Liputan6.com, Jakarta Ibu harus tahu cara menyimpan ASI setelah dipompa yang benar. Ini demi kesehatan dan nutrisi sang buah hati. Cara menyimpan ASI setelah dipompa bisa dilakukan di dalam kulkas dan tanpa kulkas, loh. Bagi yang tak punya lemari pendingin tak perlu mider dulu.
Baca Juga
Advertisement
Cara menyimpan ASI setelah dipompa yang benar adalah memperhatikan suhu tempat penyimpanannya. Perhatikan suhu dan sterilisasi persiapan pumping serta wadah ASI yang akan digunakan. Cara menyimpan ASI yang benar, membuat bayi bisa menerima ASI dalam keadaan tetap segar dan sehat.
Tak cuma cara menyimpan ASI setelah dipompa yang perlu dijadikan perhatian. Sebelum diberikan ke bayi, pastikan untuk merendamnya di air hangat terlebih dahulu. Bisa juga menggunakan air hangat yang mengalir. Jangan memanaskan ASI dengan microwave, kompor, dan penghangat lainnya.
Dikhawatirkan cara menyimpan ASI setelah dipompa ini akan membuat nutrisi ASI menjadi rusak. Berikut Liputan6.com ulas cara menyimpan ASI setelah dipompa agar tetap awet dan segar yang benar dari berbagai sumber, Jumat (16/7/2021).
Cara Menyimpan ASI Setelah Dipompa
1. Cara Menyimpan ASI Bagian Persiapan
Cara menyimpan ASI yang benar adalah memastikan kebersihan tangan dan payudara saat memompa ASI. Cuci tangan dan payudara Ibu sebelum mulai memompa atau memeras ASI sebagai cara menyimpan ASI pertama kali.
Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko masuknya kuman dan bakteri ke dalam ASI yang telah berhasil dikumpulkan. Sehingga cara menyimpan ASI setelah dipompa ini pastikan terlebih dahulu, bahwa tangan dan payudara sudah benar-benar bersih maka Ibu sudah siap untuk memompa ASI.
2. Cara Menyimpan ASI Bagian Pumping
Melakukan pumping rutin termasuk tahap awal sebelum mempraktikkan cara menyimpan ASI dengan benar. Produksi ASI berjalan dengan sistem supply and demand. Semakin sering dikeluarkan, baik cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan direct breastfeeding ataupun pumping, maka semakin banyak juga ASI yang dihasilkan.
Jadi memang untuk bisa praktik cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan hasil lebih banyak ASI, mulailah rajin melakukan pumping. Pumping ini pun tak bisa dilakukan dengan semena-mena. Harus ditentukan betul waktunya.
Menentukan waktu pumping ini sangat perlu dilakukan. Paling tidak setiap 3 jam sekali. Lakukan secara rutin agar hormon prolaktin di dalam tubuh tersistem memproduksi ASI secara teratur.
Pastikan untuk melakukannya di malam hari juga sebagai bagian dari cara menyimpan ASI yang benar. Pada waktu malam hari, hormon penghasil ASI justru sedang bekerja maksimal. Jangan lupa untuk mencatat tanggal dan jam pemerahan ASI.
3. Cara Menyimpan ASI Bagian Menyiapkan Wadah
Tak hanya pemerahan ASI, cara menyimpan ASI setelah dipompa perlu dilakukan dengan mensterilkan wadah yang akan digunakan. Misalnya saja seperti botol dan plastiknya. Nah, cara menyimpan ASI setelah dipompa ini baiknya tak menggunakan botol atau plastik umum.
Tempat cara menyimpan ASI setelah dipompa yang baik adalah botol kaca, botol plastik dengan label bebas bahan berbahaya, dan kemasan plastik khusus ASI. Sterilnya tempat penyimpanan ASI ini akan sangat memengaruhi kualitas ASI yang disimpan.
Lakukan cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan sterilisasi botol bayi atau kemasan penampung ASI perah yang akan didinginkan atau dibekukan. Sterilisasi dengan merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit. Pastikan menggunakan air panas mendidih sekitar 5-10 menit.
Khusus untuk cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan kemasan plastik penampung ASI perah, tempatkan kembali pada kontainer. Kontainer ini bisa berupa kotak kemasan lain yang nantinya akan dimasukkan dalam lemari pendingin. Tujuannya agar plastik kemasan ASI tak mengalami kebocoran.
Advertisement
Cara Menyimpan ASI Setelah Dipompa
4. Cara Menyimpan ASI Setelah Dipompa di Kulkas
Memerhatikan suhu penyimpanan kulkas sangat perlu diperhatikan, jika cara menyimpan ASI setelah dipompa akan dilakukan dalam kulkas. Dibandingkan dengan suhu penyimpanan biasa, cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan suhu kulkas lebih bagus. Kualitas ASI yang disimpan juga bisa bertahan lebih lama.
Daya tahan ASI perah pada suhu 26 derajat celsius bisa bertahan kurang lebih 6-8 jam. Sementara cara menyimpan ASI setelah dipompa pada suhu mencapai 15 derajat celsius, ASI perah mampu bertahan 24 jam. Semakin kecil suhu kulkasnya, semakin mampu bertahan lama ASInya.
