Liputan6.com, Jakarta Kucing menjadi salah satu jenis hewan yang banyak dipelihara. Banyak orang yang tidak tahan dengan tingkah lucu serta penampilan yang menggemaskan. Umumnya kucing yang dipelihara memiliki bulu lebat seperti jenis kucing Persia. Sayang, meski banyak yang ingin memeliharanya, namun beberapa orang sering mengalami gejala alergi bulu kucing.
Baca Juga
Advertisement
Alergi bulu kucing sendiri sebenarnya merupakan sebuah kondisi ketika tubuh mengalami reaksi ketika terpapar bulu kucing. Bahaya atau tidaknya gejala alergi bulu kucing tersebut tergantung dengan kondisi setiap orang yang menderitanya. Apabila gejala alergi bulu kucing masuk kategori ringan, maka tidak berbahaya dan cukup dengan menghindari pemicu alergi tersebut.
Akan tetapi, jika dari gejala alergi bulu kucing yang dialami sudah berat atau bahkan hingga mengalami sesak syok anafilaksis, maka akan sangat berbahaya. Bahkan pada beberapa kasus, syok anafilaksis dapat mengancam nyawa. Jika sudah dalam kondisi tersebut, maka tidak ada pilihan lain kecuali membawanya ke rumah sakit terdekat dan segera dilakukan penanganan cepat.
Sebenarnya ada berbagai gejala alergi bulu kucing yang bisa menjadi indikator. Untuk mengulas perihal gejala alergi bulu kucing, di bawah ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai berbagai gejala alergi bulu kucing yang patut diwaspadai, Senin (5/10/2020).
1. Bersin Ketika Dekat dengan Kucing
Gejala alergi bulu kucing yang pertama dan mungkin paling mudah dikenali yaitu bersin-bersin. Mungkin gejala alergi bulu kucing ini sering luput atau bahkan tidak dihiraukan sama sekali. Padahal timbulnya gejala berupa bersin-bersin, bisa menjadi tanda jika Anda mengalami alergi terhadap bulu kucing. Jika sudah begitu, maka ada baiknya untuk menghindari kontak langsung dengan kucing.
Advertisement
2. Timbul Rasa Gatal di Beberapa Bagian Tubuh
Kemudian gejala alergi bulu kucing selanjutnya dapat ditandai dengan timbulnya rasa gatal. Gatal ini bisa timbul di beberapa bagian tubuh, seperti pada mata dan atau beberapa bagian kulit. Gejala alergi kucing ini bisa tiba-tiba muncul sesaat setelah Anda menyentuh bulu kucing. Namun pada bebrapa orang, ada juga yang baru timbul gatal setelah beberapa jam setelahnya. Cepat atau lambat gejala alergi bulu kucing ini muncul, tergantung kondisi respons sistem imun pada masing-masing orang.
3. Adanya Pembengkakan pada Mata
Gejala alergi bulu kucing salah satunya pembengkakan. Umumnya pembengkakan ini timbul pada bagian mata. Hampir sama dengan gejala gatal, bengkak yang timbul pada mata juga bisa langsung muncul beberapa menit setelah menyentuh bulu kucing, atau bahkan dalam kurun waktu beberapa jam hingga hari setelahnya.
Advertisement
4. Peradangan
Kondisi di mana sinus mulai meradang sesaat setelah menyentuh kucing, bisa jadi tanda jika sebenarnya Anda mengidap alergi terhadap bulu kucing. Gejala alergi bulu kucing ini bisa dikategorikan cukup serius dan akan tergantung dengan seberapa besar sensitivitas sistem imun tubuh. Apabila Anda mengalami gejala alergi kucing yang satu ini, maka segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
5. Syok Anafilaksis
Gejala alergi bulu kucing juga bisa menyebabkan gejala syok anafilaksis. Gejala ini merupakan kondisi saat alergi sudah tergolong parah. Syok anafilaksis sendiri akan menyumbat bagian tenggorokan dan berakibat pada sesak napas. Apabila tidak segera ditangani secara medis, maka sesak napas karena syok anafilaksis akan menimbulkan kematian.
Advertisement
Penyebab Alergi Bulu Kucing
Sebenarnya, alergi yang timbul karena bulu kucing merupakan hasil protein secretion dari dalam kelenjar tubuh kucing. Biasanya saat kucing melakukan perawatan, maka mereka akan meninggalkan air liur kering pada bulu tubuhnya.
Kemudian, kulit keringnya akan bertebaran di area yang dilewai. Tebaran kulit kering atau biasa disebut dander ini memiliki ukuran lima kali lebih kecil daripada debu. Bahkan dander tersebut sulit hilang dan akan selalu beterbangan di dalam ruangan.
Cara Mencegah Alergi Bulu Kucing
Apabila Anda memiliki risiko alergi namun memelihara kucing di dalam rumah, maka usahakan untuk menaruhnya di bagian tertentu yang jauh dari perabotan. Pastikan kucing Anda jauh dari matras, selimut, dan perabotan yang tertutup sarung. Sarung tersebut bisa berpotensi menjadi perangkap alergen.
Cara paling efektif dalam mengatasi alergen dengan menjaga barang sebersih mungkin, salah satunya karpet. Sebenarnya menggunakan penyedot debu justru memperburuk keadaan karena alergen bisa bertebaran di udara. Maka dari itu, coba gunakan pembersih uap untuk membersihkan karpet.
Selain dari karpet, usahakan untuk membersihkan seprai dua minggu sekali dengan suhu 40° atau lebih. Lalu biasakan untuk membuka jendela ruangan agar udara berganti dan alergen bisa keluar ruangan.
Tapi apabila dengan cara pencegahan di atas dan masih belum ampuh untuk mencegah alergi, maka akan lebih bijak untuk sama sekali merelakan tidak memelihara kucing. Tentunya hal ini untuk menjaga kesehatan Anda dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya. Jadi, semua kembali kepada Anda.
Advertisement