Sukses

Apa Tugas BPUPKI? Ketahui Sejarah dan Tujuan Pembentukannya

Tugas utama BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Liputan6.com, Jakarta Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang pada 1 Maret 1945 dan diresmikan pada 29 April 1945. Dalam bahasa Jepang, BPUPKI dikenal dengan sebutan Dokuritsu Junbi Chosakai. Lantas, apa tugas BPUPKI?

Awalnya BPUPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang sebagai upaya mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia agar bersedia membantu dalam perang melawan sekutu. Adapun sebagai gantinya, Jepang menjanjikan akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.

Sementara, yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI adalah Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat, dan wakil ketuanya ialah Ichibangase Yosio dari pihak Jepang dan Raden Pandji Soeroso dari pihak Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan tujuh orang Jepang. Dengan pembentukannya, tugas utama BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, atur pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Berikut ini penjelasan mengenai apa tugas BPUPKI, sejarah pembentukan, dan tujuan pembentukannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (27/10/2021).

2 dari 5 halaman

Sejarah Terbentuknya BPUPKI

Awalnya, BPUPKI ini pertama kali dibentuk pada 1 Maret 1946 tetapi baru diresmikan pada 29 April 1945. BPUPKI didirikan dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki segala hal yang berkaitan dengan persiapan kemerdekaan, seperti ekonomi, politik, dan tata pemerintahan Indonesia.

Pihak yang membentuk lembaga ini justru pemerintah Jepang. Anggota yang mengemban tugas BPUPKI tetap tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kala itu, Jepang sedang menghimpun dukungan untuk melawan sekutu. Termasuk dengan cara memikat hati rakyat Indonesia melalui BPUPKI.

Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut Dokuritsu Junbi Cosakai yang beranggotakan 67 orang yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang. Lembaga ini dipimpin oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat, Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yoshio bertugas sebagai wakil.

Di luar anggota inti BPUPKI, juga dibentuk sebuah Badan Tata Usaha yang beranggotakan 60 orang. Badan tersebut dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko ( dari pihak Jepang). 

Selama BPUPKI berdiri, secara resmi melakukan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang kedua dilaksanakan pada 10 Juli-17 Juli 1945. BPUPKI melaksanakan sidang pertamanya pada 29 Mei 1945 yang membahas asas negara. Dengan Mohammad Yamin yang menyampaikan 5 asas yakni, peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan dan kesejahteraan rakyat.

Sementara, pada sidang selanjutnya yang dilaksanakan tanggal 31 Mei 1945, Dr Soepomo mengemukakan 5 asas yakni, persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir batin, musyawarah dan keadilan rakyat. 

Kemudian, pada sidang 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan 5 asas yang kini disebut Pancasila. Untuk itulah, pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Setelahnya, pada 10 Juli-17 Juli 1945, BPUPKI melakukan sidang kedua untuk membahas rancangan Undang-Undang Dasar (UUD), bentuk negara, wilayah negara dan kewarganegaraan Indonesia

Kurang lebih empat bulan berdiri, BPUPKI kemudian dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Hal itu dikarenakan tugas-tugasnya sudah selesai dilaksanakan. Kemudian membentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini dalam bahasa Jepang dipanggil dengan nama Dokuritsu Junbi inkai. PPKI memiliki anggota berjumlah 21 orang yang diketuai oleh Soekarno. Sejak saat itulah, upaya untuk memproklamasikan kemerdekaan menjadi semakin gencar.

3 dari 5 halaman

Tujuan Pembentukan BPUPKI

Sebelum membahas tentang apa tugas BPUPKI, perlu diketahui tujuan utama dibentuknya organisasi tersebit. Tujuan utama dibentuknya BPUPKI ialah untuk mengkaji, mendalami, serta menyelidiki bentuk dasar yang cocok guna kepentingan sistem pemerintahan negara Indonesia setelah kemerdekaan. Jadi, BPUPKI dibentuk untuk mempersiapkan proses kemerdekaan Indonesia.

