Sukses

3 Contoh Jaring-Jaring Makanan di Hutan hingga Laut

Tujuan utama mempelajari contoh jaring-jaring makanan adalah bisa memahami hubungan kompleks organisme dalam ekosistem.

Liputan6.com, Jakarta - Jaring-jaring makanan merupakan representasi visual dari hubungan makan-dimakan antara organisme dalam suatu ekosistem. Dalam jaring-jaring makanan, organisme tidak hanya memiliki satu pilihan makanan, tetapi dapat memakan beberapa jenis organisme lain.

Dalam bukunya berjudul Animal Ecology, Charles Elton pertama kali memperkenalkan contoh jaring-jaring makanan pada tahun 1927. Elton disebut pula sebagai salah satu pendiri ekologi modern dan yang berhasil memperkenalkan konsep ekologi penting lainnya.

Jaring-jaring makanan membantu menggambarkan interaksi antara hewan dalam suatu ekosistem. Ini termasuk interaksi antara spesies basal (produsen), spesies perantara (herbivora dan karnivora tingkat menengah), dan predator paling ganas (karnivora kelas atas).

Tujuan utama mempelajari contoh jaring-jaring makanan adalah bisa memahami hubungan kompleks antara organisme dalam ekosistem, menggambarkan interaksi antar spesies, dan mempelajari pola energi serta kontrol struktur ekosistem. Ini memungkinkan ilmuwan mengambil tindakan tepat untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup ekosistem.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang contoh jaring-jaring makanan di sawah, di hutan, hingga di laut, Rabu (30/5/2023).

2 dari 4 halaman

Jaring-Jaring Makanan di Hutan

Contoh jaring-jaring makanan di hutan ini dimulai dengan belalang sebagai konsumen primer yang memakan tumbuhan buah berry sebagai produsen primer. Selanjutnya, katak sebagai konsumen sekunder dapat memangsa hewan belalang. Proses ini membentuk hubungan makan-dimakan antara belalang dan katak dalam jaring-jaring makanan.

Selanjutnya, ular sebagai konsumen tersier dapat memangsa katak sebagai konsumen sekunder. Dalam tahap ini, terjadi transfer energi dan materi dari katak ke ular. Kemudian, burung titmouse juga termasuk dalam konsumen tersier dan dapat memangsa ular. Jadi, ada hubungan makan-dimakan antara ular dan burung titmouse dalam contoh jaring-jaring makanan ini.

Lebih lanjut, serigala memiliki peran penting sebagai pemangsa dalam jaring-jaring makanan ini. Serigala dapat memangsa burung titmouse, yang merupakan konsumen tersier dalam rantai makanan. Jika demikian, jaring-jaring makanan ini menunjukkan rangkaian hubungan makan-dimakan yang saling terkait, mulai dari belalang sebagai konsumen primer hingga serigala sebagai pemangsa dalam tingkat konsumen tersier.

3 dari 4 halaman

Jaring-Jaring Makanan di Laut

Jaring-jaring makanan di laut yang terbentuk dalam ekosistem melibatkan interaksi antara zooplankton dan fitoplankton. Fitoplankton, yang merupakan organisme mikroskopis yang melakukan fotosintesis, menjadi sumber makanan bagi zooplankton. Zooplankton memakan fitoplankton sebagai konsumen primer dalam rantai makanan ini. Dengan memakan fitoplankton, zooplankton mendapatkan energi dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.

Namun, zooplankton tidak hanya menjadi konsumen primer, tetapi juga menjadi sumber makanan bagi organisme lain dalam jaring-jaring makanan ini. Udang, salmon, dan gurita termasuk dalam kategori konsumen sekunder yang memanfaatkan zooplankton sebagai makanan mereka. Mereka bergantung pada zooplankton sebagai sumber energi dan nutrisi yang lebih tinggi dalam rantai makanan.

Jaring-jaring makanan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup di setiap populasi dalam suatu ekosistem. Pada contoh jaring-jaring makanan ini, terdapat keterkaitan dan ketergantungan antara organisme satu dengan yang lain. Ketika zooplankton sebagai konsumen primer atau organisme lain dalam jaring-jaring makanan mengalami perubahan populasi atau punah, hal ini dapat berdampak pada organisme lain dalam rantai makanan. Oleh karena itu, keberadaan jaring-jaring makanan ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup populasi organisme di dalamnya.

Secara keseluruhan, jaring-jaring makanan yang melibatkan zooplankton, fitoplankton, udang, salmon, dan gurita adalah contoh konkret dari hubungan makan-dimakan dalam suatu ekosistem. Contoh jaring-jaring makanan ini memungkinkan transfer energi dan nutrisi antara produsen (fitoplankton) ke konsumen tingkat lebih tinggi (zooplankton, udang, salmon, dan gurita). Melalui hubungan makan-dimakan yang kompleks ini, terbentuklah rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang mendukung kelangsungan hidup dan keseimbangan ekosistem.

4 dari 4 halaman

Jaring-Jaring Makanan di Sawah atau Kebun

Dalam jaring-jaring makanan di sawah atau kebun ini, tupai berperan sebagai konsumen primer yang mengkonsumsi beragam makanan, termasuk buah-buahan dan biji-bijian. Tupai memanfaatkan sumber daya tersebut sebagai sumber energi dan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Dalam proses ini, tupai menjadi bagian penting dalam rantai makanan sebagai pemakan buah dan biji-bijian.

Namun, tupai juga merupakan mangsa bagi seekor rubah dalam contoh jaring-jaring makanan ini. Rubah, yang merupakan konsumen sekunder, memanfaatkan tupai sebagai sumber makanan. Rubah memiliki pola makan yang mencakup tikus dan serangga, termasuk tupai sebagai bagian dari mangsa yang mereka konsumsi. Dalam interaksi ini, rubah berperan sebagai pemangsa yang mengambil peran di tingkat konsumen yang lebih tinggi dalam rantai makanan.

Contoh jaring-jaring makanan ini memperlihatkan hubungan kompleks antara berbagai organisme dalam ekosistem. Tupai berada pada tingkat konsumen primer sebagai pemakan buah dan biji-bijian, sedangkan rubah berperan sebagai konsumen sekunder yang memanfaatkan tupai sebagai sumber makanan. Melalui jaring-jaring makanan ini, energi dan nutrisi dapat mengalir dari produsen (tanaman) ke konsumen tingkat lebih tinggi, menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup organisme dalam ekosistem tersebut.