Liputan6.com, Jakarta Zuhud artinya dalam bahasa Arab adalah meninggalkan sesuatu atau tidak ingin terhadap sesuatu agar menjadi lebih baik. Hal yang ditinggalkan tersebut berupa kesenangan duniawi untuk lebih memahami dan mencintai Allah SWT saja.
Baca Juga
Secara bahasa, kata zuhud artinya adalah tidak condong terhadap sesuatu. Adapun menurut istilah ahli hakikat, kata zuhud artinya adalah benci terhadap dunia dan ingin berpaling darinya, serta lebih mementingkan urusan di jalan Allah SWT.
Advertisement
Tujuan dari zuhud adalah tentu untuk mencari ridho Allah SWT dan bekal untuk akhir hayatnya. Dengan begitu, seseorang yang memiliki sifat zuhud akan mengesampingkan segala yang berkaitan dengan duniawi. Dalam dunia, zuhud memiliki beberapa tingkatan yang perlu anda ketahui.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai arti zuhud bersama makna dan tingkatannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (26/5/2023).
Zuhud Artinya
Dalam buku Ilmu Tasawuf (2022) karya Drs. Samsul Munir Amin, M.A., secara etimologi kata zuhud berasal dari kata zahada yang berarti benci dan meninggalkan sesuatu. Secara terminologi, kata zuhud artinya adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Zuhud merupakan pendekatan penting dalam tahap awal perjalanan spiritual, namun tidak dianjurkan bagi seseorang yang hendak mencapai kesempurnaan.
Zuhud tidak sepenuhnya secara mutlak meninggalkan kesenangan duniawi. Apa yang ditekankan dalam kehidupan zuhud adalah melepaskan diri atau mengosongkan hati dari pengaruh dunia yang dapat membuat orang lupa kepada Tuhan.
Sementara itu, dalam buku Ensiklopedi Islam (1994) disebutkan bahwa pengertian zuhud artinya meninggalkan kemewahan duniawi dengan mengharap kebahagiaan akhirat untuk memperoleh rida Allah SWT.
Adapun menurut istilah ahli hakikat, zuhud artinya benci terhadap dunia dan berpaling darinya. Ulama mengartikan, zunud adalah meninggalkan kenyamanan dunia demi mencari kenyamanan akhirat.
Dalam praktiknya, orang yang zuhud biasanya tidak memerlukan harta kekayaan di dunia. Tak hidup dengan mencari harta kekayaan seperti manusia kebanyakan. Orang yang zuhud hanya mencari harta seperlunya, asal cukup untuk bertahan hidup di dunia.
Bisa dikatakan, pengertian zuhud adalah keputusan melupakan dunia untuk mencintai Allah SWT saja. Melupakan angan-angan dan hanya melihat dunia dari sudut pandang “tidak membutuhkannya” Zuhud adalah mengganggap kecil dunia.
Advertisement
Definisi Zuhud Menurut Para Ulama
Selain pengertian secara umum, definisi zuhud juga diperdebatkan oleh beberapa ulama. Berikut ini definisi zuhud menurut para ulama, yakni:
Imam Abu Sulaiman Ad-Darani
Pengertian zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan seseorang dari Allah SWT.
Imam Sufyan Ats-Tsauri
Pengertian zuhud adalah terbatasnya angan-angan.
Imam Junaidi
Pengertian zuhud adalah mengganggap kecil dunia dan menghapus pengaruhnya di hati.
Wahib bin Ward
Pengertian zuhud adalah tidak merasa putus asa tatkala harta benda dunia terlepas dari genggaman dan tidak merasa senang ketika ada perkara dunia yang datang.
Ibu ‘Ajibah
Pengertian zuhud adalah terbebasnya hati dari ketergantungan selain kepada Allah SWT.
Makna Zuhud
Dalam dunia, ada beberapa makna zuhud menurut Ibnu Rajab rahimahullah yang perlu diketahui oleh umat Muslim adalah sebagai berikut ini:
1. Seorang hamba yang lebih meyakini rezeki ada di tangan Allah SWT
Makna zuhud yang pertama adalah seorang hamba lebih meyakini rezeki yang ada di tangan Allah SWT dibanding dengan apa yang ada di tangannya. Hal ini tumbuh dari kuatnya keyakinan, karena sesungguhnya Allah SWT telah menanggung serta memastikan jatah rezeki tiap hamba-Nya sebagaimana yang ertuang dalam firman-Nya,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya : "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya". (Huud: 6). Dalam firman-Nya yang lain,
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
Artinya : "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu". (Adz Dzaariyaat: 22).
