Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi salah satu penyakit dengan kasus kematian tinggi. Menurut Globocan, terdapat 32.469 kasus baru kanker serviks di Indonesia pada tahun 2018, dengan angka kematian 18.279 per tahun. Hal inilah yang kemudian membuat gejala kanker serviks harus lebih diwaspadai agar bisa segera ditangani.Â
Baca Juga
Memahami gejala kanker serviks sangat penting dilakukan karena sebenarnya, tanda kanker ini sulit dikenali. Hanya saja, gejala yang kerap menjadi indikasi adalah perdarahan hebat dari vagina. Perdarahan inipun sangat kentara ketika terjadi di luar siklus menstruasi.
Advertisement
Selain karena sulit dikenali, gejala kanker serviks juga harus lebih diwaspadai karena berisiko menyerang semua wanita. Apalagi bagi yang kerap bergonta-ganti pasangan. Kemudian memiliki kebiasaan merokok, hamil di usia sangat muda, dan sering mengalami penyakit menular.
Berikut Liputan6.com ulas gejala kanker serviks dari berbagai sumber, Kamis (3/9/2020).
Nyeri Perut dan Pinggang
Nyeri perut dan pinggang bisa mengindikasikan gejala kanker serviks. Kondisi ini terjadi ketika kanker berkembang pada dinding adenosid rongga rahim. Gejala ini bisa datang sewaktu-waktu, terkadang bisa sangat nyeri setelah melakukan aktivitas seks.
Sementara bagi yang masih berusia subur, rasa nyeri ini bisa semakin kuat pada saat menstruasi datang. Selain perut dan pinggang, nyerinya bisa sampai ke punggung berulang. Pada kasus ini, kanker sudah sampai usus buntu dan harus sangat diwaspadai.
Beberapa wanita pun akan mengalami aki membengkak dan nyeri. Nyeri ini bisa terjadi ketika sel kanker menekan pembuluh darah di panggul. Pada akhirnya, kondisi ini akan menghambat sirkulasi darah ke kaki. Hingga terjadi penimbunan cairan yang membuat kaki menjadi bengkak.
Advertisement
Perdarahan dan Sering Buang Air Kecil
Perdarahan
Selain menstruasi yang berkepanjangan, perdarahan setelah berhubungan seksual perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa menjadi gejala kanker serviks. Tak hanya perdarahan, biasanya wanita yang mengalami lebih mudah kelelahan.
Kondisi ini terjadi akibat pendarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah (anemia).
Kondisi ini membuat tubuh menjadi cepat lelah. Rasa lelah biasanya akan berlangsung setiap saat dan tidak hilang meskipun Anda telah beristirahat cukup.
Sering Buang Air Kecil
Wanita yang sering buang air kecil bisa menjadi indikasi gejala kanker serviks. Kondisi ketika ada sel kanker yang tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih. Tumor atau pembengkakan ini hampir mirip dengan infeksi saluran kemih.
Penderitanya bisa sampai mengalami rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil, sering dan kesulitan. Saat sudah memasuki stadium lanjut, kanker serviks dapat mempengaruhi fungsi vagina.
Kondisinya pun bisa menimbulkan kebocoran urine atau keluarnya tinja dari vagina. Kebocoran ini bisa terjadi akibat terbentuknya fistula antara vagina dan saluran kemih. Bisa juga fistula ani antara vagina dan anus, sehingga urine dan feses dapat melewati vagina.
Keputihan Berlebih
Keputihan berlebihan juga harus lebih diwaspadai wanita. Kondisi ini bisa menjadi salah satu gejala kanker serviks. Bukan lagi keputihan normal, tetapi keputihan berlebihan hingga berbau abnormal. Keputihan yang berbahaya juga memiliki warna berbeda dan teksturnya tak seperti telur.
Keputihan normal seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau. Sementara keputihan yang terjadi karenya penyakit akan beraroma lebih menyengat, amis, dan beda dari biasanya. Kondisi seperti ini bisa mengindikasi gejala kanker serviks.
Keputihan tak normal seperti gejala ini umumnya muncul setelah menopause. Bisa juga muncul di antara masa menstruasi. Beberapa wanita pun ada yang mengalami keputihan yang disertai dengan darah warna merah muda. Wanita yang mengalami ini disebabkan oleh jaringan nekrotik yang bercampur dengan cairan permukaan tumor serviks.
