Sukses

Penyebab Bisul, Gejala, Cara Pengobatan, dan Pencegahannya

Penjelasan lengkap mengenai penyebab bisul hingga cara pengobatannya.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bisul perlu diketahui dan diwaspadai. Penyebab bisul harus menjadi perhatian dan tak boleh diabaikan. Pasalnya, jika penyebab bisul ini tidak diindahkan dan tidak diobati akan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya.

Bisul atau furunkel adalah benjolan merah pada kulit yang berisi nanah dan terasa nyeri. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang memicu peradangan pada folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut. Ketika sudah merasakan gejala dan mengetahui penyebab bisul, selanjutnya tentunya harus melakukan pengobatan.

Pada awalnya, kulit di daerah infeksi menjadi merah dan muncul benjolan. Setelah empat sampai tujuh hari, benjolan tersebut mulai berisi nanah dan terasa sakit. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan penyebab bisul.

Bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, dan paha. Hal ini terjadi karena bagian-bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat. Infeksi bakteri pada folikel rambut ini menjadi salah satu penyebab bisul yang harus diwaspadai.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang ulasan mengenai penyebab bisul hingga cara pengobatannya, Rabu (14/10/2020).

2 dari 4 halaman

Penyebab Bisul

Jika sudah merasakan adanya sebuah benjolan, kamu perlu mewaspadai hal tersebut. Bisa jadi itu adalah bisul, oleh sebab itu penting untuk mengetahui penyebab bisul dan gejala yang ditimbulkan dari benjolan tersebut.

Bisul adalah kondisi pada kulit yang terjadi saat folikel rambut terinfeksi bakteri penyebab bisul. Penyebab bisul yang utama adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut. Pada beberapa orang, Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada kulit dan di dalam lapisan hidung tanpa menimbulkan gangguan kesehatan. Bisul bisa terjadi pada semua golongan usia, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa muda. 

Infeksi baru akan terjadi jika bakteri masuk hingga ke folikel rambut, misalnya melalui luka gores atau gigitan serangga. Infeksi dari rambut yang tumbuh ke dalam juga bisa menjadi penyebab bisul. Kulit yang terinfeksi bakteri penyebab bisul mengacaukan kerja sistem kekebalan tubuh, sehingga area yang terinfeksi biasanya jadi bernanah.

Bisul dapat menular melalui kontak langsung antara kulit sehat dengan nanah yang terkandung pada benjolan. Saling meminjang barang pribadi pada orang yang bisulan juga meningkatkan risiko Anda terkena bisul.

Penyakit ini dapat bertambah parah dan menyebabkan infeksi bakteri yang dapat masuk ke aliran darah. Jika dibiarkan, bisulan dapat menyebabkan infeksi yang lebih berat.

Penyebab bisul lainnya yaitu :

- Infeksi luka

- Kebersihan yang buruk

- Memakai pakaian ketat

- Paparan yang sering terhadap bahan kimia atau kosmetik

- Penyakit seperti diabetes atau alkoholisme meningkatkan risiko seseorang mengalami bisulan karena melemahnya sistem imun

 

3 dari 4 halaman

Faktor dan Gejala Bisul

Faktor Bisul 

Setelah mengetahui penyebab bisul, juga terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, yaitu:

1. Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya karena tinggal serumah

2. Tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan

3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV, menjalani kemoterapi, atau menderita diabetes

4. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan baik atau menderita obesitas

5. Terpapar senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit

6. Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat dan eksim

 

Gejala Bisul 

Selain penyebab bisul, gejala bisul yang dirasakan perlu untuk diwaspadai. Hal tersebut tentunya agar dapat segera dilakukan pengobatan. Saat mengalami bisul, akan muncul benjolan berisi nanah pada kulit. Bisul akan ditandai dengan beberapa tanda dan gejala berikut:

