Liputan6.com, Jakarta Depresi merupakan gangguan mental yang tidak mengenal batasan usia penderita. Bahkan usia remaja juga dapat mengalami depresi. Hal ini tidak lepas dari usia remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Keadaan lingkungan sekitar, keluarga, serta pergaulan yang tidak mendukung akan berpengaruh besar pada emosi remaja. Dengan kondisi emosi yang masih labil dan kerap kali terpengaruh mood, maka tak pelak bisa menjadi penyebab depresi pada remaja.
Remaja sering kali memiliki suasana hati yang susah ditebak. Perilaku yang dimunculkan ini harus diperhatikan, karena bisa saja merupakan pertanda adanya suatu masalah, misalnya depresi atau gangguan kecemasan. Meskipun begitu, tidak gampang untuk mengetahui dia mengalami depresi atau tidak. Sebab, gejala depresi pada remaja yang ditunjukkan dianggap sama dengan kondisi remaja pada umumnya.
Advertisement
Baca Juga
Menurut beberapa para ahli, gangguan depresi berat dialami oleh 3% anak usia sekolah, dan 6% remaja Indonesia. Apabila kondisi depresi terus menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan berujung pada hal-hal yang sangat tidak diinginkan, seperti gangguan kesehatan yang pada akhirnya menjadi penyebab munculnya keinginan untuk bunuh diri. Sebagai orang tua, tentu Anda ingin segera mengatasi kondisi depresi yang dialami anak.
Untuk mengenali gejala depresi hingga penyebab dan cara mengatasinya, berikut ulasannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (17/6/2021).
Gejala Depresi pada Remaja
Ada beberapa gejala depresi pada remaja yang perlu diketahui oleh para orang tua, diantaranya :
1. Tampak Sedih, Mudah Tersinggung, dan Menangis
Gejala depresi pada remaja yang satu ini merupakan tanda awal yang sering kali membuat orang tua bingung. Di fase awal ini, anak bisa tiba-tiba mudah mengalami perubahan suasana hati seperti tanpa sebab. Anda sebaiknya memperhatikan dan mencari tahu penyebabnya.
2. Penurunan dalam Aktivitas yang Biasanya Dianggap Menyenangkan
Gejala depresi pada remaja berikutnya adalah kehilangan minat. Apabila hal yang digemari anak menjadi tidak dianggap sebagai sesuatu yang menarik, tentu ini dapat menjadi suatu masalah. Oleh karenanya, hal ini patut diperhatikan para orang tua.
3. Perubahan pada Nafsu Makan maupun Berat Badan
Apabila nafsu makan dan berat badan anak sudah terdampak, kemungkinan dia mengalami stress eating. Gejala depresi pada remaja bisa dilihat dari anak yang makan berlebih ataupun sebaliknya. Stress eating dapat menyebabkan anak mengalami peningkatan nafsu makan yang berakibat pada kenaikan berat badan. Berat badan anak juga bisa menurun karena tidak nafsu makan akibat masalah yang dialami.
4. Rasa Bersalah, Ketidakberdayaan, dan Putus Asa
Gejala depresi pada remaja yang selanjutnya bisa terlihat ketika anak mudah merasa bersalah atau putus asa ketika menghadapi suatu kondisi. Masalah yang dialami membuat dirinya merasa tidak berarti lagi yang sehingga dapat berakibat pada keinginan bunuh diri jika tidak segera diatasi
5. Penurunan Energi
Penurunan energi juga dapat menjadi gejala depresi pada remaja. Apabila mengalami kondisi ini, anak akan malas beraktivitas dan lebih memilih berdiam diri di kamar atau di rumah saja dibandingkan dengan main di luar bersama teman-temannya.
Advertisement
Gejala Depresi pada Remaja Lainnya
6. Menurunnya Performa di Sekolah
Jangankan memenuhi kewajiban akademik, untuk menjalani hari dengan energi yang cukup saja akan sulit. Bila anak mengalami penurunan nilai akademik, ini bisa menjadi gejala depresi pada remaja. Namun, jangan paksakan anak untuk belajar demi mendapatkan nilai yang baik. Sebab, walaupun sudah berusaha belajar, anak tidak akan mendapatkan apa-apa karena sukar untuk berkonsentrasi.
7. Sering Kali Mengeluh Bosan
Meski bosan, remaja yang mengalami depresi tidak akan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, sekalipun Anda menawarkan hal menyenangkan untuk dilakukan. Pantaulah dengan saksama bila anak Anda menunjukkan gejala depresi pada remaja yang satu ini.
8. Mengalami Perubahan dalam Pola Tidur
Perubahan pola tidur dapat terjadi saat remaja depresi. Kondisi ini menjadi peringatan gejala depresi pada remaja yang harus diwaspadai. Adanya masalah dapat membuat anak terjaga karena terpikir terus-menerus, atau justru malah ingin tidur terus karena ingin melupakan adanya masalah. Dia pun tidak memiliki energi untuk melakukan hal lain.
9. Menarik Diri
Remaja depresi juga dapat menunjukkan tanda menarik diri dari teman maupun aktivitas setelah sekolah, misalnya kegiatan ekskul atau les. Anak berpikir dan merasa sudah tidak memiliki energi lagi untuk melakukan aktivitas terkait.