Sedangkan bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Saat itu, Jepang terlibat dalam Perang Dunia II melawan tentara Sekutu sehingga pihak Jepang membutuhkan banyak dukungan. Oleh karena itu, dibentuknya BPUPKI oleh Jepang tidak 100 persen tulus untuk memberi kemerdekaan Indonesia, tetapi juga untuk mendapat dukungan dan melaksanakan politik kolonialnya.

4 dari 5 halaman

Tugas Utama BPUPKI

Setelah dijelaskan diatas mengenai sejarah dan tujuan dibentuknya BPUPKI, anda perlu mengetahui apa tugas BPUPKI. Berikut ini apa tugas BPUPKI, yaitu:

  1. Membahas dan menyusun rancangan dasar negara Indonesia.
  2. Sesudah sidang pertama, BPUPKI bertugas membentuk reses selama satu bulan.
  3. Membentuk panitia sembilan yang bertugas untuk menampung saran-saran dan konsepsi dasar negara dari para anggota.
  4. Membantu panitia sembilan bersama panita kecil.
  5. Panita sembilan menghasilkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.
5 dari 5 halaman

Anggota BPUPKI

Setelah mengetahui apa tugas BPUPKI, maka penting untuk mengetahui anggota BPUPKI. Berikut ini beberapa nama-nama anggota BPUPKI, diantaranya:

  1. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua)
  2. R.P. Soeroso (wakil ketua)
  3. Ichibangse Yoshio (wakil ketua)
  4. Soekarno
  5. Mohammad Hatta
  6. Ki Hajar Dewantara
  7. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja
  8. Samsi Sastrawidagda
  9. Sukiman Wiryosanjoyo
  10. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat
  11. KH A Ahmad Sanusi
  12. KH Wahid Hasyim
  13. H Agus Salim
  14. Raden Ashar Sutejo Munandar
  15. Abdul Kahar Muzakir
  16. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo
  17. Raden Ruseno Suryohadikusumo
  18. KH Abdul Halim Majalengka (Muhammad Syatari)
  19. KRMT Ario Wuryaningrat
  20. Ki Bagus Hadikusumo
  21. KH Mas Mansoer
  22. KH Masjkur
  23. Agus Muhsin Dasaad
  24. Liem Koen Hian
  25. Mas Aris
  26. Mas Sutarjo Kartohadikusumo
  27. AA Maramis
  28. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro
  29. Mas Susanto Tirtoprojo
  30. Mohammad Yamin
  31. Raden Ahmad Subarjo
  32. Raden Hindromartono
  33. AR Baswedan
  34. Raden Mas Sartono
  35. Raden Panji Singgih
  36. Raden Syamsudin
  37. Raden Suwandi
  38. Raden Sastromulyono
  39. Yohanes Latuharhary
  40. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
  41. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
  42. Oey Tiang Tjoei
  43. Oey Tjong Hauw
  44. Bandoro Pangeran Hario Purubojo
  45. PF Dahler
  46. Parada Harahap
  47. Soepomo
  48. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat
  49. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma
  50. Raden Abdul Kadir
  51. Raden Abdulrahim Pratalykrama
  52. Raden Abikusno Cokrosuyoso
  53. RAA Purbonegoro Sumitro Kolopaking
  54. Raden Adipati Wiranatakoesoema V
  55. Raden Mas Margono Joyohadikusumo
  56. RMTA Suryo
  57. R Otto Iskandardinata
  58. Raden Panji Suroso
  59. Raden Ruslan Wongsokusumo
  60. Raden Sudirman
  61. Raden Sukarjo Wiryopranoto
  62. Raden Buntaran Martoatmojo
  63. Bendoro Pangeran Hario Bintoro
  64. KRT Rajiman Wedyodiningrat
  65. Tan Eng Hoa
  66. Matuura Mitukiyo
  67. Miyano Syoozoo
  68. Tanaka Minoru
  69. Tokonami Tokuzi
  70. Itagaki Masumitu
  71. Masuda Toyohiko
  72. Ide Teitiroo