Sukses

Fungsi Ovarium pada Wanita, Penting dalam Reproduksi

Fungsi ovarium pada wanita sangat penting dalam organ reproduksi

Liputan6.com, Jakarta Fungsi ovarium pada wanita sangat penting dalam organ reproduksi. Seorang wanita memiliki dua ovarium, berada di setiap sisi rahimnya. Bentuk dan ukuran ovarium seperti buah almond. Fungsi ovarium pada wanita kerap dikaitkan dengan tingkat kesuburan seseorang. 

Fungsi ovarium pada wanita diperlukan dalam reproduksi karena bertanggung jawab untuk memproduksi sel dan hormon reproduksi. Ovarium berkembang melalui banyak tahap yang dimulai pada periode prenatal hingga menopause. Penting untuk menjaga fungsi ovarium pada wanita.

Fungsi ovarium pada wanita mulai mengalami perkembangan cepat pada masa pubertas. Ovarium menjadi bagian penting dalam sistem reproduksi. Segala kondisi medis yang menghentikan fungsi ovarium pada wanita dapat menurunkan kesuburan. Maka dari itu penting untuk menjaga fungsi ovarium pada wanita.

Berikut ulasan mengenai fungsi ovarium pada wanita dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(12/12/2019).

2 dari 6 halaman

Mengenal ovarium

Setiap wanita memiliki dua ovarium. Mereka berbentuk oval mirip almond, memiliki panjang sekitar empat sentimeter dan berada di kedua sisi. Ovarium ditahan oleh ligamen yang melekat pada rahim. Setiap ovarium berwarna keputihan dan terletak di sepanjang dinding lateral rahim di daerah yang disebut ovarium fossa.

Fossa ovarium adalah daerah yang dibatasi oleh arteri iliaka eksterna dan di depan ureter dan arteri iliaka interna. Daerah ini berukuran sekitar 4 cm x 3 cm x 2 cm. Ovarium dikelilingi oleh kapsul, dan memiliki korteks luar dan medula dalam.

Wanita biasanya dilahirkan dengan dua ovarium. Sebelum masa pubertas, ovarium hanyalah kumpulan jaringan yang panjang. Saat wanita mencapai tingkat kematangannya, ovarium juga berada pada tingkat kematangan.

Biasanya, ovulasi terjadi pada salah satu dari dua ovarium yang melepaskan sel telur setiap siklus menstruasi. Sisi ovarium yang paling dekat dengan tuba falopii terhubung ke sana oleh ligamentum infundibulopelvic, dan sisi lainnya mengarah ke bawah yang melekat pada uterus melalui ligamentum ovarium.

3 dari 6 halaman

Sebagai tempat perkembangan sel telur

Ovarium menghasilkan sel telur dan menjadi tempat perkembangannya sebelum siap dibuahi. Di ovarium, sel-sel telur yang berkembang (atau oosit) matang dalam folikel berisi cairan. Biasanya, hanya satu oosit berkembang pada satu waktu, tetapi yang lain juga bisa matang secara bersamaan.

Ketika oosit menyelesaikan pematangannya di ovarium, lonjakan hormon luteinisasi yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis merangsang pelepasan oosit melalui pecahnya folikel, suatu proses yang disebut ovulasi.

4 dari 6 halaman

Memproduksi hormon wanita

ovarium menghasilkan hormon reproduksi wanita yang disebut estrogen dan progesteron, dan beberapa hormon yang lebih rendah disebut relaxin dan inhibin. Estrogen digunakan tubuh untuk membantu mengembangkan karakteristik wanita dewasa, seperti payudara dan pinggul yang lebih besar, dan untuk membantu dalam siklus reproduksi. Progesteron adalah hormon yang vital untuk menstruasi dan kehamilan.

Produksi estrogen mendominasi pada paruh pertama siklus menstruasi sebelum ovulasi, dan produksi progesteron mendominasi selama paruh kedua siklus menstruasi ketika corpus luteum telah terbentuk.

Relaxin yang juga dihasilkan ovarium berperan mengendurkan ligamen panggul sehingga bisa meregang saat persalinan. Inhibin mencegah kelenjar hipofisis memproduksi hormon.

5 dari 6 halaman

Melepaskan sel telur

Ovarium melepaskan sel telur (oosit) di titik tengah setiap siklus menstruasi. Biasanya, hanya satu oosit dari satu ovarium yang dilepaskan selama setiap siklus menstruasi, dengan setiap ovarium secara bergantian melepaskan telur.

Ketika sel telur tertentu distimulasi hingga matang oleh hormon yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis, folikel bermigrasi ke dinding ovarium. Di sini, telur dan folikel tumbuh dan matang. Folikel dengan telur matang pecah, melepaskan telur ke saluran tuba terdekat.

Dari sana, telur bergerak ke rahim. Tubuh memproduksi hormon progesteron untuk membuat lapisan rahim lebih tebal agar bisa menerima telur yang masuk. Hormon ini dibuat oleh sel-sel baru yang tumbuh di mana telur lama berada di ovarium.

Jika tidak ada sperma, atau jika sel telur tidak dibuahi, tubuh berhenti membuat progesteron sekitar sembilan hari setelah ovulasi. Kemudian sel telur keluar dari rahim selama menstruasi.

Seorang bayi perempuan dilahirkan dengan semua telur yang akan ia miliki. Diperkirakan sekitar dua juta, tetapi pada saat seorang gadis mencapai pubertas, jumlah ini telah berkurang hingga sekitar 400.000 telur yang disimpan dalam indung telurnya. Dari masa pubertas hingga menopause, hanya sekitar 400-500 telur akan mencapai kematangan, dilepaskan dari ovarium atau selama ovulasi.

6 dari 6 halaman

Masalah yang bisa timbul pada ovarium

Ovarium secara alami berhenti berfungsi pada saat menopause. Ini terjadi pada kebanyakan wanita di sekitar usia 50. Di luar menopause, sebagian besar besar masalah ovarium disebabkan oleh kista.

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah penyakit yang didefinisikan oleh banyak kista yang tumbuh di tepi luar ovarium karena kurangnya hormon yang memungkinkan telur dilepaskan dari folikel. Gangguan ini dapat menyebabkan infertilitas dan komplikasi serius lainnya seperti penyakit jantung, diabetes atau stroke.

Terkadang kista akan menjadi kanker. Menurut American Cancer Society, satu dari 5 wanita bisa mengembangkan kanker ovarium. Segala kondisi medis yang menghentikan ovarium berfungsi dapat menurunkan kesuburan wanita.