Sukses

Makna Waisak bagi Umat Buddha, Kenali Sejarah dan Tahapan Perayaannya

Makna Waisak bagi umat Buddha ditandai dengan tiga peristiwa penting.

Liputan6.com, Jakarta Makna Waisak bagi Umat Buddha tentunya sangat penting. Waisak merupakan hari raya umat beragama Buddha untuk memperingati kelahiran, pemenangan (ilmu), dan wafatnya Buddha. Waisak merupakan hari besar yang penuh sejarah.

Tahun ini, hari raya Waisak dirayakan pada tanggal 4 Mei 2023. Umat Buddha merayakan hari raya Waisak tepatnya ketika terjadi bulan purnama. Makna Waisak bagi umat Buddha ditandai dengan tiga peristiwa penting.

Tiga peristiwa penting ini terjadi pada sang Buddha Gautama, yang kemudian dikenal dengan sebutan hari Tri Suci Waisak.  Tiga peristiwa penting ini yaitu kelahiran sang Buddha Gautama, perjalanan menuju pencerahan sempurna, serta keberangkatan sang Buddha.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (3/6/2023) tentang makna Waisak bagi umat Buddha.

2 dari 4 halaman

Makna Waisak bagi Umat Buddha

Makna Waisak bagi umat Buddha sangatlah penting, sehingga menjadi hari raya umat Buddha. Waisak dirayakan umumnya pada bulan Mei tepatnya pada waktu terang bulan atau disebut juga Purnama Sidhi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, makna waisa bagi umat Buddha berkaitan dengan tiga peristiwa penting, yaitu kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.

Makna Waisak bagi umat Buddha tidak hanya sebuah upacara keagamaan saja, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menghormati sekaligus merenungkan segala sifat luhur dari Triratna. Lalu, makna Waisak bagi umat Buddha juga untuk memperkuat saddha atau keyakinan yang benar sesuai dengan tekad, membina sifat baik atau paramita yang berasal dari para leluhur, mengulang kembali dan terakhir untuk merenungkah khotbah dari sang Buddha.

3 dari 4 halaman

Sejarah Waisak

Beirkut sejarah yang berhubungan dengan makna Waisak bagi umat Buddha:

1. Lahirnya Pangeran Siddharta

Makna Waisak bagi umat Buddha yang pertama yaitu Pangeran Sidharta lahir sebagai seorang Boddhisatva (calon Buddha dan seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi). Pangeran Sidharta lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi (SM). Ia merupakan seorang pangeran dan anak dari Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Siddharta lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi (SM). Situasi kelahiran Siddharta Gautama ke dunia menandai bahwa sang pangeran akan menjadi calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan paling tinggi.

2. Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung

Di usia 29 tahun, Pangeran Sidharta meninggalkan istana untuk bertapa menjadi Buddha serta mencari kebebasan dari usia tua, sakit, dan mati. Kemudian pada umur yang ke 35 tahun, Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung, dan menjadi Buddha di Bodh Gaya ketika bulan Waisak tiba. Lalu selama 45 tahun lamanya, usia ia menerima Penerangan Agung, Sang Buddha Gautama kemudian pergi berkelana demi menyebarkan kebenaran atau disebut sebagai Dharma.

3. Parinibbana

Peristiwa ini merupakan wafatnya sang Buddha di usia 80 tahun, tepatnya pada 543 SM. Makna Waisak bagi umat Buddha ketiga ini disebut juga Parinibbana. Atas meninggalnya sang Buddha, para pengikutnya pun melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk sang Buddha.

Tiga peristiwa yang melandasi sejarah Hari Waisak ini diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists-WFB) di Sri Lanka pada 1950. WFB mengesahkan perayaan Waisak pada purnama pertama di Mei dan terus diperingati setiap tahunnya di bulan sama, namun berbeda tanggal menyesuaikan kalender lunar kuno Vesakha. Nama Waisak sendiri berasal dari salah satu bulan penanggalan India kuno yang juga disebut Vesakha, Vesak, atau Wesak.

 

4 dari 4 halaman

Tahapan Perayaan Waisak di Indonesia

1. Pengambilan Air Berkat

Tahapan pertama perayaan Waisak yaitu pengambilan air berkat, yang berada di sumber mata air Umbum Jumprit. Umbul Jumprit berada di Kabupaten Temanggung. Pengambilan air berkat ini juga disertai dengan penyalaan obor dari sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.

2. Melaksanakan Ritual Pindapatta

Kemudian, perayaan selanjutnya yaitu ritual Prindapatta. Prindapatta merupakan ritual di mana umat Buddha memberikan sumbangan yang diberikan kepada biksu atau bikkhu. Ritual ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada setiap umat untuk berbuat kebajikan maupun kebaikan.

3. Samadhi atau Meditasi

Tahapan perayaan Waisak selanjutnya yaitu bermeditasi., yang dilakukan pada detik-detik puncak bulan purnama atau dilakukan sebelum perayaan Waisak. Penentuan bulan purnama ini tidak ditentukan sembarang, tetapi berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak dari bulan purnama pun dapat terjadi pada siang hari.

Setelah ketiga tahapan atau prosesi hari raya Waisak tersebut, dilakukan pula pradaksina, pawai dan acara kesenian.

Â