Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud dengan riya adalah pertanyaan umum yang sering ditanyakan umat muslim. Riya adalah salah satu perbuatan tercela dalam Islam yang tidak disukai oleh Allah SWT. Lantas, apa yang dimaksud dengan riya?
Menurut Kementerian Agama (Kemenag), apa yang dimaksud dengan riya adalah suatu perbuatan yang memperlihatkan sesuatu, baik barang atau perbuatan baik. Secara sederhana,riya adalah sikap pamer kepada orang lain.
Advertisement
Baca Juga
Apa yang dimaksud dengan riya adalah perbuatan yang dapat berbahaya bagi setiap umat Muslim, sebab sikap ini akan dapat menghapus amal baik seseorang. Selain itu, apa yang dimaksud dengan riya adalah perbuatan yang digolongkan sebagai syirik kecil.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai apa yang dimaksud dengan riya beserta bentuk, bahaya dan cara menghindarinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (2/6/2023).
Apa yang Dimaksud dengan Riya
Secara bahasa, apa yang dimaksud dengan riya adalah istilah yang berasal dari kata Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer. Riya adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu baik barang atau perbuatan baik dengan maksud agar dilihat orang lain dan mendapat pujian.
Syaikh Ahmad Farid dalam karyanya al-Bahr al-Raiq fi al- Zuhd wa al-Ragaiq menyebutkkan bahwa makna asli riya adalah mencari kedudukan di hati manusia dengan memperlihatkan perilaku yang baik. Sementara, al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam karyanya Fath al-Bari menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu.
Adapun Imam al-Ghazali menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan riya adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. Sedangkan Imam Habib Abdullah al-Haddad berpendapat bahwa riya adalah menuntut kedudukan atau minta dihormati oleh khalayak ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat. Maka bisa disimpulkan bahwa riya adalah melakukan amal kebaikan bukan niat ibadah kepada Allah SWT, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain agar mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar lain menaruh hormat kepadanya.
Advertisement
Bentuk Perbuatan Riya
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan riya, anda perlu mengetahui bentuk dari perbuatan riya. Berikut penjelasannya:
1. Riya Kholish (riya dalam perbuatan)
Riya kholish termasuk jenis riya perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Tujuan dari riya ini adalah untuk diperhatikan dan mendapat pujian. Riya ini juga terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
- Riya badan, misalnya memamerkan tubuh langsing dengan alasam karena rajin berpuasa.
- Riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya karena untuk dianggap sebagai orang alim.
- Riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu dan fasih dihadapan orang hanya karena ingin dipuji.
2. Riya syirik (riya niat)
Riya syirik atau riya niat adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus.
Bahaya Riya
Menurut Kemenag, Riya merupakan suatu perbuatan memperlihatkan sesuatu, baik barang atau perbuatan baik. Namun dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain untuk mendapat pujian. Padahal sebenarnya tujuan utama dari beribadah atau beramal hanya dilakukan demi mencari ridha Allah SWT, perbuatan tercela dalam Islam, Allah SWT melarang hambanya bersikap riya dan menjauhi segala perbuatan yang merujuk pada riya, hukumnya adalah haram.
Perbuatan riya berbahaya karena merupakan salah satu daripada penyakit hati yang menjadikan seseorang masuk dalam golongan orang munafik. Dan karena riya termasuk dalam perbuatan syirik kecil, maka riya dapat mendatangkan murka Allah SWT. Balasannya tidak lain adalah siksa api neraka.
Bahkan, perbuatan riya merupakan sikap yang dilaknat Allah SWT. Orang yang riya juga tergolong sebagai orang munafik. Ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 142 yang berbunyi:
“Dan apabila mereka (kaum munafik) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri dalam keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”
Advertisement
Cara Menghindari Riya
Berikut ini terdapat beberapa cara menghindari sikap riya dalam kehidupan, yakni:
1. Niatkan ibadah hanya karena Allah
Riya bisa dihindari dengan memfokuskan niat ibadah hanya semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena ingin mendapat sanjungan dari manusia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim).
2. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya. Dengan berdoa, keimanan akan diperkuat dan dilindungi dari godaan setan.
3. Mengendalikan hati
Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.
4. Selalu mengingat Allah
Manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah.
5. Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib
Cara menghindari riya selanjutnya adalah menyembunyikan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti sholat jamaah di masjid, membaca Al-Qur’an atau puasa tak perlu ditutupi. Yang terpenting berusahalah ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah.
Perbedaan Riya dengan Sum’ah
Dalam Islam, ada istilah yang memiliki makna yang sama dengan riya yakni sum’ah. Riya dan sum’ah memiliki pengertian yang berbeda. Riya adalah melakukan amal dengan niat agar dilihat manusia, sedangkan sum’ah adalah melakukan amal dengan niat agar didengar manusia.
Riya berkaitan dengan indra penglihatan, sedangkan sum’ah berkaitan dengan indra pendengaran. Sum’ah sendiri merupakan perilaku tidak ikhlas dalam melaksanakan amal ibadah kepada Allah SWT. Adapun amalan yang tidak dikerjakan dengan keikhlasan, maka baginya tidak ada kebaikan serta keberkahan. Hal ini sama dengan sikap riya yang juga termasuk sebagai amalan yang tidak dikerjakan dengan keikhlasan.
Advertisement