Liputan6.com, Jakarta Net present value adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai untung atau tidaknya suatu investasi. Secara umum, NPV atau net present value adalah selisih antara nilai arus kas yang masuk dengan nilai arus kas keluar pada sebuah periode waktu.Â
Net present value adalah metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).
Dengan garis besar, net present value adalah  metode analisis keuangan yang memerhatikan adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu. Proyeksi arus kas dapat dinilai sekarang (periode awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan faktor pengurangan yang dikaitkan dengan biaya modal (presentase modal).
Advertisement
Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai definisi net present value beserta fungsi dan cara menghitungnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (4/11/2021).
Definisi Net Present Value
Net present value adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan setelah sudah disesuaikan dengan memanfaatkan social opportunity cost of capital sebagai suatu faktor diskon yang ada. Itu artinya, net present value adalah arus kas perkiraan yang dilakukan pada masa yang akan datang dan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Secara sederhana, net present value adalah selisih antara nilai pada masa kini dari sejumlah arus kas yang masuk dan dibandingkan dengan nilai arus saat ini dari arus kas yang keluar dalam beberapa periode waktu tertentu.
Umumnya, istilah net present value digunakan dalam suatu proyeksi arus kas ataupun proyeksi untung rugi di dalam suatu proyek, bisnis, ataupun investasi. Tujuan perhitungan net present value adalah guna mengetahui nilai aset ataupun kas perusahaan yang ada pada saat ini, yang juga disetarakan dengan nilai kas pada masa yang akan datang.
Advertisement
Fungsi Net Present Value
Untuk suatu bisnis, fungsi utama dari net present value adalah guna mengukur kemampuan serta peluang pada suatu perusahaan dalam hal menjalankan investasinya sampai beberapa tahun ke depan, yaitu saat nilai mata uang sudah berubah dan memberikan dampak pada arus kas perusahaannya.
Sehingga, nantinya net present value akan bisa dimanfaatkan perusahaan untuk memprediksi investasi yang sedang dijalankan di masa depan. Tujuan akhirnya adalah agar pihak manajemen perusahaan memahami apakah nilai investasi tersebut layak dan apakah hasilnya sudah sebanding dengan usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Hal tersebut dilakukan agar pihak perusahaan bisa mengaplikasikan pengelolaan anggaran yang lebih efektif dalam menjalankan bisnisnya. Untuk itu, net present value adalah sebagai nilai perkiraan keuntungan yang diperoleh dalam suatu usaha di masa depan bila melakukan investasi uang pada saat ini.
Cara Menghitung Net Present Value
Cara menghitung net present value menurut Brigham dan Houston oleh Ali Akbar Yulianto (2011:48) dikutip dari merdeka.com sebagai berikut:
- Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar yang didiskontokan pada biaya modal proyek.
- Jumlahnya arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai net present value proyek.
- Jika net present value adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika net present value adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan net present value positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai net present value tersebar harus dipilih.
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode net present value adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika net present value lebih besar dari nol atau bernilai positif. Sebaliknya, jika net present value suatu investasi lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi yang mempunyai net present value yang paling besar.
Advertisement
Rumus dalam Cara Menghitung NPV
Keputusan tentang apakah suatu proyek dapat diterima atau tidak, akan sangat tergantung pada hasil perhitungan net present value dari proyek tersebut. Untuk cara menghitung net present value, pertama menghitung present value dari penerimaan atau cash flow dengan tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi.
Bila selisih antara present value dari cash flow lebih besar berarti terdapat net present value positif, artinya proyek investasi layak, sebaliknya bila present value dari cash flow lebih kecil dibanding present value investasi, maka net present value negatif dan investasi dipandang sebagai tidak. Dikutip dari merdeka.com, rumus yang digunakan sebagai cara menghitung net present value sebagai berikut;
Net Present Value = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
Di mana:
- NPV = Net Present Value (dalam rupiah)
- Ct = Arus kas per tahun pada periode t
- C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 (dalam rupiah)
- r = Suku bunga atau discount rate (dalam %)
Selain rumus net present value di atas, dapat juga menggunakan tabel PVIFA (Present Value Interest Factor for an Annuity) yang kemudian masukkan hasilnya ke persamaan atau rumus net present value di bawah ini;
NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0
Net present value sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Proyek yang memiliki net present value positif, dapat menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Â