Liputan6.com, Jakarta Pengertian BEP atau break even point dalam istilah akuntansi disebut dengan analisis titik impas. Sebuah kondisi di mana besarnya jumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan.
Secara umum, pengertian BEP adalah titik impas yang mengacu pada jumlah pendapatan yang harus diperlukan untuk menutup total biaya yang sudah dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Advertisement
Baca Juga
Dalam ilmu ekonomi, BEP selalu menunjukkan persamaan jumlah biaya dan harga produk. Bagi seorang pengusaha, pemahaman tentang BEP adalah hal mutlak. Tanpa kemampuan menghitung BEP, pebisnis akan mengalami banyak masalah, mulai dari kesulitan menentukan margin laba sampai memprediksi kapan bisnisnya balik modal.
Berikut ini ulasan mengenai pengertian BEP menurut para ahli beserta manfaat dan cara menghitungnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/1/2022).
Pengertian BEP Menurut Para Ahli
Ada sejumlah pendapat lain mengenai pengertian BEP menurut para ahli, antara lain:
Mulyadi
Pengertian BEP diartikan sebagai impas, yakni keadaan di mana usaha tidak mendapatkan laba, tapi juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, usaha tersebut dikatakan impas apabila jumlah pendapatannya sama dengan jumlah biaya, atau jika laba kontribusi digunakan untuk menutup biaya saja.
Harahap
Pengertian BEP adalah kondisi atau kinerja perusahaan di mana tidak adanya laba dan tidak mengalami kerugian. Artinya semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa tertutup dari pendapatan suatu produk.
Sigit
Pengertian BEP merupakan tingkat penjualan yang dibutuhkan sebagai penutup dari total biaya operasional yang dikeluarkan. Hal ini di mana BEP adalah laba sebelum adanya bunga dan pajak atau earning before interest.
Rony
Pengertian BEP adalah sarana dalam manajemen yang bertujuan untuk mengetahui titik hasil penjualan apakah sama dengan biaya. Alhasil, perusahaan tidak mempunyai keuntungan dan juga kerugian.
Advertisement
Manfaat BEP
Setelah membahas pengertian BEP, kali ini kita akan membahas lebih detail bagaimana pentingnya BEP bagi pengusaha. Adapun manfaat break even point adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Biaya Total Produksi
Manfaat BEP adalah untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan demi memproduksi sejumlah barang. Saat melakukan perhitungan BEP, Anda juga otomatis menghitung biaya produksi Anda, mulai dari biaya tetap (fixed cost) sampai biaya variabel (variable cost).
2. Sebagai Dasar Perhitungan Laba
Di dunia bisnis, ada istilah margin profit, yaitu ukuran standar profit atas setiap buah produk. Jika ingin menentukan margin profit, BEP adalah hal pertama yang perlu Anda hitung. Sebagai contoh, Anda ingin mendapat profit sebesar Rp10 ribu per produk terjual. Maka harga produk Anda idealnya adalah nominal BEP ditambah dengan margin profit tersebut.
3. Estimasi Waktu Balik Modal
Manfaat BEP berikutnya adalah untuk mengetahui estimasi balik modal. Mayoritas bisnis harus rela merugi di awal pendirian, karena brand awareness produk belum terbangun. Supaya tahu sampai kapan kerugian ini terjadi, pebisnis harus mengetahui berapa banyak produk harus terjual sekaligus lama penjualannya. Tanpa BEP, estimasi jumlah produk terjual tidak akan bisa dihitung, sehingga durasi penjualan juga tidak dapat diperkirakan.
4. Analisa Profitabilitas Bisnis
Terakhir, manfaat BEP adalah untuk menganalisa apakah bisnis benar-benar bisa menghasilkan keuntungan. Perhitungan BEP adalah pondasi guna menentukan profitabilitas. Anda tidak akan tahu bisnis Anda profit atau rugi tanpa mempelajari cara menghitung BEP.
Cara Menghitung BEP
Untuk menghitung besaran BEP, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan antara lain adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya campuran, harga pokok penjualan, dan margin laba. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya pokok yang akan selalu dikeluarkan perusahaan, bahkan saat tidak memproduksi apa-apa. Beberapa contoh biaya tetap misalnya biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin, dan kendaraan.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Kebalikan dari biaya tetap, nominal biaya variabel mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan peralatan sekali pakai.
3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran atau mixed cost adalah kombinasi biaya tetap dan variabel. Biaya ini biasanya memiliki nominal default yang wajib dibayarkan meski tidak ada aktivitas produksi. Namun, saat produksi dilakukan, jumlahnya juga akan terus meningkat mengikuti output produksi. Contoh-contoh pengeluaran yang termasuk mixed cost adalah tagihan listrik, tagihan air, dan bensin kendaraan.
4. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Setelah biaya-biaya dijumlah, akan terbentuk satu elemen BEP baru, yaitu harga pokok penjualan (HPP). Harga ini merupakan harga murni yang nominalnya sama persis dengan BEP, bahkan banyak orang menyebut keduanya sinonim. Sama dengan BEP, nilai laba di dalam harga pokok penjualan adalah Rp0.
5. Margin Laba
Elemen terakhir BEP adalah margin laba yang wajib kamu tambahkan pada harga produk Penentuan margin laba dilakukan oleh pemilik bisnis. Kamu bisa menetapkan margin laba dengan nominal berapapun, sesuai harga jual produk yang diinginkan.
Setelah mengetahui elemen untuk menghitung BEP, anda perlu mengetahui rumusnya. Rumus untuk menghitung BEP sendiri bisa menggunakan tiga metode, yakni menghitung BEP per unit, per penjualan, atau per biaya. Berikut rincian rumusnya, yaitu:
1. Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel setiap unit produk).
2. Rumus BEP (rupiah) = total biaya tetap / (1 – biaya variabel setiap unit produk / harga jual per unit).
3. Rumus BEP (per biaya) = total biaya tetap – harga jual per unit produk.
Advertisement