Sukses

Gurindam Adalah Puisi Lama, Ketahui Ciri, Jenis, dan Pengertiannya Menurut Ahli

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris. Kenali ciri dan jenisnya.

Liputan6.com, Jakarta Gurindam adalah karya sastra lama yang sudah cukup meleganda. Bentuknya puisi lama yang mirip dengan pantun karena khasnya menggunakan perumapaan-perumpamaan.

Perumpamaan inilah yang menjadikannya kerap disalahartikan sebagai pantun. Padahal ciri gurindam adalah terdiri dari dua baris sedangkan pantun empat baris.

Gurindam memang erat kaitannya dengan budaya Melayu. Tak heran jika sastrawan gurindam kebanyakan dari Melayu. Meski semakin tergerus zaman, gurindam adalah karya sastra yang harus tetap dilestarikan.

Berikut Liputan6.com ulas gurindam adalah puisi lama dari berbagai sumber, Jumat (20/11/2020).

2 dari 6 halaman

Pengertian Gurindam Menurut Ahli

Za’ba (1962)

Gurindam merupakan puisi yang tidak mengandungi sukatan yang tetap. Puisi ini mengandungi fikiran yang bernas dan diubah dalam bahasa yang begitu indah untuk dinyayikan bagi tujuan hiburan.

Harun Mat Piah (1989)

Menjelaskan lagi definisi berdasarkan bentuknya, gurindam adalah sejenis puisi Melayu Lama yang tidak tentu bentuknya sama ada terikat ataupun tidak.

Bentuk yang terikat terdiri daripada dua baris serangkap, dan mengandungi tiga hingga enam patah perkataan dalam sebaris dengan rimanya a,a. Biasanya beberapa rangkap gurindam diperlukan untuk melengkapkan satu keseluruhan idea.

Ismail Hamid (1989)

Istilah gurindam berasal daripada bahasa Sanskrit. Walaupun berasal daripada bahasa asing, tetapi dalam perkembangan puisi melayu, gurindam yang berkembang dalam tradisi lisam melayu mempunyai bentuknya tersendiri dan berlainan dengan gurindam dalam bahasa Sanskrit.

Raja Ali Haji

Adapun gurindam itu, ialah perkataan bersajak akhir pasanganya, tetapi sempurna perkataanya dengan satu pasangannya sahaja, jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab” Sutan Takdir Alisjahbana, 1954).

Sutan Takdir Alisjahbana (1954)

Menjelaskan bahawa pembentukan gurindam yang biasanya terjadi daripada sebuah kalimat majmuk, yang dibahagikan menjadi dua baris yang bersajak.

Tiap-tiap baris itu ialah sebuah kalimat, dan perhubungan antara dua buah kalimat itu biasanya ialah perhubungan anak kalimat dengan induk kalimat. Jumlah suku (suku kata) tiap-tiap baris itu tidak ditentukan. Demikian juga rimanya tiada tetap.

3 dari 6 halaman

Gurindam

Istilah Gurindam

Menurut para ahli, gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Melayu. Gurindam terdiri dari dua bait. Setiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.

Bahasa awal yang digunakan untuk mengistilahkan gurindam adalah bahasa Sankrit atau Sansekerta. Bahasa ini sudah ada sejak lama, tepatnya saat peradaban Hindu masuk ke Indonesia. Peradaban Hindu masuk Indonesia di bawa pendeta India pada abad ke-5 M.

Jika istilah gurindam begitu melekat di Indonesia, hal ini dipengaruhi peradaban dari masa lalu. Hindu sempat begitu berjaya di Indonesia dan mendirikan banyak kerajaan pada abad ke-7. Bahasa Sansekertalah yang merajai kehidupan sehari-hari pada masanya.

Khas Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang dulunya dibawa oleh sastrawan Hindu. Ada pula yang mengatakan bahwa gurindam berasal dari bahasa Tamil atau India. “Kirindam” yang memiliki makna perumpamaan.

Banyak yang mengatakan gurindam adalah mirip atau serupa dengan pantun karena sama-sama perumpamaan. Padahal tidak demikian. Pantun memiliki empat baris dalam setiap baitnya. Sementara gurindam hanya terdiri dari 2 baris dalam setiap baitnya.

Pada baris pertama gurindam ini berisi syarat, masalah, persoalan, dan perjanjian. Sementara pada baris kedua berisi jawaban atas persoalan yang sudah dipaparkan pada baris pertama.

Pada hakikatnya, gurindam merupakan kalimat majemuk yang saling berhubungan. Antar baris dan kalimatnya berisi sebab-akibat. Setiap setiap bait atau dua baris kalimatnya selalu memiliki rima yang sama.

4 dari 6 halaman

Ciri-Ciri Gurindam

1. Gurindam memiliki dua buah baris pada setiap baitnya.

2. Setiap baris terdapat 10-14 kata.

3. Terdapat hubungan sebab-akibat pada tiap barisnya.

4. Pada setiap baris memilki rima maupun saja A-A, B-B, C-C, D-D dan seterusnya.

5. Isi kesimpulan atau maksud dari gurindam terdapat pada baris kedua.

6. Isi keimpulan atau maksud berbentuk nasehat, filosofi, atau sebagainya.

 

5 dari 6 halaman

Jenis dan Contoh Gurindam

Gurindam Berkait

Gurindam berkait ditandai dengan adanya keterkaitan bait pertama dengan bait seterusnya. Tak seperti pantun yang pada tiap baitnya tak berkaitan. Justru gurindam ini lebih menekankan keterkaitan sehingga pesan bisa sampai lebih mendalam.

Contoh 1:

Sebelum berbicara pikir dahulu

Agar tak melukai hati  temanmu

Kalau berbicara semaumu

Tentulah banyak orang yang membencimu

Contoh 2:

Siapa tak ingin sesat dunia akhirat

Maka cepatlah taubat sebelum terlambat

Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat

Maka didapatlah itu yang namanya selamat

Contoh 3:

Barang siapa tidak memiliki agama

Pastilah sesat hidupnya di dunia

Barang siapa yang hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat

Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat

Gurindam Berangkai

Gurindam berangkai ditandai dengan adanya kata yang sama pada baris pertama dan tiap baitnya. Lebih berima seperti puisi tetapi strukturnya mirip dengan pantun.

Contoh 1:

Temukan apa yang dimaksud sahabat

Temukan apa yang dimaksud maksiat

Janganlah menjadi orang yang memelas

Nanti kamu menjadi orang yang malas

Contoh 2:

Jika bekerja tidak berhati lurus

Pikiran akan menjadi tergerus

Jika pikiran selalu tergerus

Pikiran tak karuan tubuh menjadi kurus

Contoh 3:

Apabila selalu mencela orang

Tandanya dia bermain curang

Jika Anda bermain curang

Tentulah lawan menjadi berang

6 dari 6 halaman

Nilai dalam Gurindam

Diri Sendiri

Nilai moral kehidupan manusia dengan diri sendiri yang meliputi : kearifan, kesederhanaan, kejujuran, keberanian hidup, dan kewaspadaan hidup.

Orang Lain

Nilai moral kehidupan manusia dengan orang lain yang meliputi : kesetiaan pada sesame manusia, kebersamaan hidup, dan penghormatan kepada orang lain.

Tuhan

Nilai moral kehidupan manusia dengan tuhan yang meliputi : kepercayaan kepada tuhan dan istiqomah.