Liputan6.com, Jakarta Macam puisi lama terdiri dari beberapa bentuk. Puisi lama ini merupakan salah satu jenis puisi, bersama dengan puisi baru. Sebelum memahami perbedaan keduanya, kamu tentu perlu mengenali pengertian puisi terlebih dahulu.
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat peraturan tertentu, sedangkan puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan.
Baca Juga
Advertisement
Macam puisi lama terikat oleh aturan tertentu, seperti jumlah kata atau suku kata, hingga jumlah baris yang terdapat dalam tiap bait, serta rima, dan irama. Sementara itu, puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/9/2021) tentang macam puisi lama.
Mengenal Puisi Lama
Puisi lama atau kerap disebut puisi konvensional adalah salah satu jenis puisi, di samping puisi baru. Macam puisi lama ini masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan. Puisi lama sudah muncul sejak zaman dahulu dan sering digunakan dalam upacara-upacara adat.
Ketentuan dari puisi lama yakni:
- Terikat dengan jumlah kata dalam 1 baris.
- Terikat dengan jumlah baris dalam 1 bait, bisa 2, 4, atau lebih.
- Terikat dengan jumlah suku kata.
- Terikat dengan rima dan irama.
Ciri-Ciri Puisi Lama
Selain memahami ketentuannya, kamu juga perlu mengenali beberapa karakteristik puisi lama. Berikut ciri-ciri puisi lama:
- Terlihat kaku karena harus mengikuti aturan.
- Biasanya tidak diketahui pengarangnya karena merupakan hasil karya turun temurun.
- Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Puisi lama adalah jenis-jenis puisi yang masih terikat peraturan tertentu. Aturan ini berkaitan dengan jumlah kata atau suku kata, hingga jumlah baris yang terdapat dalam tiap bait, serta rima, dan irama. Hal ini berbeda dengan puisi baru yang merupakan puisi yang tidak terikat oleh aturan. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas.
Advertisement
Macam Puisi Lama dan Contohnya
Berikut macam puisi lama dan contohnya:
Pantun
Macam puisi yang pertama adalah pantun. Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti petuntun. Pantun adalah macam puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Setiap barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b. 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Contoh pantun:
Pergi ke pantai siang bolong
Pakai motor punya si Parman
Janganlah kau suka berbohong
Jika tidak ingin dijauhi teman
Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya kata-kata yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap memiliki kekuatan magis atau doa.
Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.
Contoh mantra:
InsyaAllah… Wabarakallah…
Nangis jangan sejadi-jadinye
Marah jangan sengamuk-ngamuknye
Otak jangan selupe-lupenye.
Hati jangan sekosong-kosongnye.
Darah jangan sekotor-kotornye.
Puah! Alhamdulillah
(dikutip dari Sapardi Djoko Damono “Bilang Begini Maksudnya Begitu.” (2016))
Macam Puisi Lama dan Contohnya
Berikut macam puisi lama dan contohnya:
Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya.
Seloka merupakan salah satu macam puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa candaan, sindiran atau ejekan. Biasanya terdiri atas 4 larik yang berima a-a-a-a.
Contoh seloka:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
Gurindam
Gurindam adalah macam puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a, b-b, c-c, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.
Contoh gurindam:
Jika belajar besungguh-sungguh
Keberhasilan akan kau rengkuh
Jangan hanya pandai saja di benak
Namun juga harus pandai di tindak
Kalau engaku tidak tahu
Maka harus cari ilmu
Advertisement
Macam Puisi Lama dan Contohnya
Berikut macam puisi lama dan contohnya:
Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 12 baris. Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang kemudian dibagi menjadi dua.
Contoh talibun:
Burung elang terbang tinggi
Membidik mangsa di daratan Jawa
Makanan hilang di tengah rawa
Wahai kalian para muda mudi
Jangan lengah dan terperdaya
Dengan rayuan sesat dunia
Karmina
Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi lebih pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a. Pantun pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.
Contoh karmina:
Pak Sulam pergi ke Cina
Selamat malam buat yang di sana
Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk macam puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah tiap bait terdiri atas 4 baris, bersajak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.
Contoh syair:
Apabila engkau kesulitan
Dan menerima segala cobaan
Memohonlah kepada Tuhan
Pasti Tuhan mengabulkan
Ilmu bukanlah untuk harta semata,
Ilmu tak akan lekang oleh usia,
Sebab ilmu akan membuatmu terjaga,
Dan ilmu akan membuatmu dewasa,