Sukses

Penyebab Penyakit Kwashiorkor, Gizi Buruk pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Cukupi kebutuhan protein pada anak untuk menghindari terjadinya penyakit kwashiorkor.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kwashiorkor atau yang lebih dikenal dengan gizi buruk merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Penyebab penyakit kwashiorkor diakibatkan karena orang tersebut tidak memperoleh makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup.

Penyakit kwashiorkor atau gizi buruk bukanlah gangguan yang terjadi secara mendadak. Malnutrisi atau kesalahan dalam pemberian nutrisi berupa kekurangan maupun kelebihan nutrisi.

Dapat dikatakan bahwa, penyebab penyakit kwashiorkor adalah kondisi dimana seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein. Padahal protein dibutuhkan tubuh dalam prose pembentukan sel-sel baru.

Penyakit kwashiorkor umumnya banyak terjadi pada anak-anak di negara berkembang termasuk di Indonesia. Kwashiorkor terbilang penyakit yang cukup berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.

Oleh karena itu, penting untuk mengenal penyebab penyakit kwashiorkor beserta gejala dan cara mengobatinya untuk memperkecil komplikasi. Berikut penyebab penyakit kwashiorkor dan gejala yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (2/12/2019).

2 dari 7 halaman

Mengenal tentang Penyakit Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan kondisi malnutrisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada anak berusia sekitar 1 hingga 3 tahun. Protein merupakan salah satu zat esensial tubuh yang berperan untuk pertumbuhan masa anak-anak. Kekurangan protein merupakan salah satu penyebab penyakit kawashiorkor yang membuat pertumbuhan anak menjadi lambat.

Penyakit kwashiorkor atau biasa disebut edematous banyak terjadi di negara-negara dengan tingkat kelaparan tinggi atau bencana seperti Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian Amerika Tengah. Disebut juga dengan penyakit edematous karena tanda dominan yang muncul adalah edema atau penumpukan cairan pada tubuh terutama di daerah mata kaki, kaki, perut, bahkan seluruh tubuh.

Penderita penyakit kwashiorkor pada anak yang mengalaminya memungkinkan tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan dapat tetap terhambat sampai sisa hidupnya.

3 dari 7 halaman

Pentingnya Fungsi Protein untuk Tubuh

Penyebab penyakit kwashiorkor adalah kekurangan asupan protein. Padahal protein merupakan komponen utama dalam setiap sel tubuh.

Protein diperlukan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan membentuk sel-sel baru. Protein juga sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak dan kehamilan.

Apabila tubuh kekurangan protein, maka pertumbuhan dan fungsi tubuh yang normal akan mulai terhambat dan kwashiorkor dapat terjadi. Sedangkan protein dalam darah berfungsi untuk menjaga kestabilan cairan dalam pembuluh darah.

Ketika protein atau albumin jumlahnya kurang, maka cairan dalam pembuluh darah tidak ada yang menahannya sehingga banyak cairan yang merembes ke jaringan sekitar dan menyebabkan edema atau pembengkakan.

4 dari 7 halaman

Penyebab Penyakit Kwashiorkor

Penyakit kwashiorkor bisa terjadi diakibatkan kurangnya pengetahuan gizi terutama pada anak sehingga menyebabkan kasus kwashiorkor meningkat. Penyebab penyakit kwashiorkor pada anak bisa terjadi karena berbagai alasan.

Namun, alasan yang paling umum terjadi adalah karena tidak tersedianya makanan yang cukup atau terdapat satu kondisi lain yang membuat anak sulit makan dan menyerap nutrisi dengan baik. Sedangkan penyebab penyakit kwashiorkor pada orang dewasa bisa terjadi kekurangan gizi akibat terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Berikut penyebab penyakit kwashiorkor pada anak:

- Kelaparan akut,

- Berada di daerah miskin,

- Berada di wilayah konflik atau krisi politik,

- Hidup di bawah standar,

- Mengalami gangguan makan,

- Kurangnya pemahaman tentang gizi, dan

- Mengalami kondisi medis tertentu.

5 dari 7 halaman

Gejala Penyakit Kwashiorkor

Adapun cara untuk mendeteksi anak menderita penyakit kwashiorkor atau tidak dengan memerhatikan beberapa gejala yang nampak. Gejala penyakit kwashiorkor yang paling diperhatikan adalah bentuk tubuh yang sangat kurus dan anak tidak tumbuh sebagaimana mestinya.

Pembengkakan di bawah kulit atau edema yang diakibatkan terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh juga merupakan gejala penyakit kwashiorkor ini. Pembengkakan dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh dan umumnya dimulai dari kaki.

Bengkak biasanya diiringi dengan sejumlah kondisi seperti berikut ini:

- Rambut yang kering, jarang, dan rapuh. Bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung,

- Ruam atau dermatitis,

- Mudah marah,

- Kelelahan dan mengantuk,

- Gangguan tumbuh kembang,

- Perut membesar,

- Infeksi yang terjadi terus-menerus. Akibat lemahnya kekebalan tubuh,

- Kuku pecah dan rapuh,

- Berubahnya pigmen kulit,

- Menurunnya massa otot,

- Diare,

- Berat dan tinggi badan tidak bertambah.

6 dari 7 halaman

Diagnosis Penyakit Kwashiorkor

Diagnosisi penyakit kwashiorkor dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap riwayat kesehatan anak. Kekurangan asupan makanan bergizi bisa dilihat dari kebiasaan makan anak.

Selain itu, adanya gejala dan tanda-tanda kwashiorkor akan membantu dokter dalam mendiagnosis. Untuk membedakannya dengan jenis gizi buruk lainnya, dokter akan memastikan apakah penderitanya memiliki gejala yang diserta pembengkakan tubuh (edema).

Kadang, pada anak dengan kwashiorkor juga turut terdiagnosis penyakit lainnya. Penyakit yang paling sering terdeteksi adalah penyakit infeksi akibat kekebalan tubuh yang rendah. Pemeriksaan penunjang bisa saja dilakukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium hingga radiologi yang sesuai untuk mendiagnosis penyakit infeksi penyerta tersebut.

7 dari 7 halaman

Cara Mengobati Penyakit Kwashiorkor

Untuk mengatasi penyakit kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi berupa kalori dan protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut harus dilakukan secara bertahap.

Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya tanpa melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi, barulah asupan protein bisa mulai diberikan.

Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang rendah yang secara bertahap terus ditambah. Hal ini dilakukan agar saluran cerna penderita tidak kaget bila langsung diberi asupan tinggi kalori tinggi protein.

Penanganan di rumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.