Liputan6.com, Jakarta Apa itu tauhid perlu dipahami oleh setiap Muslim. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan sifat keesaan Allah SWT, yaitu mengimani bahwa Allah SWT itu satu dan merupakan Dzat yang memiliki segala kesempurnaan, tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya.
Tauhid merupakan akidah bawaan manusia, di mana Allah SWT telah menciptakan manusia memiliki fitrah beriman kepada-Nya dan mentauhidkan-Nya. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dan tiada Tuhan selain Allah SWT.
Apa itu tauhid dipelajari sebagai ilmu akidah. Hal ini bertujuan untuk membuka wawasan umat Muslim tentang cara meningkatkan keimanan dalam beragama.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/11/2021) tentang apa itu tauhid.
Apa itu Tauhid
Apa itu tauhid sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam pahami. Secara bahasa, tauhid berarti menyatukan, menjadikan satu, atau menyifati dengan kesatuan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, apa itu tauhid dimaknai sebagai mengimani bahwa Allah SWT itu satu dan merupakan Dzat yang memiliki segala kesempurnaan, tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apa itu tauhid adalah keesaan Allah SWT. Apa itu tauhid juga dapahami sebagai sikap meyakini bahwa Allah SWT Maha Suci, yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang dimiliki oleh makhluk hidup ciptaannya. Apa itu tauhid juga berarti meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah SWT yang diturunkan dan disebarkan oleh para Rasul-Nya.
Di samping itu, orang yang mampu menerapkan apa itu tauhid dengan baik dalam kehidupan, maka akan menjadi individu yang ikhlas dalam menerima setiap ketentuan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, apa itu tauhid berkaitan dengan sifat keesaan Allah SWT, bahwa Allah itu satu. Setiap Muslim mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta semesta alam dan segala isinya yang memiliki semua sifat kesempurnaan.
Selain meyakini sifat keesaan dan kesempurnaan Allah, orang yang mempelajari dan menerapkan apa itu tauhid juga meyakini kebenaran setiap ajaran Rasul. Bahwa Rasul merupakan manusia utusan Allah SWT yang diberikan pengetahuan dan pelajaran agar dapat disebarluaskan kepada seluruh umat. Dengan begitu, meyakini kebenaran pengetahuan yang diajarkan Rasul, berarti sudah meyakini keberadaan Allah SWT dan ajaran yang berasal dari-Nya.
Ilmu tauhid juga disebut sebagai ilmu ushul (dasar agama) atau ilmu akidah. Artinya, ilmu ini menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat Islam dalam melakukan kewajibannya sebagai umat beragama.
Advertisement
Jenis Tauhid
Menurut ibnu Taimiyah, apa itu tauhid dijabarkan menjadi 3 bagian, yaitu Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa sifat. Berikut penjelasannya:
Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Az-Zumar 39:62).
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Namun pengakuan seseorang terhadap Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam, karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi rasulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid ini.
Sebagaimana firman Allah,
“Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?'” (Al-Mu’minun: 86-89)
Uluhiyah
Uluhiyah dapat diartikan sebagai mentauhidkan atau mengesakan Allah dari segala bentuk peribadahan baik yang dzohir (terlihat) maupun batin. Itu artinya kamu beriman bahwa hanya Allah SWT semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” ('Al 'Imran 3:18)
Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyah-Nya. Hal ini berarti mengesakan Allah SWT dalam segala macam ibadah yang kamu lakukan, seperti salat, doa, nazar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut ,dan berbagai macam ibadah lainnya.
Di mana kamu harus memaksudkan tujuan dari semua ibadah tersebut hanya kepada Allah SWT semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu
“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad 38:5)
Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
Asma Wa Sifat
Beriman bahwa Allah SWT memiliki nama dan sifat baik (asmaul husna) yang sesuai dengan keagungan-Nya yang telah Allah SWT tetapkan di Al-Qur’an dan As-sunah. Dalam bertauhid kepada asma wa sifat ini jangan dilakukan dengan adanya tahrif (penyelewengan), ta'thil (penolakan) dan takyif (penggambaran), dan tasybih (penyerupaan).
Umat Islam sendiri, mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah SWT yang wajib diimani. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut:
“Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah.”
Keutamaan Mempelajari Tauhid
Dikatakan, bahwa mempelajari ilmu tauhid penting untuk memahami kedudukan makhluk hidup dan pengaruhnya pada dunia. Seperti memahami mukjizat para nabi, ajaran yang bijak dan bermakna dari para wali, serta kesenangan yang Allah berikan kepada umat yang auh dari-nya sebagai bentuk ujian atau cobaan. Sehingga melalui ilmu tauhid, dapat digunakan sebagai pedoman untuk membedakan hal yang termasuk aqidah dan mana yang bukan.
Selain itu, keutamaan mempelajari dan menerapkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menjauhkan diri dari kemusyrikan, mendudukkan soal wasilah, mendudukan soal khilafah atau politik dalam agama Islam. Dengan begitu, ilmu tauhid dapat menjadi pedoman bagi setiap umat muslim dalam menjalankan kehidupan agar terhindari dari pikiran buruk atau su’uzhan terhadap Allah SWT.
Advertisement