Sukses

6 Ciri DBD yang Harus Diwaspadai dan Cara Tepat Mengatasinya

Pada sebagian besar kasus, ciri DBD tidak dapat diamati atau bergejala ringan.

Liputan6.com, Jakarta Laporan yang diterbitkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2021 mengenai masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat lebih dari 8 kali lipat selama dua dekade terakhir. DBD merupakan infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Pada sebagian besar kasus, ciri DBD tidak dapat diamati atau bergejala ringan. Ini membuat banyak kasus DBD salah didiagnosis sebagai penyakit demam lain. Ciri BDB yang paling khas diungkap dalam artikel yang diterbitkan Mayo Clinic adalah timbul demam tinggi 40 derajat celcius.

Sakit kepala, nyeri, mengalami masalah pencernaan, sakit di belakang kepala, dan ruam merupakan ciri DBD yang menyertai demam tinggi penderitanya. Dalam artikel yang diterbitkan WebMD, ciri DBD yang mengharuskan penderita melakukan perawatan di rumah sakit adalah ketika merasa buruk pada 24 jam pertama setelah demam turun.

Berikut Liputan6.com ulas tentang ciri DBD yang harus diwaspadai dan cara mengatasinya dari berbagai sumber, Sabtu (6/11/2021).

2 dari 4 halaman

Ciri DBD yang Harus Diwaspadai

Ciri DBD pada sebagian orang tidak dapat diamati atau bergejala ringan. Pada sebagian kasus DBD, berdasarkan laporan yang diterbitkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), banyak kasus yang salah didiagnosis sebagai penyakit demam lainnya.

Sakit kepala, nyeri, mengalami masalah pencernaan, sakit di belakang kepala, dan ruam merupakan ciri DBD yang menyertai demam tinggi penderitanya. Berikut penjelasan tentang ciri DBD yang harus diwaspadai:

1. Demam 40 Derajat Celcius

Ciri DBD yang harus diwaspadai adalah demam tinggi yang mencapai 40 derajat Celcius. Kondisi demam ini pun tak hanya berlangsung satu hari, tetapi bisa berhari-hari. Umumnya 2-7 hari berturu-turut.

Di sinilah pentingnya mengecek suhu tubuh dengan alat. Demam yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai berbeda dengan demam lainnya. Perbedaan ini pun nampak dari suhu yang tertera dan mustahil dideteksi dengan tangan.

Demam karena infeksi virus dan bakteri disertai batuk, pilek, dan flu. Sementara demam yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai tak disertai gejala seperti itu. Melainkan nyeri kepala, menggigil, lemas, dan merasa nyeri di belakang mata sampai tulang.

2. Mengalami Masalah Pencernaan

Masalah nyeri perut dan muntah tak boleh diabaikan apalagi bila disertai dengan demam tinggi. Kondisi ini bisa menjadi salah satu ciri DBD yang harus diwaspadai. Memang mirip dengan muntah karena gangguan pencernaan biasanya. Terasa sangat mual di awal dan tidak nyaman, ciri DBD yang harus diwaspadai ini bisa berlangsung selama 2-4 hari.

Muntah yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai biasanya sampai muncul bercak darah. Kondisi ini menandakan adanya gangguan pembekuan darah. Jika gangguan pembekuan darah sudah terjadi disertai gejala lain menyertai, pemeriksaan harus dilakukan. Ini yang membuat ciri DBD dengan masalah pencernaan tidak boleh diabaikan.

3. Merasakan Nyeri

Persis seperti gejala masuk angin biasanya. Ciri DBD yang harus diwaspadai menyebabkan nyeri di beberapa bagian tubuh. Menjalar dari otot sampai sendi, bikin tubuh menggigil dan berkeringat. Ciri DBD yang harus diwaspadai ini biasanya terjadi ketika demam tinggi sudah menyerang.

Penderita juga bisa mengalami ciri DBD seperti pada bagian belakang mata terasa sakit dan menusuk karena sakit kepala yang dialami. Sakit kepalanya akan menjalar dari dahi dan cenut-cenut. Pada ciri DBD yang harus diwaspadai ini, penderita seperti orang dewasa dan anak-anak pasti akan terlihat sangat lesu dan kelelahan.

Ciri DBD yang harus diwaspadai ini pun akan memengaruhi nafsu makan, bisa berkurang drastis. Kondisi ini memang lumrah terjadi apalagi jika penderita mengalami mual dan muntah berulang kali. Meski begitu, ciri DBD yang harus diwaspadai ini sangat membahayakan sistem imun penderita yang akan semakin menurun.

3 dari 4 halaman

Ciri DBD yang Harus Diwaspadai Selanjutnya

4. Trombosit Turun

Ciri DBD yang harus diwaspadai yang paling bisa dikenali adalah ketika trombositnya terus menurun. Trombosit menurun yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai sejalan dengan demam yang dialami penderita berhari-hari. Solusinya bisa dengan melakukan tes darah, agar kontrol trombosit bisa lebih dimaksimalkan.

