Liputan6.com, Jakarta Virus penyebab campak memang cukup mirip dengan virus Corona. Virus penyebab campak ini berasal dari keluarga Paramyxovirus. Sama-sama bisa menular melalui droplet dan berbahaya.
Virus Corona COVID-19, kini sudah menjadi pandemi yang sebabkan kematian jutaan manusia di dunia. Sementara Paramyxovirus atau virus penyebab campak, pernah menjadi penyebab utama kematian anak di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Gejala infeksi virus penyebab campak atau Paramyxovirus pun sama dengan gejala infeksi virus Corona. Hanya saja, infeksi Paramyxovirus lebih mudah dikenali karena ruam kemerahan yang muncul di permukaan kulit penderitanya.
Berikut Liputan6.com ulas virus penyebab campak atau Paramyxovirus dari berbagai sumber, Senin (24/8/2020).
Virus Penyebab Campak adalah Paramyxovirus
Penyakit campak memang paling sering menyerang anak-anak. Memunculkan ruam kemerahan di seluruh tubuh. Penyakit campak ini disebabkan oleh infeksi virus. Bahayanya lagi, virus penyebab campak dapat menyebar dengan mudah dari percikan air liur penderitanya. Terutama ketika penderita batuk atau bersin.
Virus penyebab campak berasal dari keluarga Paramyxovirus. Awal mula sebelum muncul wabah campak, Paramyxovirus dibawa oleh kelelawar. Hingga kemudian menginfeksi manusia dan menyerang saluran pernapasannya. Manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala yang cukup beragam. Mata merah, pilek, lemas, demam tinggi, meriang, diare, dan muncul bercak putih keabu-abuan di mulut atau tenggorokan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa campak merupakan penyebab utama meninggalnya anak di dunia. Pernyataan ini masih berlaku meski vaksin untuk virus penyebab campak sudah tersedia dan diberikan. Penurunan angka kematiannya sebesar 79 persen dari tahun 2000 sampai 2014 di seluruh dunia.
Advertisement
Struktur Virus Penyebab Campak atau Paramyxovirus
Virus penyebab campak atau Paramyxovirus memiliki bentuk yang tidak beraturan. Beberapa ada yang hampir berbentuk bulat seperti Coronavirus. Permukaan Paramyxovirus dipenuhi dengan molekul gula dan protein. Meski begitu, protein Paramyxovirus tak berbetuk mahkota.
Paramyxovirus memiliki susunan kode genetik berbentuk rantai tunggal. Rantai tunggal ini disebut dengan istilah RNA. Kemudian RNA keduanya akan tersimpan dalam pusat virus. RNA kedua akan keluar begitu Paramyxovirus berhasil menempel pada sel inang. Seperti virus pada umumnya, Paramyxovirus yang sudah menempel pada inang akan dengan mudah menggandakan diri.
Selain virus penyebab campak, Paramyxovirus juga timbulkan beragam penyakit berbahaya. Infeksi Paramyxovirus bisa sebabkan penyakit pernapasan akut. Mulai dari pneumonia, bronkiolitis, dan gondok. Parahnya lagi, Paramyxovirus bisa menyerang jaringan otak manusia. Jika infeksi virus penyebab campak terjadi pada anak-anak, tentu akan bahayakan perkembangan otaknya.
Gejala Infeksi Virus Penyebab Campak atau Paramyxovirus
1. Demam tinggi, yang umumnya timbul sekitar 10-12 hari setelah seseorang terekspos oleh virus campak.
2. Keluhan saluran pernapasan, seperti batuk dan hidung berair.
3. Mata kemerahan dan berair.
4. Bercak putih di dalam rongga mulut.
5. Ruam kemerahan yang cukup khas pada campak dapat timbul sekitar 3- 5 hari setelah gejala lainnya. Biasanya dimulai dari wajah dan leher bagian atas.
