Liputan6.com, Jakarta Jenis-jenis wawancara penting diketahui. Wawancara merupakan bagian penting dalam pengumpulan data, khususnya dalam jurnalistik. Jenis-jenis wawancara adalah bagian standar jurnalisme dan pemberitaan media.
Baca Juga
Jenis-jenis wawancara adalah adalah salah satu metode terpenting yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang kemudian disajikan kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa. Jenis-jenis wawancara pastinya penting diketahui oleh wartawan.
Advertisement
Melakukan jenis-jenis wawancara untuk berita adalah keterampilan penting bagi wartawan mana pun. Jenis-jenis wawancara akan membantu mendapatkan informasi faktual dasar, perspektif, dan konteks tentang topik yang sedang dibahas dan kutipan langsung.
Berikut jenis-jenis wawancara dalam jurnalistik, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(19/01/2022).
Jenis-jenis wawancara dalam jurnalistik
Menurut Jurnalistik Terapan, Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan dalam Asep Syamsul M Romli, berikut jenis-jenis wawancara dalam jurnalistik:
Wawancara Berita (News-peg Interview)
Wawancara Berita adalah jenis-jenis wawancara dengan tujuan memperoleh keterangan, konfirmasi, atau pandangan mengenai suatu masalah atau peristiwa.
Wawancara Cerobong (Funnel Interview)
Wawancara cerobong adalah wawancara yang dilakukan secara santai, rileks, dalam waktu luang, dan diawali dengan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar latar belakang narasumber sebelum masuk ke dalam pertanyaan pokok yang hendak ditanyakan.
Advertisement
Jenis-jenis wawancara dalam jurnalistik
Wawancara Cerobong Terbalik (Inverted-Funnel Interview)
Wawancara Cerobong Terbalik adalah wawancara yang langsung menanyakan masalah pokok tanpa diawali dengan pertanyaan ringan dan umum. Jenis-jenis wawancara ini biasanya dilakukan dalam keadaan teredesak atau dalam waktu yang terbatas.
Wawancara Eksklusif (Exclusive Interview)
Wawancara Eksklusif adalah jenis wawancara yang dilakukan beberapa wartawan dalam satu media dengan narasumber secara khusus. Wawancara berkaitan dengan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk lengkap di media massa, biasanya dalam bentuk tanya jawab.
Jenis-jenis wawancara jurnalistik menurut bentuknya
Dalam buku “Toward Better Communications” yang dikutip Mappatoto (1999), jenis-jenis wawancara berdasarkan bentuknya meliputi:
Wawancara sosok (Personal Interview)
Wawancara sosok adalah jenis wawancara yang dilakukan dengan publik figur atau dengan orang biasa. Berita dari publik figur merupakan berita yang selalu dinanti masyarakat. Sementara berita dari orang biasa, biasanya orang tersebut emiliki sesuatu yang menarik untuk diberitakan.
Wawancara Berita (News Interview)
Wawancara berita adalah wawancara yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pendapat atau tanggapan dari orang yang berwenang terhadap suatu peristiwa atau berita besar.
Wawancara Jalanan (Man in the Street Interview)
Wawancara Jalanan adalah jenis-jenis wawancara yang dilakukan di jalan-jalan umum dengan menyetop dan menanyai orang-orang yang lewat tentang pendapat mereka berkenaan dengan suatu berita penting. Dari wawancara ini, diharapkan diperoleh pendapat umum tentang isu tertentu.
Advertisement
Jenis-jenis wawancara jurnalistik menurut bentuknya
Wawancara Sambil Lalu (Casual Interview)
Wawancara Sambil Lalu adalah wawancara yang dilakukan secara kebetulan. Wawancara ini tidak direncanakan secara khusus. Pertemuan dan dialog menjadi sarana untuk memperoleh keterangan dari orang penting yang ditemui dalam suatu kesempatan.
Wawancara Telepon (Telephone Interview)
Wawancara Telepon adalah wawancara yang dilakukan menggunakan telepon. Wawancara ini bisa dilakukan sewaktu-waktu antara wartawan dan narasumber. Memperoleh berita dengan cara ini akan lebih lancar jika sudah ada saling percaya diantara wartawan dengan narasumber.
Jenis-jenis wawancara jurnalistik menurut bentuknya
Wawancara Tertulis (Written Interview)
Wawancara tertulis adalah jenis wawancara yang dilakukan dengan cara surat-menyurat atau korespondensi. Keuntungan dari wawancara ini adalah informasi yang diberikan narasumber tidak akan dibantah karena sudah ada bukti tertulis. Salah satu kelemahan jenis-jenis wawancara ini adalah kemungkinan informasi yang tidak jelas dari jawaban narasumber. Wartawan yang mewawancarai juga tidak dapat meminta penjelasan dari sumber yang bersangkutan.
Wawancara Kelompok (Discussion Interview)
Wawancara kelompok adalah jenis wawancara yang dilakukan dengan sekelompok orang, seakan-akan wartawan adalah peserta dalam suatu seminar atau simposium. Hasil wawancara yang akan diberitahukan bukan pendapat satu orang dalam seminar, tetapi merupakan rangkuman pendapat yang transparan dalam seminar.
Advertisement
Tips sebelum wawancara
Mempersiapkan wawancara jurnalistik berbeda dengan mempersiapkan diri untuk berbicara dengan seseorang dalam konteks lain, seperti wawancara kerja. Berikut tips melakukan wawancara jurnalistik:
Lakukan riset sebanyak mungkin
Satu-satunya cara untuk mengajukan pertanyaan yang bagus adalah mengetahui segala sesuatu yang perlu diketahui tentang subjek. Baca sebanyak mungkin tentang narasumber sehingga kamu dapat mengajukan pertanyaan wawancara yang tepat. Kamu juga dapat menggunakan pengetahuanmu untuk membangun hubungan dengan orang tersebut, karena mereka akan menghargaimu menunjukkan minat dan pertimbangan.
Hubungi orang yang akan diwawancarai
Tanyakan kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Bersikaplah sopan. Ucapkan "tolong" dan "terima kasih". Cobalah untuk mengatur wawancara secara langsung. Jika ini tidak memungkinkan, buatlah wawancara telepon.
Pilih lokasi
Jika kamu yang menentukan lokasi, pilih tempat di mana kamu berdua bisa duduk dengan nyaman dan tidak akan terlalu keras untuk mengganggu rekaman. Wawancara langsung adalah yang terbaik, tetapi jika tidak memungkinkan untuk bertemu langsung, pilihlah wawancara telepon.
Uji perangkat rekaman
Baik menggunakan ponsel atau alat perekam terpisah, pastikan kamu telah mengujinya sebelum wawancara. Selalu rekam wawancara karena itu akan memungkinkanmu untuk lebih fokus pada percakapan sambil mengumpulkan kutipan langsung. Tetapi pastikan meminta izin sebelum merekam.
Tepat waktu
Datanglah di wawancara dengan banyak waktu luang. Jika belum pernah ke tempat wawancara berlangsung, pergilah lebih awal dan cari tahu. Tidak ada yang lebih tidak profesional dari seorang reporter yang terlambat.
Buat catatan
Meski sudah merekam, penting juga membuat catatan. Setelah wawancara, sementara detailnya masih segar dalam ingatan, tuliskan semua yang kamu ingat tentang orang yang kamu wawancarai. Di rumah, perluas catatan dengan menindaklanjuti hal-hal yang kamu pelajari dalam wawancara dengan lebih banyak penelitian.