1. Muncul benjolan merah berisi nanah yang berukuran kecil pada awalnya dan bisa semakin membesar.

2. Kulit di sekitar benjolan akan tampak memerah, bengkak, dan terasa hangat jika disentuh.

3. Benjolan yang timbul akan terasa sakit, terutama saat disentuh.

4. Benjolan memiliki titik putih di bagian puncak yang kemudian akan pecah dan mengeluarkan nanah.

Selain itu, benjolan yang timbul saat terkena bisul umumnya hanya satu. Jika bisul timbul dalam jumlah banyak dan berkumpul menjadi satu, kondisi ini disebut bisul sabut atau karbunkel. Karbunkel menandakan infeksi yang lebih serius. Karbunkel lebih sering terjadi pada orang paruh baya atau lanjut usia yang memiliki sistem imun yang lemah.

4 dari 4 halaman

Pengobatan Bisul dan Cara Pencegahannya

Pengobatan Bisul 

Ulasan mengenai pengobatan bisul ini dapat membantu menyembuhkan bisul yang dialami. Bisul yang berukuran kecil, berjumlah satu, dan tidak disertai dengan penyakit lain biasanya bisa diatasi sendiri di rumah. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengobati bisul adalah:

1. Mengompres bisul dengan air hangat 3 kali sehari guna mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan

2. Membersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa steril dan sabun anti-bakteri, lalu menutup bisul dengan kain kasa steril

3. Mengganti perban sesering mungkin, misalnya 2–3 kali sehari

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul

Hal yang paling penting kamu perhatikan yakni jangan memencet bisul. Jangan memencet benjolan adalah salah satu obat alami untuk menyembuhkan bisul. Memencet benjolan yang berisi nanah justru dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi di area kulit sekitarnya. Bila sudah telanjur menyebar, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi apabila nekat memencet benjolan berisi nanah ini adalah selulitis, yaitu jenis infeksi bakteri serius pada kulit yang dapat masuk ke dalam aliran darah.

Hal tersebut dapat memicu sepsis, alias keracunan darah, yang berpotensi menyebabkan infeksi pada organ dalam tubuh lainnya. Endokarditis (infeksi pada jantung) bahkan hingga osteomielitis (infeksi pada tulang).

Selain cara sederhana yang telah dipaparkan diatas, jika bisul tak kunjung sembuh, kamu juga bisa mengobati bisul dengan obat yang dijual di apotek. Berikut beberapa obat bisul yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit bisul :

1. Benzocaine

Obat bisul satu ini dapat membantu meredakan sakit ketika Anda memiliki benjolan berisi nanah di kulit. Hal ini karena kandungan pada salep benzocaine dapat menghalangi sinyal rasa sakit. Gunakan salep sesuai dengan petunjuk dokter atau yang tertera pada label kemasan. Biasanya, penggunaan salep bisul ini sudah mampu mengurangi rasa sakit.

2. Mupirocin

Mupirocin adalah salah satu salep antibiotik untuk mengobati bisul. Jika digunakan sesuai aturan pakai, salep bisul ini sangat efektif dalam melawan dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bisul. Gunakan obat bisul ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal.

3. Gentamicin

Gentamicin adalah salep bisul yang mengandung antibiotik berspektrum luas yang dapat mengobati bisul pada kulit. Salep ini termasuk golongan antibiotik aminoglikosida yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab bisul. Kamu juga bisa melakukan konsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat antibiotik tersebut.

 

Pencegahan Bisul

Selain mengetahui penyebab bisul hingga cara pengobatannya, kamu bisa melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan. Bisul juga bisa dicegah dengan memperhatikan kondisi sekitar kamu agar tetap sehat dan bersih. Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga kebersihan diri:

1. Tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain, misalnya handuk, alat cukur, atau pakaian.

2. Membiasakan untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun.

3. Bila terdapat luka, baik goresan, luka robek, ataupun luka potong, segera bersihkan dan rawat luka dengan benar.

4. Olahraga teratur dan makan makanan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi kulit.

Â