6. Dalam periode waktu beberapa hari setelahnya, ruam kemerahan juga timbul pada bagian tubuh lainnya. Mulai dari badan, punggung, tangan, dan kaki.
7. Ruam ini akan bertahan selama beberapa hari, lalu mulai menghilang sesuai dengan urutan timbul.
8. Terkadang, ruam kemerahan dapat disertai dengan keluhan gatal.
9. Secara umum, gejala yang dialami oleh penderita campak dapat berlangsung selama 4- 7 hari, sebelum akhirnya mereda.
Advertisement
Pertolongan Pertama Infeksi Virus Penyebab Campak atau Paramyxovirus
1. Mandi dengan air hangat, untuk meredakan pilek atau hidung tersumbat.
2. Membersihkan mata dengan kapas basah.
3. Mengatur cahaya dalam ruangan agar tidak terlalu menyilaukan.
4. Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan mengurangi rasa tidak nyaman di tenggorokan akibat batuk.
5. Minum air hangat yang dicampur lemon atau madu, untuk meredakan batuk dan mengencerkan lendir di tenggorokan. Namun, jangan berikan madu pada anak berusia di bawah 1 tahun.
6. Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri dan demam.
7. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan beberapa kondisi berikut:
8. Anak yang menderita campak harus dipantau secara rutin, karena rentan terserang penyakit lain, seperti infeksi telinga atau paru-paru basah. Jika hal ini terjadi, segera periksakan anak ke dokter agar dapat diberikan antibiotik.
9. Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak. Obat ini dapat memicu sindrom Reye, yang bisa mengancam nyawa.
10. Pasien campak yang kekurangan vitamin A cenderung mengalami gejala yang lebih parah. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memberikan suplemen vitamin A, agar gejala campak tidak terlalu parah.
Pengobatan Infeksi Virus Penyebab Campak atau Paramyxovirus
Penderita campak tanpa komplikasi dapat melakukan rawat jalan. Sementara, rawap inap diperlukan jika penderita mengalami komplikasi, seperti dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, kesulitan untuk mendapatkan asupan, dan sebagainya.
Penanganan campak yang diberikan oleh dokter umumnya bersifat suportif, seperti:
1. Pemberian infus dapat dipertimbangkan bila dinilai terjadi dehidrasi yang berat, terdapat kesulitan untuk mendapatkan asupan, atau demam tinggi terus-menerus yang dapat mengakibatkan dehidrasi.
2. Pemberian obat sesuai gejala. Misalnya: obat antipiretik untuk keluhan demam, obat pereda batuk untuk keluhan batuk, obat pereda pilek untuk keluhan pilek dan hidung tersumbat, dan obat antimual untuk keluhan mual.
3. Pemberian suplementasi vitamin A, terutama pada pasien dengan defisiensi vitamin A.
Advertisement
Pencegahan Infeksi Virus Penyebab Campak atau Paramyxovirus
Vaksin atau imunisasi yang dilakukan sejak dini atau saat masih anak-anak adalah cara terbaik untuk mencegah campak. MMR merupakan salah satu jenis vaksin yang dapat melindungi seseorang dari serangan penyakit campak, gondongan, dan rubella atau campak Jerman. Vaksin ini juga termasuk jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah.
Imunisasi campak dilakukan pada saat anak berusia 9 bulan, kemudian dilanjutkan dengan vaksin MMR yang merupakan vaksin kombinasi untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella. Imunisasi MMR dilakukan pada usia 15 bulan dan diulang pada usia 5 tahun.
Penyakit ini mudah menular. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dengan orang-orang yang rentan terhadap infeksi virus ini. Seperti anak kecil dan wanita hamil.
Selain itu, jaga selalu kebersihan lingkungan dan diri. Cucilah tangan dengan benar, yaitu di bawah air mengalir dan menggunakan sabun agar kuman, bakteri, dan virus tak sempat berkembang biak di tubuh.