Sukses

4 Perbedaan King Cobra dengan Ular Kobra yang Sering Disamakan

Walaupun sama-sama memiliki nama cobra, King Cobra ternyata tidak termasuk dalam keluarga genus ular kobra.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu belakangan, teror kemunculan ular kobra di pemukiman warga membuat geger masyarakat. Tidak hanya muncul di luar pekarangan rumah, ular kobra tersebut juga ditemukan hingga di dalam rumah. Ada yang ditemukan di tumpukan barang, di saluran pembuangan air pendingin ruangan, ataupun plafon.

Kemunculan ular kobra tersebut terjadi karena musim pancaroba atau pergantian dari musim kemarau ke musim hujan, yang merupakan waktu ideal bagi ular kobra untuk kawin, bertelur, dan menetas atau berkembang biak.

Kata kobra berasal dari istilah Portugis, kobra de capello, yang berarti "ular bertudung". Tudung itu dibentuk dari perpanjangan tulang rusuk di belakang kepala ular sebagai pertahanan diri dari ancaman atau untuk menakuti mangsa.

Ular kobra sendiri merupakan keluarga ular yang terdiri dari banyak spesies ular. Namun, patut diketahui bahwa sebenarnya ular kobra dengan King Cobra merupakan jenis ular yang berbeda. Walaupun sama-sama memiliki nama cobra, King Cobra ternyata tidak termasuk dalam keluarga genus ular kobra.

Ular kobra dimasukkan dalam genus Naja, sementara King Cobra masuk dalam genus Ophiophagus. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/12/2019) tentang perbedaan King Cobra dengan ular kobra.

2 dari 5 halaman

Perbedaan Genus Ular Kobra dan King Cobra

Secara genetik, ular kobra yang disebut ular kobra “asli” adalah ular dari genus Naja, termasuk Kobra Jawa (Naja Sputatrix) yang belakangan ini muncul. Sedangkan King Cobra termasuk ke dalam genus Ophiophagus.

Istilah tersebut, menurut Animal Planet, berakar dari dua kata latin: ophio yang berarti "ular" dan phagus yang berarti "pemakan". Hal ini karena King Cobra merupakan hewan kanibal, atau pemakan sesama ular. Inilah yang membedakannya dengan ular kobra.

3 dari 5 halaman

Perbedaan Bisa Ular Kobra dengan King Cobra

Bisa ular Kobra Jawa sebenarnya sama berbahayanya dan mematikannya dengan King Cobra, hanya saja kadarnya lebih rendah bila dibandingkan dengan bisa King Cobra.

Namun, King Cobra tidak menyemburkan bisanya seperti ular Kobra Jawa yang mampu menyemburkan bisa bahkan sejak masih anakan. Bisa ular kobra Jawa ini dapat menyembur hingga satu meter.

Bisa kedua ular ini mampu membunuh manusia dalam waktu 10–15 menit saja, jika tidak segera ditangani dengan tepat. Sedangkan semburan bisa ular kobra (Naja naja sputatrix) dengan target yang akurat mampu membutakan mata korbannya.

4 dari 5 halaman

Perbedaan Ukuran Tubuh Ular Kobra dengan King Cobra

Perbedaa ular kobra dengan King Cobra berikutnya bisa dilihat dari ukurannya. Ukuran tubuh kobra lebih kecil dan pendek dibandingkan King Cobra. Biasanya memiliki panjang 1,7-2,5 meter. King Cobra lebih besar dan panjang. Panjangnya bisa mencapai 5,5 - 6 meter dengan diameter 10 cm, menjadikannya sebagai ular berbisa terpanjang di dunia.

Bobot ular King Cobra dewasa bisa mencapai 20 kg dan bisa hidup hingga 20 tahun. Jika dibandingkan dalam usia yang sama, ular kobra bisa sekitar 1/3 kali lebih pendek dari King Cobra.

5 dari 5 halaman

King Cobra dan Ular Kobra

King Cobra

Encyclopedia of Life menjelaskan, King Cobra hidup di Asia Selatan dan Tenggara, kecuali kepulauan Little Andaman dan Mentawai. Ia ditemukan mulai dari Nepal, India, Cina bagian selatan, Indocina, Filipina, Malaysia, Brunei, hingga Indonesia.

King Cobra pun satu-satunya ular yang dimasukkan dalam genus Ophiophagus dengan nama spesies Ophiophagus Hannah. Ular ini dapat hidup di berbagai habitat, King Cobra ditemukan terutama di hutan, rawa bakau, dan daerah pertanian yang menyisakan sedikit wilayah hutan.

King Cobra juga tergolong ovipar karena bereproduksi dengan cara bertelur. Sekali bertelur, sang betina biasanya mengeluarkan sekitar 21-40 butir. Sebelum bertelur, sang betina bakal membuat sarang dari bahan dedaunan dan dahan. Sarang inilah yang digunakan sebagai tempat inkubasi telur.

Ular Kobra

Ular kobra yang masuk dalam genus Naja ada lebih dari 10 jenis, di antaranya adalah Naja Atra atau Kobra Cina, Naja Christyi atau Kobra Air Kongo, Naja Haje atau Kobra Mesir, Naja naja atau Kobra India, Naja Nigricollis atau Kobra Leher Hitam, Naja Nivea atau Kobra Kuning, dan seterusnya termasuk Naja Sputatrix atau Kobra Jawa.

Ular kobra yang biasa dijumpai di Indonesia atau di Pulau Jawa adalah jenis Kobra Jawa atau Naja Sputatrix. Jenis ini menurut memiliki ciri khusus dominasi warna hitam kelam dan dapat menyemburkan bisanya. Banyak ditemukannya ular jenis ini di beberapa wilayah di Indonesia disebabkan karena saat masa pancaroba atau perubahan dari musim kemarau ke musim hujan yang merupakan waktu ideal untuk ular berkembang biak.