Liputan6.com, Jakarta Dalam agama Islam, hubungan iman, Islam, dan ihsan merupakan aspek penting dalam pengembangan spiritual seseorang. Iman, Islam, dan ihsan adalah tiga konsep yang terkait dan saling melengkapi, dalam memperkuat hubungan individu dengan Allah SWT.
Hubungan antara iman, Islam, dan ihsan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Iman yang kokoh menjadi dasar bagi individu untuk mengikuti ajaran Islam, sedangkan Islam memberikan kerangka praktis bagi seseorang untuk mengembangkan keimanan mereka.
Baca Juga
Hubungan antara iman, Islam, dan ihsan dalam konteks agama memiliki makna yang penting, di mana iman mencakup keyakinan terhadap Allah SWT, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir. Sedangkan ajaran Islam sebagai pedoman untuk menjalankan ibadah, akhlak, sosial, dan kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Berikut ini hubungan iman, Islam, dan ihsan serta keutamaannya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/5/2023).
Hubungan
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Hubungan Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan seperti segitiga sama sisi, yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.
Didalam Al-Qur'an juga disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki keterkaitan, yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron ayat 19 yang berbunyi :
QS Al-Maidah ayat 3 :
اليوم اكملت لكم دينكم و اتممت عليكم نعمتي و رضبت لكم الاسلا م دينا
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah agama yang benar bagi kalian”.
QS Ali-Imron ayat 19 :
إِنَّ الدّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسلٰمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Advertisement
Iman dan Islam
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab, yaitu bentuk masdar dari kata kerja (fi’il).
امن- يؤمن – ايمانا
yang mengandung beberapa arti yaitu percaya, tunduk, tentram dan tenang.
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan التصديق yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :
الايمان فهو التصديق با لقلب
“ Iman ialah pembenaran dengan hati”.
Menurut Imam Ab Hanifah:
الايمان هو الاقرار و التصديق
“ Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.
Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, bahwasanya ada enam rukun iman yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja
اسلم – يسلم – اسلاما Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak cacat, selamat.
Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :
الاسلام وهو الاستسلام والانقياد الظاهر
“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.
Ab A’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai. Maksudnya seseorang akan memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat kepada Allah.
Islam di bangun diatas lima rukun, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:
حدثنا عبيد الله بن موسى قال اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان عن عكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان )
“Abdullah bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata: Handlolah bin abi sufyan telah memberi kabar kepada kita dari ikrimah bin kholid dari abi umar ra. Rasul SAW bersabda " Islam dibangun atas lima perkara bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah, dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya".
Rukun Iman
Beriman kepada Allah SWT
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah SWT, dan beriman kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
Beriman kepada Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas.Jadi kita dituntut untuk beriman dan mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.
Beriman kepada Kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-Qur'an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Beriman kepada para Rasul
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad SAW, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang diutus untuk seluruh manusia, maka tidak ada nabi sesudahnya.
Beriman kepada Hari Akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.
Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentakdirkan semua yang ada dan menciptakan seluruh mahluk, sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahalu dan menurut kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.
Advertisement
Keutamaan
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan sebagai berikut:
قال علي : إن الإيمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب كله وإن النفاق ليبدو نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang putih, apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan tumbuh dan bertambah sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah (warna) hati”
Keutamaan Iman
- Iman memberikan rasa kedamaian dan ketenangan dalam hidup.
- Keyakinan yang teguh pada Allah SWT dan ajaran-Nya memberikan harapan, penghiburan, dan ketenangan pikiran dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup.
- Dengan iman yang kuat, individu dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, berkomunikasi melalui doa, dan merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
- Keyakinan yang kokoh akan mengarahkan individu untuk mengamalkan nilai-nilai kebajikan, menghindari dosa, dan berbuat kebaikan kepada sesama.
Keutamaan Islam
- Ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis memberikan pedoman praktis untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
- Dalam Islam, terdapat aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
- Ajaran Islam mengajarkan pentingnya pendidikan, keadilan, kejujuran, dan ketekunan dalam mencapai kesuksesan baik secara individu maupun masyarakat.
- Islam juga mendorong pemberdayaan kaum lemah dan perlindungan hak-hak asasi manusia
- Agama Islam mendorong persaudaraan, kepedulian terhadap sesama, tolong-menolong, dan keadilan sosial.
- Melalui praktik ibadah dan ketaatan terhadap aturan Islam, individu menjadi lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran mereka dalam masyarakat.
Keutamaan Ihsan
- Ihsan mengarahkan individu untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal.
- Dalam mencapai tingkat ihsan, individu berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah dan berinteraksi dengan sesama manusia dengan penuh kasih sayang, keadilan, dan empati.
- Dengan menjalankan ibadah penuh kesadaran dan keikhlasan, individu dapat merasakan kedekatan dan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan mereka.
- Dalam mencapai ihsan, individu harus melampaui tuntutan minimal, dan hal ini membantu mereka untuk mengembangkan sikap rendah hati, kemurahan hati, kesabaran, dan sifat-sifat baik lainnya.