Liputan6.com, Jakarta Setiap tempat punya aturan, begitu pula sebaliknya setiap aturan ada tempatnya. Seperti di sekolah atau tempat mengenyam pendidikan, sering ditemui aturan agar tidak menggunakan ponsel atau smartphone. Namun aturan yang kerap ditemui di pondok pesantren ini sering dilanggar.Â
Seperti sebuah kejadian yang menimpa seorang siswi yang ponselnya disita pengasuh. Melansir dari Siakap Keli, siswi yang tak disebutkan namanya itu bikin geger. Pasalnya ia tidak terima ponselnya disita. Mengejutkannya, ia nekat membakar asrama tempatnya tinggal di Guyana, Amerika Selatan sampai hangus.
"Setelah sekolah menyita telepon gadis itu, dia kemudian membuat ancaman pada malam yang sama. Jelas, dia akan membakar gedung sementara semua orang mendengarkan," kata juru bicara kepolisian setempat, AFP Melaporkan.Â
Advertisement
Sita-menyita barang terlarang di instansi pendidikan kerap terjadi di Tanah Air. Namun banyak murid hingga santri yang harus pasrah ponsel mereka berakhir dibakar atau dihancurkan. Sedangkan siswi asal Guyana ini terlanjur naik pitam dan menimbulkan kegaduhan, berikut Liputan6.com merangkum kejadiannya melansir dari Siakap Keli, Jumat (26/5/2023).
Usaha Padamkan Api Gagal, Tewaskan 19 Siswa
Mulanya siswi sekaligus pelaku pembakaran asrama itu sempat mengancam pengasuh usai ponselnya disita. Banyak murid dan pengasuh menyaksikan ancamannya yang diteriakkan dengan lantang. Â
"Setelah sekolah menyita telepon gadis itu, dia kemudian membuat ancaman pada malam yang sama. Jelas, dia akan membakar gedung sementara semua orang mendengarkan," kata juru bicara kepolisian setempat.
Beberapa menit kemudian, dia dikabarkan memasuki area kamar mandi dan menyemprotkan insektisida ke tirai sebelum menyalakan korek api. Sedikitnya ada sekitar 57 siswa yang dilaporkan berada di asrama pada saat kejadian. Hasil kesaksian yang diperoleh dari siswa lain juga melaporkan kejadian yang sama.
Diketahui bangunan tersebut menampung siswa perempuan berusia antara 11 dan 17 tahun. Dalam kejadian tersebut, sekitar 20 mahasiswa dibawa ke rumah sakit.
Menurut laporan kejadian tersebut menewaskan 19 murid. Korban yang kebanyakan gadis Pribumi, meninggal sekitar tengah malam pada hari Senin, 22 Mei 2023, ketika api melalap bangunan asrama.
Â
Â
Â
Advertisement
Kronologi Aksi Pembakaran Gedung Asrama Imbas Ponsel Siswi Disita
Meski sempat dipadamkan, api dengan cepat menyebar akibat struktur plafon yang terbuat dari kayu. Itu menyebabkan seluruh bangunan dihancurkan oleh api. Menurut polisi, kejadian tersebut baru diketahui oleh penghuni asrama setelah mendengar teriakan mahasiswa lain saat mereka sedang tidur.
“Saat kejadian, diketahui api berasal dari arah kamar mandi. Penyebarannya begitu cepat sehingga mengakibatkan beberapa siswa lainnya menderita luka bakar di tubuh dan menghirup asap. Sedangkan mahasiswa lain berhasil kabur," jelasnya.
Sementara itu, tersangka juga mengaku melakukan perbuatan tersebut. Remaja yang terlibat kini dalam pengawasan polisi di rumah sakit distrik di kota Mahdia untuk tindakan lebih lanjut.