Sukses

Pengertian Biaya Produksi, Jenis, dan Cara Menghitungnya yang Wajib Diketahui

Pengertian biaya produksi adalah dana yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pembuatan produk.

Liputan6.com, Jakarta Pengertian biaya produksi adalah dana yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pembuatan produk. Istilah biaya produksi sering digunakan dalam proses produksi dalam sebuah industri atau perusahaan manufaktur.

Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu kadang kita mengenal istilah biaya produksi. Hal ini merupakan salah satu komponen yang penting, dengan menghitung biaya produksi dengan cermat, kita dapat meminimalisir kerugian atau pengeluaran yang tidak perlu selama produksi.

Pada dasarnya, pengertian biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Berikut ini ulasan mengenai pengertian biaya produksi beserta jenis-jenis dan cara menghitungnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (1/2/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Biaya Produksi

Secara umum, pengertian biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi terbilang cukup kompleks karena banyak sekali jenis komponen pengeluaran dalam perusahaan manufaktur yang harus dihitung.

Bisa dikatakan, pengertian biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Pengertian biaya produksi adalah pengeluaran yang pasti dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti akan dikeluarkan selama kegiatan produksi barang masih terus berlangsung.

3 dari 5 halaman

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Setelah mengetahui pengertian biaya produksi, berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur biaya produksi, antara lain:

1. Bahan Baku Langsung atau Direct Material 

Bahan baku langsung merupakan bahan yang memiliki bentuk fisik serta diidentifikasi sebagai bahan awal atau mentah dalam sebuah proses produksi. Bahan baku ini nantinya akan diolah agar menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tukar dan nilai guna.

2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labour

Selain bahan baku, gaji tenaga kerja yang mengolah bahan baku tersebut juga termasuk dalam biaya produksi. Tanpa diolah oleh tenaga kerja bahan baku tidak akan menjadi barang yang layak untuk dijual di pasar.

3. Overhead Pabrik atau Factory Overhead 

Dalam sebuah biaya produksi biasanya ada pengeluaran yang tidak terlihat secara langsung. Pengeluaran ini akan nampak pada pelaporan keuangan. Overhead pabrik merupakan semua biaya produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung.  Dalam pencatatan biaya overhead pabrik, terdapat banyak faktor yang memengaruhi namun tetap tercatat dalam pelaporan keuangan. Berikut ini merupakan contoh-contoh overhead pabrik, yaitu:

1. Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi.

2. Tenaga kerja tidak langsung.

3. Adanya biaya bahan baku tak langsung.

4. Amortisasi dan depresiasi.

5. Asuransi pabrik.

6. Biaya air dan listrik pabrik.

7. Operasi, dll.

Hal-hal di atas akan berpengaruh ketika Anda sedang menghitung biaya produksi bisnis Anda. Biaya tersebut memang melibatkan segala aspek dan faktor kebutuhan yang harus ada selama proses pengadaan suatu barang maupun jasa. Selain itu, biaya overhead pabrik ini kadang kala berada di luar ekspektasi.

4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Biaya Produksi

Setelah mengetahui pengertian biaya prioduksi, anda juga perlu mengetahui jenis-jenis biaya produksi. Secara umum, ada 5 jenis biaya produksi yang dikenal untuk mengakumulasikan pengeluaran saat pengelolaan barang. Berikut rinciannya:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap dalam biaya produksi adalah jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.

2. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel dalam biaya produksi adalah pengeluaran yang besarannya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan. Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah pembelian bahan baku.

3. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-raya dalam biaya produksi adalah biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya.

4. Biaya Marginal

Biaya marginal dalam biaya produksi adalah pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal.

5. Biaya Total

Kemudian biaya total dalam biaya produksi adalah pengeluaran yang diperoleh dari penggabungan variabel dan biaya tetap. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi.

5 dari 5 halaman

Cara Menghitung Biaya Produksi

Misalnya saja, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal juli, PT XYZ  memiliki laporan bisnis sebagai berikut,

1. Persediaan bahan baku mentah Rp 50.000.000

2. Bahan baku setengah jadi Rp 80.000.000

3. Barang jadi yang siap dijual Rp 110.000.000

4. Pembelian persediaan bahan baku Rp 700.000.000

5. Biaya pengiriman Rp 10.000.000

6. Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000

7. Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp 50.000.000

8. Sisa bahan baku setengah jadi Rp 10.000.000

9. Alat rumah tangga siap dijual Rp 25.000.000

Cara menghitungnya, yaitu:

Tahap 1 :

Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir bahan baku

80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000

Tahap 2 :

Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi

135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000

Tahap 3 :

Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan

143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000

Tahap 4 :

Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.

213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000

Jadi, harga pokok produksi bulan juli adalah Rp 298.000.000