Liputan6.com, Jakarta Perbedaan pusing dan sakit kepala perlu diperhatikan lagi, karena banyak orang yang menganggapnya sama saja. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, pusing dan sakit kepala benar-benar berbeda. Walaupun keduanya memang merupakan salah satu gangguan kepala yang paling sering terjadi.
Pusing merupakan keadaan yang menggambarkan perasaan kehilangan keseimbangan. Sedangkan, sakit kepala merupakan rasa nyeri di sebagian atau seluruh area kepala. Rasa nyeri tersebut dapat bersifat tajam, seperti ditindih benda berat atau seperti diikat.
Advertisement
Baca Juga
Perbedaan pusing dan sakit kepala tentunya harus dikenali untuk mengetahui pengobatan yang tepat. Penanganan yang salah dalam menangani pusing maupun sakit kepala tentunya dapat mengakibatkan masalah tidak lekas sembuh bahkan semakin bertambah parah.
Berikut Liputan6.com rangkum tentang perbedaan pusing dan sakit kepala dari berbagai sumber, Jumat (7/2/2020).
Dampak yang Ditimbulkan
Perbedaan pusing dan sakit kepala yang pertama adalah dampak yang ditimbulkannya. Walaupun sama-sama menyerang pada daerah kepala, namun dampak yang ditimbulkan kedua penyakit ini cukup berbeda.
Seseorang yang mengalami pusing biasanya akan merasakan gangguan keseimbangan, kepala terasa berat, badan lemas, dan penglihatan kabur. Kondisi yang dirasakan seseorang yang mengalami keadaan pusing ini akan makin parah saat ia merasakan lingkungan sekitarnya seolah bergerak atau berputar (vertigo).
Sedangkan, sakit kepala ditandai dengan gejala denyutan di sekitar kepala, baik hanya sebagian (di samping kiri atau kanan) atau di bagian tertentu saja. Biasanya seseorang yang mengalami sakit kepala akan merasakan nyeri seperti kepala serasa diikat kencang atau dipukul-pukul.
Selain itu, kondisi pusing dan sakit kepala bisa terjadi secara bersamaan. Kondisi ini biasanya terjadi pada migrain, cedera pada otak, dan kadar gula darah yang rendah.
Advertisement
Penyebab Pusing dan Sakit Kepala
The International Headache Society mengelompokkan sakit kepala menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.
Sakit kepala primer
Sakit kepala primer merupakan suatu kondisi yang tidak diketahui jelas penyebabnya, namun biasanya disebabkan oleh aktivitas berlebihan atau adanya masalah pada struktur kepala yang sensitif terhadap nyeri dan juga adanya perubahan aktivitas kimia pada otak. Contohnya seperti migrain, sakit kepala tension (tension type headache), dan sakit kepala kluster (cluster headache).
Sakit kepala sekunder
Sakit kepala sekunder adalah kodisi yang didasari oleh penyakit lain, seperti adanya tumor di kepala, penyakit infeksi, dan lainnya.
Untuk sakit kepala sekunder, berikut beberapa penyakit dan kondisi yang menyebabkannya, yaitu: glaukoma (kerusakan saraf mata), keracunan karbon monoksida, penggumpalan darah, tumor otak, mabuk atau keracunan alkohol, dehidrasi, stroke, serangan panik, perdarahan di sekitar otak, influenza (flu), penggunaan obat sakit kepala berlebihan (rebound headaches), dan kekurangan gizi.
Sedangkan pusing tidak memiliki perbedaan tipe seperti sakit kepala. Pusing bisa dirasakan pada seluruh bagian kepala, tidak cuma di beberapa bagian seperti sakit kepala.
Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab pusing, di antaranya:
- Buruknya sirkulasi udara
- Tekanan darah rendah
- Anemia
- Hipertermia
- Kadar gula darah rendah
- Gangguan kecemasan
- Masalah pada telinga bagian dalam (vertigo)
- Vestibular neuritis (infeksi saraf vestibular)
- Penyakit meniere
- Penyakit saraf seperti multiple sclerosis dan parkinson
Pengobatan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dengan perbedaan dampak, dan penyebab yang ditimbulkan kedua penyakit tersebut, tentunya penanganan atau pengobatannya pun akan berbeda.
Jika pengobatan yang diberikan tidak sesuai tentunya kondisi kesehatan kamu tidak akan membaik. Jadi, dengan mengenali berbagai perbedaan dari segi dampak dan penyebabnya, kamu bisa menyampaikan keluhan-keluhanmu pada dokter dengan tepat.
Dalam pengobatannya, pusing akan ditangani sesuai dengan pengobatan kondisi yang menjadi penyebabnya. Hal ini juga berlaku pada sakit kepala sekunder. Diperlukan tes kesehatan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab sakit kepala sekunder yang kamu derita.
Sedangkan sakit kepala primer biasanya dapat disembuhkan tanpa obat jika gejala masih ringan. Namun, ada juga yang perlu disembuhkan dengan menggunakan obat pencegah timbulnya nyeri sakit kepala, seperti beta blocker, antidepresan trisiklik, atau agonis reseptor serotonin. Selain itu, beberapa pengobatan alternatif seperti akupuntur, meditasi, terapi perilaku kognitif juga bisa membantu mengobati sakit kepala.
Advertisement