Advertisement
Berat Badan Menurun Drastis dan Hilang Nafsu Makan
Berat badan yang menurun drastis sudah lumrah menjadi gejala kanker serviks. Hanya saja ada beberapa wanita yang justru tenang dan menyepelekannya. Selain berat badan yang turun, biasanya nafsu makan ikut mengendur. Hingga perasaan mual dan perasaan tak nyaman pada perut sering terjadi.
Berat badan menurun dan hilang nafsu makan menjadi tanda penyebaran sel kanker semakin luas. Bahkan tubuh penderitanya bisa sampai kesulitan menerima asupan makanan. Selain itu, penurunan berat badan drastis yang tidak diketahui penyebabnya, juga perlu dicurigai sebagai gejala kanker.
Kanker serviks memang berbahaya. Setiap perempuan pun memiliki risiko untuk terkena kanker serviks. Meski begitu, menghindari faktor risikonya bisa dijadikan pencegahan. Paling tidak lakukan pemeriksaan diri ke dokter kandungan secara rutin. Terutama untuk perempuan yang aktif berhubungan seksual.
Menstruasi Berkepanjangan dan Nyeri
Menstruasi Berkepanjangan
Perdarahan abnormal merupakan gejala kanker serviks yang mudah dikenali dan umum terjadi. Perdarahan bisa terjadi di luar siklus menstruasi dan saat menstruasi.
Ketika perdarahan terjadi saat menstruasi, biasanya akan terkadi lebih lama dan panjang dari biasanya. Berlangsung selama dua minggu, bukan empat hari, atau dua kali menstruasi dalam satu bulan.
Nyeri
Nyeri saat mengalami menstruasi mungkin normal bagi sebagian wanita. Hanya saja, sebagian lagi pasti sangat terganggu saking sakitnya. Kondisi inipun harus diwaspadai karena bisa menjadi gejala kanker serviks.
Meski nyeri ketika menstruasi jarang terjadi, tetap harus diwaspadai. Beberapa wanita ada yang mengalami nyeri pada panggul saat sedang berhubungan intim. Ini biasanya terjadi ketika kanker serviks sudah mencapai stadium lanjut.
Advertisement
Pengobatan dan Cara Mencegah Kanker Serviks
Pengobatan
Penanganan kanker leher rahim selalu dilakukan berdasarkan stadium kanker dan kondisi masing-masing pasien. Karena penanganan kanker merupakan sesuatu yang kompleks, rumah sakit umumnya menggunakan tim multidisiplin untuk menangani kanker leher rahim.
Pada sebagian besar kasus kanker leher rahim stadium awal, umumnya penanganan mencakup pembedahan untuk mengangkat sebagian atau seluruh rahim, radioterapi, atau kombinasi dari keduanya. Sedangkan pada kasus leher rahim stadium lanjut, umumnya dilakukan radioterapi dan/atau kemoterapi, walaupun pembedahan terkadang juga dilakukan.
Kemungkinan kesembuhan secara menyeluruh relatif baik bila kanker leher rahim terdeteksi pada stadium awal. Semakin awal terdeteksi, semakin tinggi tingkat kesembuhan seseorang.
Pencegahan
Ada beberapa anjuran untuk menurunkan risiko terjadinya kanker leher rahim. Berikut ini beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker leher rahim:Â
- Untuk menurunkan risiko kanker leher rahim adalah dengan mempraktekkan hubungan seksual yang aman, mengingat virus HPV diketahui menyebar melalui kontak seksual.
- Vaksinasi untuk kanker leher rahim juga kini bisa dilakukan untuk melindungi terhadap infeksi HPV.
- Vaksin dimaksudkan memberi perlindungan terhadap serangan HPV, termasuk dua tipe yang diketahui berkaitan dengan sekitar 70% dari kanker serviks, yakni HPV 16 dan HPV 18.
- Melakukan skrining atau pemeriksaan leher rahim secara rutin adalah cara terbaik untuk mengidentifikasi adanya perubahan abnormal sel-sel leher rahim pada fase awal.
- Setiap wanita yang sudah, pernah, dan masih aktif secara seksual disarankan untuk menjadwalkan pemeriksaan leher rahim pap-smear secara rutin setahun sekali.