengurapan, yang merupakan bagian penting dari perayaan Hari Pentakosta. Kedua simbol ini memiliki makna yang mendalam.

  1. Air melambangkan pembaharuan, pemurnian, dan transformasi rohani yang terjadi melalui pembaptisan. Dalam sakramen pembaptisan, air digunakan sebagai simbol pembersihan dari dosa dan pembaruan hidup dalam Kristus. Air juga melambangkan baptisan oleh Roh Kudus, di mana seseorang diberkati dengan hadirat dan kuasa Roh Kudus untuk hidup sebagai anak Allah yang baru.
  2. Minyak di sisi lain, melambangkan pengurapan dan pemberian kuasa Roh Kudus. Dalam tradisi Kristen, pengurapan dengan minyak sering terjadi dalam upacara pengurapan yang dilakukan oleh para imam atau pemimpin gereja. Pengurapan dengan minyak ini melambangkan pemisahan, pemilihan, dan pemberian kuasa Roh Kudus kepada seseorang untuk melayani dalam tugas-tugas rohani dan mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup bagi Allah.

Selain itu, simbol-simbol tersebut juga mencerminkan makna yang lebih luas dalam konteks Pentakosta. Lidah-lidah api, angin keras, warna merah, elang, air, dan minyak semuanya menggambarkan kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan umat Kristen secara individual dan dalam persekutuan gereja. Simbol-simbol ini menyampaikan pesan bahwa Roh Kudus adalah Penolong, Pemimpin, dan Sumber kehidupan yang memberikan kuasa, hikmat, pemahaman, dan keberanian bagi umat-Nya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan memberitakan Injil kepada dunia.

Dengan mengamati dan merayakan simbol-simbol ini pada Hari Pentakosta, umat Kristen dipanggil untuk mengenali dan merespons kuasa dan hadirat Roh Kudus dalam hidup mereka. Simbol-simbol ini memperkuat keyakinan akan kehadiran Allah yang aktif dalam gereja dan memberikan dorongan untuk hidup dalam kesalehan, kasih, dan pelayanan yang diberdayakan oleh Roh Kudus.