Liputan6.com, Jakarta Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam, yang mana juga menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu dan mampu secara finansial untuk melakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka. Setiap ibadah yang dilakukan selama haji memiliki makna sejarah dan agama yang dalam. Ibadah haji adalah pengalaman transformatif, perjalanan suci pengabdian dan refleksi diri.Â
Dibutuhkan perencanaan yang cermat, pengetahuan tentang tata cara ibadah haji, dan niat yang tulus untuk mencari kedekatan dengan Allah dan mencari pengampunan atas pelanggaran masa lalu. Jadi sangat penting untuk mengetahui tata cara ibadah haji yang benar, penting juga mengetahui langkah-langkah penting dalam ibadah haji.
Mengetahui bagaimana tata cara ibadah haji juga sangat penting karena beberapa alasan. Salah satunya adalah untuk memastikan bahwa ritual dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dan praktik umat Islam awal. Dengan mengikuti ritual yang ditentukan, peziarah membangun hubungan yang mendalam dengan iman mereka dan memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Allah.
Advertisement
Selain tata cara ibadah haji penting juga mengetahui rukun, serta ibadah wajib dan sunnah haji, untuk itu berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (23/5/2023). Rukun haji, wajib haji, sunnah haji dan juga tata cara ibadah haji.
Rukun Haji
Rukun haji merupakan perbuatan yang wajib dilakukan dan tidak dapat diganti dengan membayar denda. Apabila seseorang meninggalkan satu rukun haji maka tidak sah hajinya. Rukun haji ada 6, yaitu:
- Ihram atau niat haji
- Wukuf di padang Arafah
- Tawaf (keliling ka’bah)
- Sa’I (berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwah)
- Menggunting atau mencukur rambut
- Tertib
Wajib Haji
Wajib haji merupakan perbuatan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji dilanggar, maka hajinya tidak sah kecuali dengan membayar dam atau denda dengan cara menyembelih binatang. Wajib haji ada enam yaitu;
- Ihram atau niat berhaji mulai dari miqat (batas yang ditentukan)
- Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada malam hari raya haji
- Melontar tiga jumrah, yaitu : jumrah ula, jamrah wusta, dan jumrah aqabah.
- Mabit (bermalam) di Mina
- Tawaf wada’ (tawaf perpisahan)
- Menjauhkan diri dari larangan atau perbuatan yang diharamkan dalam ihram seperti (Menutup kepala bagi pria dan menutup muka bagi wanita, Memotong rambut atau bulu badan yang lain, Bagi pria dilarang memakai pakaian berjahit, Membunuh hewan buruan, Memakai wangi-wangian, Mengadakan akad nikah, Memotong kuku, Bersetubuh)
Sunnah Ibadah Haji
Sedangkan untuk sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad adalah sebagai berikut:
- Ifrad, yaitu mendahulukan haji dibandingkan umroh.
- Shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat.
- Thawaf qudum.
- Talbiyah.
Â
Advertisement
Tata Cara Ibadah Haji
Tata cara ibadah haji adalah serangkaian aktivitas dan ritual yang dilakukan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk melaksanakan ibadah haji di Makkah, Saudi Arabia. Berikut adalah tata cara umum yang harus diikuti dalam menjalankan ibadah haji:
1. Ihram: Ihram adalah niat yang diucapkan dan diniatkan untuk memulai ibadah haji. Pada saat ini, seorang jamaah haji mengenakan pakaian ihram, yaitu dua helai kain putih tanpa jahitan yang menutupi seluruh tubuh. Jamaah laki-laki memakai dua lembar kain ihram yang dililitkan di sekitar tubuh, sedangkan perempuan menggunakan pakaian longgar dan sopan.
2. Thawaf: Setelah tiba di Masjidil Haram di Makkah, jamaah haji melaksanakan thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran mengikuti arah jarum jam, dengan niat thawaf haji.
3. Sa'i: Setelah thawaf, jamaah haji melanjutkan dengan sa'i, yaitu melakukan tujuh kali perjalanan antara bukit Safa dan Marwah. Sa'i mengingatkan kita tentang Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari-lari mencari air untuk anaknya, Ismail.
4. Wukuf di Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berangkat menuju Mina dan beristirahat di Padang Arafah. Di sini, mereka berdiri di dataran Arafah dari zuhur hingga matahari terbenam, berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah. Wukuf di Arafah adalah salah satu ritual paling penting dalam ibadah haji.
5. Mabit di Muzdalifah: Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji berangkat menuju Muzdalifah dan menginap di sana. Di Muzdalifah, mereka melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara berjamaah, diikuti dengan shalat sunnah dan beristirahat untuk persiapan hari berikutnya.
6. Melempar Jumrah: Setelah tiba di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melempar Jumrah Aqabah, yang merupakan simbolisasi melempar setan. Mereka melempar tujuh kerikil ke tiang yang melambangkan setan, seraya berdoa dan berzikir.
7. Tertib Hewan Qurban: Bagi mereka yang berkemampuan, setelah melempar Jumrah, mereka melaksanakan ibadah qurban dengan menyembelih hewan kurban yang ditetapkan oleh syariat Islam. Daging kurban akan dibagikan kepada orang miskin dan dibawa pulang oleh jamaah haji.
8. Tawaf Ifadah: Setelah melaksanakan lempar Jumrah dan tertib hewan qurban, jamaah haji kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf Ifadah. Tawaf Ifadah adalah thawaf yang dilakukan setelah melempar Jumrah, dan ini adalah thawaf yang pertama setelah wukuf di Arafah. Jamaah haji melakukan tujuh putaran mengelilingi Ka'bah seperti pada thawaf pertama, namun kali ini tidak diikuti oleh sa'i.
9. Tawaf Wada (Pamit): Sebelum meninggalkan Makkah, seorang jamaah haji harus melaksanakan tawaf wada atau tawaf pamit. Tawaf wada adalah thawaf perpisahan yang dilakukan sebelum meninggalkan Masjidil Haram. Setelah tawaf ini selesai, jamaah haji diperbolehkan untuk meninggalkan Makkah dan menyelesaikan ibadah haji mereka.
Selain dari langkah-langkah di atas, terdapat beberapa praktik tambahan yang umum dilakukan oleh jamaah haji, seperti mengunjungi tempat-tempat bersejarah terkait dengan kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya, melakukan doa dan dzikir di tempat-tempat suci, dan berziarah ke makam Nabi Muhammad di Madinah jika ada kesempatan.
Penting untuk diingat bahwa tata cara ibadah haji ini dapat mengalami perubahan sesuai dengan petunjuk dari otoritas Saudi Arabia dan ulama yang berwenang. Jamaah haji sebaiknya memperoleh informasi terkini mengenai tata cara haji dari sumber-sumber yang dapat dipercaya atau mendapatkan bimbingan langsung dari seorang ahli atau guru agama sebelum melaksanakan ibadah haji.
Â
Â