Ketika suhu kulkas mencapai 4 derajat celcius atau lebih kecil lagi, ASI perah dapat bertahan 3-5 hari. Berdasarkan hal ini pulalah kemudian membuat freezer lebih efektif untuk menyimpan ASI. Freezer bisa membuat ASI perah bertahan selama tiga bulan untuk kulkas dua pintu dan dua minggu untuk kulkas satu pintu.
ASI perah yang akan dibekukan, pastikan cara menyimpan ASI setelah dipompa untuk langsung dimasukkan ke dalam botol dan freezer setelah diperah. Pastikan juga cara menyimpan ASI setelah dipompa untuk menghindari perubahan suhu secara mendadak, sebelum dimasukkan ke freezer. Letakkan ASI di kulkas bagian bawah terlebih dahulu. Setelah sekitar dua jam, pindahkan ASI perah ke freezer.
5. Cara Menyimpan ASI Setelah Dipompa Tanpa Kulkas
Bagi yang tak memiliki kulkas atau lemari pendingin, bisa mencoba cara menyimpan ASI setelah dipompa tanpa kulkas. Hal ini bukan berarti ASI bisa disimpan dalam suhu yang biasa. Melainkan cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan botol kaca, styrofoam, dan es batu.
Setelah memerah ASI, lalu sterilkan botol kaca, dan langsung masukkan ASI ke dalam botol kaca. Pastikan cara menyimpan ASI setelah dipompa dengan botol sudah berhasil ditutup dengan rapat. Lalu simpan dalam kotak styrofoam yang telah dipenuhi es. Cara menyimpan ASI setelah dipompa ini bisa membuat ASI bertahan selama 24 jam, tanpa dibuka-buka.
Meski begitu, masih ada cara menyimpan ASI setelah dipompa agar berlangsung lebih dari 24 jam. Bisa dengan cara menyimpan ASI setelah dipompa rutin mengganti es batu yang sudah mencair dengan yang beku.
Mengganti es batu yang sudah mencair bisa memperpanjang masa penyimpanan selama 36 jam. Satu hal yang perlu menjadi catatan, jangan terlalu banyak memerah ASI jika ingin menyimpannya tanpa kulkas. Cukupkan saja cara menyimpan ASI setelah dipompa ini dengan porsi konsumsi ASI sang bayi yang dibutuhkan dalam sehari.
6. Cara Menyimpan ASI Setelah Dipompa Paling Mudah
- Cuci tangan sebelum memerah ASI jika menggunakan cara manual.
- Semakin pendek daya simpan ASI, semakin baik diberikan kepada bayi.
- Untuk menghindari ASI perah yang terbuang, bagilah menjadi empat bagian.
- Beri label sebelum diletakkan di tempat penyimpanan.
- Hindari peningkatan atau penurunan suhu secara drastis.
- Hasil perahan ASI pada waktu yang berbeda tetapi masih dalam hari yang sama dapat digabung.
- Hindari menggabungkan ASI yang masih hangat ke dalam ASI yang sudah didinginkan sebelumnya, sebaiknya dinginkan (samakan suhu) dahulu ASI yang baru diperah baru dapat digabungkan.
- ASI perah yang sudah dihangatkan tidak boleh dihangatkan lagi.
- Setelah dicairkan, ASI perah tidak boleh dibekukan kembali
- Jangan mengisi sampai botol penuh, usahakan hanya sampai leher botol.
Waktu Pemberian ASI
Bagi yang sudah mempraktikkan cara menyimpan ASI setelah dipompa, waktu pemberian juga perlu diperhatikan. Sebelum diberikan ke bayi, pastikan untuk merendamnya di air hangat terlebih dahulu. Bisa juga menggunakan air hangat yang mengalir.
Jangan memanaskan ASI dengan microwave, kompor, dan penghangat lainnya. Dikhawatirkan cara menyimpan ASI setelah dipompa ini akan membuat nutrisi ASI menjadi rusak. Setelah ASI mencair, berikan melalui feeder cup atau botol. Jangan sampai suhunya terlalu panas karena bisa membahayakan bayi.
Saat pumping, direct breastfeeding ataupun saat berada di dekat bayi, mungkin ibu akan merasakan let down reflex atau ASI yang menetes terus-menerus. Daripada terbuang sia-sia, sebaiknya Ibu menampungnya untuk kemudian disimpan sebagaimana ASI baru.
Advertisement
Pentingnya Menjaga Kesegaran ASI Setelah Dipompa
Untuk menjaga kesegaran ASI yang sudah diperah dan disimpan, maka Ibu harus memberikan penanda khusus untuk botol susu atau kantong plastik penyimpan. Semua botol penyimpan ASI harus diberi tanda berupa, “Kapan waktu perah ASI tersebut dilakukan?” Juga “Kapan ASI tersebut harus diberikan kepada bayi?”
Hal ini dimaksudkan agar bayi Ibu selalu menerima ASI yang segar maka ASI yang diperah lebih awal juga harus diberikan lebih awal. Metode ini dilakukan secara berurutan sehingga bayi Ibu tetap menerima ASI yang segar dan sehat meskipun sudah disimpan.