Liputan6.com, Jakarta Penyebab keringat dingin bisa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Keringat sendiri merupakan cara alami tubuh untuk mengendalikan suhu dalam tubuh. Keringat bertindak sebagai pendingin, mengurangi suhu di dalam tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, biasanya keringat muncul saat seseorang karena aktivitas fisik, peningkatan suhu tubuh, atau paparan panas. Namun, hal ini berbeda dengan keringat dingin. Keringat dingin bukan hasil dari olahraga berat atau suhu tinggi.Â
Penyebab keringat dingin bisa jadi merupakan tanda kondisi medis atau pengobatan tertentu. Keringat dingin kerap dikaitkan dengan respons perlawanan tubuh. Dalam beberapa kasus, penyebab keluar keringat dingin dipicu suatu kondisi yang mungkin memiliki komplikasi serius.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/3/2022) tentang penyebab keringat dingin.
Penyebab Keringat Dingin
Stres atau kecemasan
Penyebab keringat dingin yang pertama adalah stres atau kecemasan. Stres atau kecemasan yang disebabkan oleh tanggung jawab yang berlebihan di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah dapat memicu keringat dingin. Keringat dingin dapat menjadi gejala serangan panik, kecemasan sosial, dan kecemasan umum. Gejala lain dapat termasuk rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan, muntah, dan otot tegang.
Infeksi
Dalam banyak kasus, infeksi dan sepsis menyebabkan jaringan meradang ketika sistem kekebalan mencoba melawan infeksi. Sepsis menyebabkan darah menggumpal atau keluar dari pembuluh darah. Ini membuat organ lebih sulit mendapatkan darah dan oksigen segar, yang bisa menjadi penyebab keringat dingin. Sepsis bisa mengancam jiwa. Selain keringat dingin gejalanya dapat meliputi demam tinggi, dingin dan menggigil, kebingungan, pernapasan cepat, sesak napas, hingga hilang kesadaran.
Vertigo
Vertigo adalah pusing yang dihasilkan dari perasaan seperti ruangan di sekitar berputar. Ini sering disebabkan oleh masalah dengan telinga bagian dalam dan hubungannya dengan otak. Kondisi ini biasanya disertai dengan keringat dingin. Perasaan mual juga bisa menjadi penyebab keringat dingin. Vertigo biasanya juga disertai gejala mata berkedut, visi buram, sulit berjalan, mati rasa, hingga kesulitan berbicara.
Advertisement
Penyebab Keringat Dingin
Syok
Syok terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem atau cedera parah. Ketika syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang mereka butuhkan untuk berfungsi. Ini bisa menjadi penyebab keringat dingin. Gejala lain syok termasuk kulit pucat tidak normal, pernapasan cepat, sakit atau muntah, pupil melebar, lemah atau lelah, pusing, serta kecemasan abnormal atau stres.
Nyeri akibat cedera
Rasa sakit yang disebabkan oleh cedera, seperti patah tulang atau terkena di kepala, juga dapat menjadi penyebab keringat dingin. Reaksi ini mirip dengan cara syok dapat menyebabkan keringat karena organ tidak mendapatkan cukup oksigen.
Pingsan
Pingsan terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen ke otak. Keringat dingin dapat terjadi tepat sebelum atau setelah pingsan. Pingsan karena kehilangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk dehidrasi, terlalu panas, penggumpalan darah, terlalu lelah, atau masalah jantung.
Penyebab Keringat Dingin
Hipoksia
Penyebab keringat dingin selanjutnya adalah hipoksia. Hipoksia berarti tidak cukup oksigen yang masuk ke organ-organ dalam tubuh. Ini bisa disebabkan karena tidak menghirup oksigen yang cukup. Hipoksia bisa terjadi saat menghirup asap, atau pergi ke tempat yang tinggi di mana pasokan udara berkurang. Karena otak kekurangan oksigen, tubuh merespons dengan keringat dingin dan gejala mental lainnya seperti kesulitan bergerak kehilangan fokus, dan sulit bernapas.
Hipotensi
Hipotensi terjadi ketika tekanan darah turun ke tingkat yang jauh lebih rendah dari biasanya. Hipotensi dapat menjadi serius ketika menyebabkan otak atau organ lain tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Gejala umum hipotensi lainnya meliputi pusing atau bingung, visi buram, pingsan, lelah, dan mual.
Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kondisi gula darah turun di bawah tingkat normal. Tubuh bereaksi terhadap kekurangan gula darah seperti halnya kekurangan oksigen. Kondisi ini merupakan risiko khusus bagi penderita diabetes. Bagi seseorang yang menderita diabetes, keringat yang banyak dapat menandakan hipoglikemia atau gula darah rendah.
Hyperhidrosis
Hyperhidrosis adalah nama lain untuk keringat berlebih. Hiperhidrosis dapat terjadi ketika berkeringat karena olahraga atau panas, tetapi keringat dingin yang sering disertai hiperhidrosis juga dapat terjadi tanpa peringatan.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme juga bisa menjadi penyebab keringat dingin. Orang dengan gangguan hormon seperti hipertiroidisme seringkali memiliki keluhan berkeringat di malam hari saat tidur. Hal ini berkaitan dengan tiroid yang overaktif, sehingga menimbulkan gejala berkeringat berlebih saat tidur di malam hari.
Advertisement
Penyebab Keringat Dingin
Migrain
Penyebab keringat dingin juga bisa karena migrain. Migrain adalah jenis sakit kepala yang dapat menyebabkan sakit parah untuk waktu yang lama. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain karena tubuh merespons rasa sakit.
Menopause
Menopause terjadi ketika keseimbangan dua hormon tubuh, estrogen dan progesteron, berubah secara dramatis dan siklus menstruasi berakhir. Seiring dengan hot flash yang tiba-tiba, keringat dingin adalah salah satu gejala fisik menopause yang paling mencolok. Gejala umum menopause lainnya termasuk kesulitan tidur, perubahan suasana hati, dan penambahan berat badan.
Obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, obat-obatan terapi hormon, dan obat penurun demam juga bisa menjadi salah satu penyebab berkeringat saat tidur. Contohnya pada obat-obatan antidepresan bisa memicu pasien jadi berkeringat di malam hari. Cara kerja obat tersebut sedikit menganggu fungsi tubuh seperti pengaturan suhu, metabolisme dan hormon.
Kanker
Selain itu, penyebab keringat dingin lainnya juga bisa karena kanker. Â Beberapa jenis kanker yang menunjukkan gejala keringat dingin di antaranya kanker limfoma, kanker tulang, dan kanker darah. Biasanya gejala ini diikuti dengan berbagai gejala lainnya, seperti demam berkepanjangan atau berulang dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, jika kamu mengalami masalah tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari penyakit.