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ
Artinya : "Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia". (Ankabuut: 17). Al Hasan juga pernah mengatakan,
إِنَّ مِنْ ضَعْفِ يَقِينِكَ أَنْ تَكُونَ بِمَا فِي يَدِكَ أَوْثَقَ مِنْكَ بِمَا فِي يَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya : “Salah satu bentuk lemahnya keyakinanmu terhadap Allah adalah anda lebih meyakini apa yang ada di tangan daripada apa yang ada di tangan-Nya”.
2. Seorang hamba yang tertimpa musibah dalam kehidupan dunia
Makna zuhud yang berikutnya adalah seseorang hamba tertimpa musibah dalam kehidupan dunia seperti hilangnya harta, anak, dan lainnya. Maka mereka lebih senang memperoleh pahala atas hilangnya hal tersebut dibanding tetap berada di sampingnya. Rasa senang tersebut muncul dari sempurnanya rasa yakin terhadap Allah SWT. Sebagaimana yang di riwayatkan dari ‘Ibnu ‘Umar, Nabi SAW berkata dalam doa nya,
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا
Artinya : “Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini”. [HR. Tirmidzi (3502); An Nasaai dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (402); Al Hakim (1/528); Al Baghawi (1374). At Tirmidzi mengatakan, “Hadits hasan gharib”].
Doa tersebut juga merupakan tanda zuhud serta minimnya kecintaan kepada dunia. Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Ali radhiallahu ‘anhu,
مَنْ زَهِدَ الدُّنْيَا، هَانَتْ عَلَيْهِ الْمُصِيبَاتُ
Artinya : “Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, maka berbagai musibah akan terasa ringan olehnya”.
3. Hamba yang memandang sama antara orang yang memuji dan mencelanya
Makna zuhud yang ketiga adalah hamba yang memandang sama antara orang yang memuji serta mencelanya saat berada di atas kebenaran. Hal ini merupakan tanda bahwa dirinya zuhud terhadap dunia, menganggap sebagai suatu yang remeh dan rendahnya kecintaan terhadap dunia.
Tak jarang hal itu justru menggiringnya untuk tidak mengamalkan kebenaran. Sebab, takut celaan serta melakukan sejumlah kebathilan hanya karena ingin mendapat pujian. Dengan begitu, setiap orang yang memandang sama orang yang memuji dan mencela saat berada di atas, akan menunjukkan kedudukan yang dimilikinya tidak berpengaruh di dalam hatinya. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud yang berbunyi,
الْيَقِينُ أَنْ لَا تُرْضِيَ النَّاسَ بِسُخْطِ اللَّهِ
Artinya: “Yakin itu adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan cara menimbulkan kemurkaan Allah. Dan sungguh Allah telah memuji mereka yang berjuang di jalan-Nya dan tidak takut akan celaan”.
Advertisement
Tingkatan Zuhud
Menurut Imam Al-Ghazali dalam buku yang berjudul Mempertajam Mata Batin dengan Amalan Puasa Ya Man Huwa oleh Dr. Halimatussa’diyah, zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan, yakni:
- Berzuhud pada dunia, tetapi hatinya masih mencintai dunia.
- Zuhud orang yang meninggalkan dunia karena menginginkan akhirat.
- Zuhud orang yang tahu bahwa kehidupan dunia tidaklah apa-apa jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
Sedangkan menurut Imam Ahmad ada tiga tingkatan zuhud yang bisa dipahami, yakni:
- Orang awam menganggap zuhud adalah meninggalkan keharaman.
- Orang istimewa atau khawash menganggap zuhud adalah meninggalkan hal-hal yang halal sekalipun melebihi kebutuhannya.
- Orang sangat istimewa atau al-‘arifin menganggap zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang mengganggunya untuk mengingat Allah SWT.