10. Memiliki Pikiran atau Perkataan Tentang Bunuh Diri
Pikiran untuk bunuh diri sulit dihindari ketika anak mengalami depresi. Oleh karena itu, carilah bantuan profesional, seperti psikolog anak apabila hal ini sudah muncul di permukaan. Temani anak saat melakukan sesi konseling. Apabila Anda tidak bisa, mintalah anggota keluarga yang lain agar bergantian menemaninya sehingga anak tidak merasa sendiri.
Penyebab Depresi pada Remaja
Setelah mengenai gejala depresi pada remaja, para orang tua juga wajib untuk mengetahui penyebab munculnya depresi pada remaja. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab depresi pada remaja di antaranya adalah:
1. Faktor genetik.
2. Perubahan hormon.
3. Faktor biologis, depresi karena faktor biologis terjadi jika neurotransmitter yang merupakan bahan kimia otak alami terganggu.
4. Trauma yang terjadi saat masa kanak-kanak, seperti pelecehan fisik atau emosional, kehilangan orangtua.
5. Kebiasaan berpikir negatif.
6. Tekanan dari lingkungan terdekat, misal menjadi korban bullying
Advertisement
Hal Yang Bisa Dilakukan Orangtua Saat Anak Depresi
Berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog adalah yang perlu dilakukan agar depresi bisa ditangani dengan baik. Namun, peran orangtua juga tidak kalah penting karena merupakan suatu bentuk dukungan ketika depresi terjadi pada remaja. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua, diantaranya:
1. Komunikasi Dengan Anak
Ketika melihat anak memiliki gejala depresi, cobalah ajak berkomunikasi untuk mengetahui apa yang sedang dirasakan dan pikirkan. Hal tersebut membuat anak Anda merasa tidak sendirian dalam mengalami masa-masa sulit.
2. Bantu Anak Melewati Masa-masa Sulit
Ketika mengalami depresi, ada kemungkinan ia akan mengalami beberapa gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, Anda harus membantu melewati masa-masa sulit. Salah satunya dengan membantu anak berperilaku hidup sehat seperti cukup tidur, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi.
3. Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan
Saat anak sudah terlalu jenuh hingga mengalami depresi, habiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan. Misalnya, menonton film, bermain game, melakukan aktivitas yang belum pernah dilakukan, pergi liburan untuk mendapatkan suasana baru, dan lain-lain. Cara ini diharapkan dapat membantu mengatasi suasana hati yang tertekan akibat depresi secara perlahan.
4. Bersabar dan Pengertian
Saat depresi pada remaja menyerang, perilakunya berubah dan tidak menutup kemungkinan bisa membuat Anda ikut frustasi. Ingat kembali bahwa perubahan perilaku ini adalah efek dari depresi. Coba untuk tetap sabar, pengertian dan hindari penggunaan kata-kata kasar agar hubungan Anda dan anak tetap terjaga dengan baik.
5. Ikuti Pengobatan dan Perawatan dengan Teratur
Apabila Anda memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikiater, simak perawatan yang diberikan. Ini akan membantu Anda untuk mengetahui bagaimana menanggapi dan memberikan dukungan. Pastikan pula anak mengonsumsi obat yang sudah dianjurkan.
Cara Mencegah Depresi Pada Remaja
Depresi bisa dihindari apabila anak mempunyai support system, sehingga ia tidak merasa sendirian dan mendapatkan dukungan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah depresi pada remaja adalah sebagai berikut:
1. Jaga Hubungan Baik dengan Temannya
Sesekali Anda bisa meminta anak mengundang teman-temannya ke rumah. Katakan bahwa Anda akan memasakkan makanan enak untuk teman-temannya. Cara ini dilakukan untuk membina hubungan baik dengan teman-temannya dan membuat anak juga tetap terkoneksi secra positif pada teman-teman terdekatnya.
2. Biarkan Anak Tetap Aktif
Kegiatan sekolah atau pekerjaan atau berolahraga dapat membuat anak fokus pada hal-hal positif, sehingga menghindari pada pikiran atau hal-hal yang negatif. Untuk itu, dukung anak jika ia menginginkan ikut kegiatan positif apa pun di sekolahnya.
3. Rutin Mengobrol Dengan Anak
Obrolan antara orangtua dan anak tidak melulu harus obrolan serius atau melulu soal sekolah. Anda bisa kok bertanya santai seperti “Kak, teman kamu yang kemarin datang ke rumah siapa sih? Hayo, kalian lagi dekat ya.”
Perbincangan santai dengan anak penting untuk menjalin kedekatan Anda dengannya. Jika mungkin sekarang ini Anda yang memancingnya untuk bercerita, bisa jadi nanti anak yang akan bercerita duluan. Hal ini mungkin terjadi ketika anak sudah merasa bahwa Anda adalah orang yang bisa diceritakan soal apa pun, termasuk soal masalah yang dihadapinya, termasuk krisis identitas.
4. Peka Akan Tanda atau Peringatan
Sebagai orangtua, penting bagi Anda untuk memelajari berbagai hal tentang perkembangan anak termasuk depresi pada remaja. Hal ini untuk membantu Anda mengetahui tentang gejala, pengobatan, dan perawatan anak yang mengalami depresi. Setelah mengetahui tentang gejala depresi, Anda akan lebih mudah mengenali mana gejala depresi dan mana gejala sedih biasa. Anda juga akan lebih peka terhadap apa yang ditunjukkan anak kepada Anda baik perasaan dan perilakunya. Mengetahui gejala depresi lebih awal dapat mengurangi risiko terjadinya depresi yang lebih buruk karena Anda bisa segera membawanya berobat.
Advertisement