Liputan6.com, Jakarta Penyebab keputihan bisa dipengaruhi oleh proses normal tubuh ataupun karena infeksi. Keputihan sendiri adalah kondisi saat cairan keluar dari vagina. Keputihan adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan. Ada dua jenis keputihan, yaitu keputihan fisiologis atau alami dan kepuithan patologis atau kelainan.
Baca Juga
Advertisement
Keputihan fisiologis adalah keputihan yang bersifat normal dengan ciri-cirinya berjumlah sedikit, cair, bening, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal. Hal ini biasanya terjadi karena perubahan hormon yang dipengaruhi siklus haid, stres, kehamilan, hingga aktivitas seksual.
Sedangkan keputihan patologis merupakan keputihan yang tidak normal. Ciri-cirinya yaitu bau, gatal, dan jumlahnya cukup banyak. Hal ini dapat disebabkan karena proses infeksi, alergi, benda asing, atau tumor di saluran reproduksi.
Penyebab keputihan perlu dikenali agar kamu tidak salah dalam menanganinya. Berbagai jenis dan penyebab keputihan ini memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui penyebab dan faktornya untuk mencegah terjadinya keputihan yang tidak normal.
Berikut Liputan6.com rangkum dari KlikDokter dan sumber lainnya, Selasa (8/9/2020) tentang penyebab keputihan.
Penyebab Keputihan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab keputihan bisa terjadi karena proses normal tubuh ataupun karena infeksi. Penyebab keputihan normal adalah perubahan hormon, rangsangan seksual, stress, hingga karena ibu menyusui.
Sedangkan penyebab keputihan tidak normal atau akibat infeksi sering kali didipengaruhi oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri (vaginosis bacterial dan klamidiasis), jamur kandida (kandidiasis), dan protozoa (trikomoniasis).
Penyebab keputihan akibat infeksi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya kebersihan pada area vagina, ketidakseimbangan kuman pada vagina, baik karena obat-obatan atau hormon, hingga karena hubungan seksual.
Penyebab keputihan akibat infeksi ini tentunya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
- Menderita penyakit diabetes.
- Terdapat iritasi di bagian vagina
- Konsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.
- Menipisnya dinding vagina akibat menopause.
- Menurunnya sistem kekebalan tubuh, misalnya penyakit HIV
- Terlalu sering membersihkan vagina dengan semprotan air
- Menggunakan sabun atau losion yang mengandung pewangi.
- Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dan sering berganti pasangan.
Advertisement
Gejala Keputihan
Setelah mengetahui berbagai penyebab keputihan, kamu tentunya juga perlu mengenali berbagai gejala keputihan normal dan tidak normal.
Gejala keputihan normal:
- Bau tidak menyengat
- Tidak berwarna (bening) atau warna normal (warna putih biasa)
- Tekstur cairan keputihan tergantung dengan siklus menstruasi
- Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam
Gejala keputihan tidak normal:
- Bau menyengat
- Keputihan memiliki warna (contoh: hijau, keabuan)
- Keputihan keluar lebih banyak dari biasanya
- Keputihan menggumpal seperti keju
- Nyeri hingga gatal pada area vagina
- Nyeri saat buang air kecil
- Pendarahan saat menstruasi
- Pendarahan setelah berhubungan seksual
Gejala keputihan juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab keputihan yang mendasarinya.
- Keputihan yang disebabkan oleh jamur kandida biasanya tidak berbau atau berbau asam, bersifat gatal, dan menyebabkan kemerahan di luar vagina.
- Keputihan yang disebabkan oleh vaginosis bakterialis biasanya memiliki cairan keputihan yang berwarna keabu-abuan dan berbau amis.
- Keputihan yang disebabkan oleh klamidia menyebabkan rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil.
- Keputihan yang disebabkan oleh penyakit menular seksual trikomoniasis biasanya berwarna kekuningan atau kehijauan, berbuih, berbau amis, dan disertai rasa perih saat buang air kecil.
Cara Mengatasi Keputihan
Pengobatan keputihan yang tidak normal harus disesuaikan dengan penyebab keputihan. Berikut cara mengobati keputihan sesuai dengan penyebabnya:
- Keputihan karena jamur kandida, Dokter memberikan obat antijamur dalam bentuk gel yang dimasukkan ke vagina, atau antijamur tablet yang diminum.
- Keputihan akibat vaginosis bacterial, dapat diobati dengan antiobiotik jenis metronidazol atau klindamisin, baik diberikan melalui vagina atau diminum. Fungsinya untuk menghilangkan Bakteri.
- Keputihan akibat klamidia, diobati dengan antibiotik azitromisin satu kali minum atau doksisiklin selama 7 hari. Ini dapat menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Pasangan seksual harus diobati juga
- Keputihan akibat trikominiasis, Dokter akan memberikan obat metronidazol. Pada klamidia dan trikomonas, pasangan seksual harus diobati juga.
Advertisement
Cara Mencegah Keputihan
Sebelum mengalami keputihan akibat infeksi atau keputihan yang tidak normal, tentunya kamu bisa melakukan berbagai tindakan pencegahan. Hal ini tentunya bisa kamu lakukan dengan mengenali penyebab keputihan, sehingga kamu bisa jadi lebih paham.
Keputihan dapat dihindari dengan menerapkan beberapa hal, sebagai berikut:
- Bersihkan vagina dengan sabun tanpa pewangi dan bahan kimia
- Keringkan vagina setelah buang air dengan handuk bersih atau tisu
- Hindari terlalu sering menggunakan cairan pembersih vagina
- Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang
- Pilih celana dalam yang berbahan katun
- Tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan kondom agar terhindar dari risiko infeksi menular seksual
- Lakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin kepada dokter kandungan.