Pada ciri DBD yang harus diwaspadai seperti ini, penanganan medis harus segera dilakukan. Apalagi jika penderita mengalami demam disertai sakit perut hebat, perdarahan, dan hipotensi. Jika ciri DBD yang harus diwaspadai ini terus dibiarkan saja, kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, yakni kematian.

5. Timbul Ruam

Ciri DBD yang harus diwaspadai bisa dikenali dari ruam yang ditimbulkannya. Ruam ini sedikit berbeda dengan ruam kulit biasanya. Ruam yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai muncul seperti bekas gigitan nyamuk. Tidak bersisik, tidak mengelupas, dan tidak gatal, perhatikan jangan sampai salah mengartikan ruam.

Ruam yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai ini muncul di beberapa bagian tubuh penderita. Mulai dari wajah, leher, telapak tangan, kaki, dada, dan lain-lain. Berbeda pula dengan ruam karena alergi yang harus diobati. Ruam yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai bisa hilang sendiri setelah satu minggu berlalu.

6. Pendarahan

Jangan menyepelekan perdarahan yang terjadi di hidung dan gusi, ini bisa menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai. Apalagi kalau kondisinya terjadi pada anak-anak. Perdarahan semacam ini bisa menjadi salah satu ciri DBD yang harus diwaspadai.

Perdarahan yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai umumnya terjadi secara tiba-tiba. Mirip dengan perdarahan yang biasanya terjadi. Hanya saja perdarahan gusi DBD beberapa diantaranya tak disertai pembengkakan. Tidak terasa sakit seperti ketika mengalami gingivitis.

Sementara perdarahan di hidung yang menjadi ciri DBD yang harus diwaspadai, ini menandakan DBD sudah menjadi penyakit berbahaya bagi penderita. Umumnya perdarahan di hidung disebabkan karena pembuluh darah hidung sudah pecah. Ciri DBD yang harus diwaspadai ini mirip dengan perdarahan alergi, benturan, hidung kering, dan kelainan.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi DBD

Cara mengatasi masalah DBD sejauh ini belum ada obat khususnya. Dalam artikel yang diterbitkan WebMD, cara mengatasi DBD harus menggunakan pereda nyeri dengan asetaminofen dan menghindari obat-obatan dengan aspirin, ini dapat memperburuk perdarahan penderita.

Tak hanya mengonsumsi obat-obatan, dijelaskan lebih dalam cara mengatasi DBD harus disertai dengan istirahat yang cukup, mengonsumsi banyak cairan, dan jangan ragu melakukan konsultasi dengan dokter. Ciri DBD yang mengharuskan penderita melakukan perawatan di rumah sakit adalah ketika merasa buruk pada 24 jam pertama setelah demam turun.

Berikut penjelasan tentang cara mengatasi DBD:

1. Konsumsi Banyak Cairan

Pasien diharuskan mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jika dehidrasi dibiarkan maka akan mengakibatkan penurunan trombosit dan syok. Inilah yang dapat mengancam nyawa pasien demam berdarah hingga kematian.

Konsumsi cairan yang dianjurkan adalah 2–3 liter per hari. Beberapa pilihannya adalah air putih, jus buah, susu, dan larutan oralit. Hindari minuman bersoda dan kafein karena berpotensi menarik cairan keluar dari tubuh.

2. Istirahat Total

Pasien diharapkan untuk beristirahat total selama masih demam maupun fase syok. Penting juga untuk selalu memonitor kadar trombosit dan kadar sel darah merah sampai mencapai batas normal kembali.

3. Kompres

Demam Berdarah Mirip dengan Demam Tifoid. Untuk mengatasi demam, lalukan kompres. Kompres tidak hanya pada dahi saja tetapi seluruh tubuh, termasuk ketiak, kepala, dan selangkangan. Hal ini berfungsi untuk mentransfer suhu panas ke handuk kompres.

4. Obat Penurun Panas

Obat penurun panas dapat diberikan untuk mengurangi demam, misalnya parasetamol. Namun, jangan lupa catat jam terjadinya demam untuk informasi ketika mengunjungi dokter.

Terdapat beberapa fase demam pada demam berdarah, termasuk fase kritis selama 2–3 hari. Pada fase kritis inilah, suhu tubuh yang menurun sering dikira sebagai tanda penyembuhan, padahal justru ini adalah fase yang berbahaya. Anda harus tetap waspada akan kemungkinan terjadinya syok.

5. Pemeriksaan Darah

Selain memperhatikan pertolongan pertama tersebut, pada hari ke-3 demam sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengetahui angka trombosit dan apakah pasien harus dirawat di rumah sakit atau bisa dirawat di rumah.

 

Â